Kenangan Terindah - Cerpen Cinta

KENANGAN TERINDAH
Karya Mutiara Anggita lestari

Tik..tik..tik, hujan masih mengguyur wilayah tempat tinggalku, hujan benar- benar membuatku mengingat kejadian 2 tahun silam, kejadian di mana aku harus kehilangan sahabatku Kevin, dia sangat setia kawan dan bijaksana, aku sangat menyayanginya bahkan telah menganggapnya seperti kakakku sendiri, namun tangan tuhan telah memisahkan kami, sakit yang di deritanya terus memakan habis tubuhnya hingga ia tak kuat dan meninggalkan seluruh isi dunia fana ini. Namaku sendiri adalah Keyla umurku masih 15 tahun, aku baru saja duduk di kelas 1 SMA beberapa bulan yang lalu. “Kev, pasti elo udah bahagia di sana.. hemmm gue kangen banget sama lo Kev, Miss you sob ”ujarku sembari menitikkan beberapa tetes air mata, tiba-tiba saja mamahku memasukki kamarku dan menemuiku sedang bergelinangan air mata, “Key, kamu kenapa ? nangis?” Tanya mamah heran.
Aku segera menghapus air mataku, “engga ko mah, aku gak apa-apa” jawabku.
“sayang, kamu gak akan bisa berhasil bohongi mamah, mata kamu gak bisa bohong sayang, hayoo kamu kenapa? Pasti kamu inget Kevin, jujur deh sama mamah”

OMG mamah memang hebat, bahkan dia tahu kalau aku merindukan Kevin, aku segera memeluk tubuhnya, karena pelukannya adalah sesuatu yang dapat memberikan kedamaian di dalam hatiku. “mamahh,.. kalau hujan turun, aku gak bisa lepas dari ingatanku sama Kevin” ujarku sambil terus menangisi Kevin.
“keyla sayang.. kalo kamu gini terus, kapan Kevin bisa bahagia di sana? Kamunya aja belum ikhlasin dia di sana, hati Kevin pasti berat banget apalagi kalo liat kamu nangis”
“tapi mah.. aku sendiri gak ngerti, kenapa susahhhh banget buat lupain segalanya padahal udah 2 tahun yang lalu”
“udah dong sayang, kamu sekarang punya farah, yang mamah fikir, dia bisa jadi pengganti Kevin walaupun dia perempuan, ayo dong.. kamu semangat”
“iya juga sih mah, mahh.. besok aku boleh ya nengokin makamnya Kevin, aku mau ngomong sesuatu sama dia”
“yaudah, sama Farah kan kesananya?”. Aku hanya mengangguk mengartikan “iya”, mamahpun keluar dari kamarku dan memerintahkanku untuk tidur karena malam semakin larut, aku mengiyakannya dan mulai memejamkan mataku hingga nanti aku terbangun esok pagi.

Paginya di pemakaman, aku dan Farah mendo’akannya membaca beberapa surat pendek dan memberi bunga di atas gundukan pasir(makam), aku mengelus-elus nisan yang bertuliskan nama Kevin dan ayahnya, tak terasa aku teah menitikkan beberapa air mata yang membuat Farah cemas, “heyyy.. elo tuh ya, jangan nangis terus dong Key,” hiburnya sambil mengusap air mataku. Aku hanya diam dan meneruskan tangisku.
“udah dong Key, inget yah Key, tangisan elo itu gak akan ngembaliin Kevin ke sini, justru tangisan elo itu bikin Kevin gak tenang di sana, Key, gue juga sama kaya lo, gue sayang sama Kevin bahkan gue pacarnya, dulu, tapi liat gue Key, gue berusaha selalu bahagia walaupun bagi gue, ini sangat menyakitkan, ayo dong Key, masa kalah sama gue”. Aku menatap mata Farah dalam-dalam, aku sadar akan ucapannya, Farah memang hebat, bahkan dia mampu tersenyum walau hatinya masih belum dapat menerima takdir, kemudian ku coba untuk tersenyum sedikit dan menghapus segala laraku. Sepulang dari pemakaman, aku dan Farah pergi jalan-jalan ke Mall sekedar refreshing, saat aku sedang meminum segelas ice, tiba-tiba saja seorag cowok menabrakku dari belakang, akibatnya ice ku mengenai pakaianku yang baru saja ku ganti sejak pulang dari pemakaman, aku sangat kesal dengannya, sudah dibuat kesal, bahkan cowok itu tak minta maaf padaku semakin kesal yang ada hatiku, namun Farah menasihatiku untuk tetap tenang dan tidak membuat onar di Mall, “maaf, apa kamu gak bisa minta maaf sama sahabat saya?” ujar Farah pada cowok tersebut.

Cowok itu tertawa kecil (sinis), “gue gak sengaja” ujarnya singkat.
“iyaa, tapi mau sengaja atau engga tetep salah lo, apa susahnya minta maaf ya?” balas Farah sopan.
“oke, maaf” lagi-lagi dia membalas dengan nada jutek

Aku cemberut, rasanya cowok ini gak ikhlas banget minta maaf sama aku. “gak ikhlas banget minta maafnya” gerutuku kecil.
“heh, masih untung gue minta maaf” ucap cowok itu. Sempat aku ingin membalasnya, namun Farah segera menarik lenganku dan mengajakku pulang, sepulang dari Mall, Farah langsung pamit pulang ke rumahnya dan memintaku untuk istirahat karena sudah seharian berjalan-jalan di luar, dari pagi sampai cukup malam.

Senin ini, saat aku sedang di kelas sambil mendengarkan mp3 milikku, tiba-tiba masuk seorang cowok yang tak asing oleh pandanganku, cowok itu menatapku karena memang hanya aku yang ada di kelas, aku coba untuk mengingat wajahnya, oh yeahh dia adalah cowok kemarin lusa yang menabrakku di Mall. Bel telah berbunyi, semua teman sekelasku telah berkumpul, ibu guru meminta Cowok itu maju ke depan dan memperkenalkan dirinya di depan anak lainnya, sumpah aku muak melihat wajahnya yang memang sih keren, tapi apa gunanya keren atau kece kalau sifatnya seperti lusa kemarin.cowok itu memperkenalkan dirinya, dan namanya adalah “Kevin” OMG, mataku langsung melotot, mengapa harus bernama Kevin? Ini pasti akan mempersulit langkahku untuk menjunjung masa depan, dia akan membawaku flashback sama Kevin. Tapi yaudahlah, bukan salahnya kalo dia punya nama Kevin, dia gak tau apa-apa, karena bukan dia yang buat nama itu, tapi tentu orang tuanya. Saat istirahat dan pulang sekolah, dia membuat onar lagi terhadapku, aku sudah sangat muak sampai-sampai timbul perkelahian kecil antara aku dan dia, Farah hanya tertawa melihatku dan Kevin bertengkar, huh bukannya membantu malah mentertawakan, aku bencii Kevin ini, dia itu 100:5 dengan Kevinku, dia adalah Kevin versi Scary hanya dapat membuat orang lain kesal.

Sebulan kemudian, aku juga ga ngerti kenapa tiba-tiba aja Kevin deketin aku dan kami mulai dekat, tapi tetap saja, di balik kedeketan kami, dia masih sempat membuat darahku naik, bahkan aku hampir meledak menghadapinya, benar-benar jahil , dan menyebalkan, aku yakin kalo aku ceritakan kepada Farah dia pasti akan tertawa terbahak-bahak karena memang seperti itulah dia, sok tegar padahal hatinya masih sakit dan belum terobati. Hari ini, pulang sekolah, aku mengajak Farah dan Kevin pergi ke pemakaman Kevin (kakak angkatku) akan aku perkenalkan kedua Kevin di sana. Sesampainya di pemakaman, aku menatap wajah Kevin, dia bengong membaca nisan yang bertuliskan nama Kevin Frayadinata, sama dengan namanya. “kenapa Vin? Bingung?” ujarku.
“iyaaa, gue masih hidup Key, gue belom meninggal” balasnya, Farah hanya tertawa.
“Vin, ini makam sahabat yang udah gue anggap sebagai kakak gue, sekaligus pacarnya Farah, makanya waktu tau kalo nama lo itu Kevin Frayadinata, gue bengong, karena ejaan nama lo berdua itu sama” jelasku.
“ohh-ehh, maaf pasti kehadiran gue, bikin lo inget sama Kevin kaka lo ya?”
“awalnya sih begitu, tapi sekarang gue udah bisa kok, bisaa terbiasa sama elo yang punya nama sama kaya Kevin kesayangan gue”
“maaf kalo boleh tau, sejak kapan dia meninggal?”
“2 tahun yang lalu Vin”
“pasti Kevin baik banget ya, sampe 2 tahunpun elo belum bisa lupain dia, liat aja tuh muka lo, masih nangis kalo cerita tentang dia”
“ha? Gue gak nangis kalii Vin, ada-ada aja lo”

Kevin mengusap air mataku, jantungku terasa kesetrum, aku gatau artinya apa.
“nihh, air mata lo” ujar Kevin sembari memberi bukti padaku.
“heh, kebiasaan lo Key, kuat dong” sambung Farah.
“iya-iya gue gak akan nangis lagi.. karena..” ujarku sambil mengusap air mataku.
“karena apa Key?” Tanya Kevin
“engga kok Vin”. Sepulangnya dari pemakaman, Farah menelponku, aneh sekali dia baru ketemu sudah telpon, apa mungkin ada yang ketinggalan, ku angkat saja telponnya, ternyata Farah menyampaikan bahwa minggu depan dia akan berangkat ke Perth ibukota Australia untuk ngelanjutin sekolahnya, dalam hati kecilku ini, aku benar-benar sedih, kenapa sih aku harus kehilangan seseorang yang penting untuk kedua kalinya? Apa aku gak pantes di sayang ? Farah, kalo kamu pergi, aku sama siapa di sini? Aku pasti kesepian, Kevin kan orangnya nyebelin dan belum tentu dia bisa kaya lo yang selalu ada buat gue, huh.

Seminggu kemudian, aku menarik erat nafasku, aku benar-benar gak sanggup karena mulai besok, Farah akan menghilang, dan di sini, di Bandr udara ini, aku, Farah, dan Kevin masih bisa tertawa bersama, bercanda dan berbagi segalanya, namun Farah harus pergi, aku gak mungkin nahan dia untuk tetep di sini, ini demi sekolahnya pendidikannya, teman macam apa aku kalo aku menghalagi jalannya. “Far, jangan lupain gue ya, jangan lama-lama juga di sana” ujarku dengan mata yang menyimpan banyak air mata.
“iya Key, mana mungkin gue ngelupain lo.. jaga diri lo baik-baik, ga usah nangiss gitu dong, cengeng banget sih, gue kan bakalan balik ke Jakarta” balasnya
“iya, tapi tetep aja rasanya sedihh far, gue nanti sama siapa?”

Farah melirik Kevin, “Vin, jagain Keyla yaa, awas lo, jangan bikin dia kesel” ujar Farah pada Kevin.
“eh, iyaa deh boss siap” balas Kevin dengan suara yang terdengar sangat ikhlas. Aku menatap wajahnya yang keren, mencoba mencari tahu seberapa ikhlas dia menjagaku
“tuh Key, Kevin siap jagain lo kok”, aku tersenyum bahagia, “oh iya Vin, gue harap sih elo bisa jadi Kevin kesayangannya Keyla yahh, lo harus jadi Kevin Frayadinata kesayangan Keyla, okeyy” sambung Farah.
“iya-iya Far, tenang aja, lo hati-hati ya di Perth” balasnya
“oke deh, Key, ko nangis lagi sih?” ujar Farah
“hati-hati yaaa Far” ujarku lalu memeluk Farah dan menangis sekuat mungkin.
“hey,hey, Keyla gue pasti balik ke sini, bareng sama lo lagi, gue gak pergi selamanya kaya Kevin kok, ayo dong Keyla, ini adalah pertemuan kita terakhir kali ini sebelum gue pulang ke sini lagi, jangan jadiin salam perpisahan ini di tandai dengan air mata dong, apapun itu harus S-E-N-Y-UM” ujarnya tersenyum.

Akupun melepas pelukanku, aku memberikan permintaan terakhir Farah, aku tersenyum padanya, dan setelah itu Farah mulai memasuki pesawat dan melambaikan tangannya, setelah pesawatnya terbang, aku tak menyangka, Kevin memelukku, pelukannya hangattt sekali buatku damai. “Key, gak usah sedih, ada gue kok di sini buat lo, gue akan jadi Kevinnya elo Key,” ujarnya penuh senyum.
“Kevin? Lo? Emm,.. iya makasih ya Vin ”. Pelukannya semakin erat akupun tak ingin melepas pelukannya, karena aku damai di peluknya, Kevin, kamu tau gak? Aku sayang sama kamu, sama kaya waktu aku sayang sama Kevin aku yang dulu, yang selalu jadi kenangan terindah buat aku .

PROFIL PENULIS
Mutiara Anggita lestari,
Kelas 3 SMP, di SMPN 1 Sepatan Tangerang
TTL : 19 Februari 1999
Add facebook : https://www.facebook.com/mutiara.anggitalestari
Follow twitter : @tiaraaaayy
Instagram : Mumuttiara

Baca juga Cerpen Cinta yang lainnya.
Share & Like