CINTA ITU TAK SEMANIS LOLLIPOP
Karya Ria Suryaningsih
Prolog
“Hei kenapa nangis?” Tanya seorang bocah laki-laki kelas 5 SD berkulit putih dan berparas ganteng.
“Aku jatuh dari sepeda ini dan kayanya kaki aku terkilir, sakit banget. Hiks” Jawab anak perempuan berambut panjang lurus yang mukanya terlihat polos dan mungil.
“Sini aku bantu, aku gendong kamu sampai rumah kamu ya”
“Emangnya kamu kuat? Badanku kecil kaya gini tapi timbanganku berat loh. Hehehe” Ujar anak perempuan itu tertawa sambil menahan rasa sakitnya.
“Hehehe, enggak apa-apa aku kuat kok, aku kan jagoan” Canda bocah laki-laki itu. “Ya sudah sini kamu aku gendong” Sambungnya sambil menepuk bagian belakang punggungnya.
“Tapi sepeda aku gimana? Nanti hilang kalau disini?”
“Tenang saja kan ada pembantu aku” Jawabnya santai. “Bi, tolong bawakan sepeda dia ya nanti aku yang gendong dia kasihan dia kesakitan” Suruhnya sopan. Pembantunya pun menurut dengan suruhan anak majikannya itu, dan gadis mungil itu akhirnya di-gendong oleh bocah kelas 5 SD itu.
“Disini rumahnya?” Tanya anak laki-laki itu ketika sampai disebuah rumah yang cukup besar sambil menurunkan gadis mungil itu dengan hati-hati.
“Iya ini rumah aku” Jawabnya halus. Makasih iya sudah mau mengantar aku sampai depan rumah. Kamu mau masuk dulu?” Tanya gadis itu sopan.
“Tidak, lain kali saja ya mungil” Godanya. Gadis itu tertunduk malu. Lalu iya memperkenalkan dirinya “Oh iya nama aku Lolita” Katanya kemudian.
“Nama kamu lucu ya kaya permen. Pantas kamu manis hehe” Kata bocah laki-laki itu menggoda.
“Ih itu lollipop tau. Kalau aku manis itu sudah bawaan dari lahir hehe”
“Idih PD wooo” Mereka kemudian tertawa dan saling pandang tak lama mereka langsung tertunduk malu. Bocah laki-laki itu mengeluarkan sesuatu dari saku celananya dan memberikan kepada Lolita. “Ini permen lollipop buat kamu. Biar kamu makin manis hehe”
“Aku jatuh dari sepeda ini dan kayanya kaki aku terkilir, sakit banget. Hiks” Jawab anak perempuan berambut panjang lurus yang mukanya terlihat polos dan mungil.
“Sini aku bantu, aku gendong kamu sampai rumah kamu ya”
“Emangnya kamu kuat? Badanku kecil kaya gini tapi timbanganku berat loh. Hehehe” Ujar anak perempuan itu tertawa sambil menahan rasa sakitnya.
“Hehehe, enggak apa-apa aku kuat kok, aku kan jagoan” Canda bocah laki-laki itu. “Ya sudah sini kamu aku gendong” Sambungnya sambil menepuk bagian belakang punggungnya.
“Tapi sepeda aku gimana? Nanti hilang kalau disini?”
“Tenang saja kan ada pembantu aku” Jawabnya santai. “Bi, tolong bawakan sepeda dia ya nanti aku yang gendong dia kasihan dia kesakitan” Suruhnya sopan. Pembantunya pun menurut dengan suruhan anak majikannya itu, dan gadis mungil itu akhirnya di-gendong oleh bocah kelas 5 SD itu.
“Disini rumahnya?” Tanya anak laki-laki itu ketika sampai disebuah rumah yang cukup besar sambil menurunkan gadis mungil itu dengan hati-hati.
“Iya ini rumah aku” Jawabnya halus. Makasih iya sudah mau mengantar aku sampai depan rumah. Kamu mau masuk dulu?” Tanya gadis itu sopan.
“Tidak, lain kali saja ya mungil” Godanya. Gadis itu tertunduk malu. Lalu iya memperkenalkan dirinya “Oh iya nama aku Lolita” Katanya kemudian.
“Nama kamu lucu ya kaya permen. Pantas kamu manis hehe” Kata bocah laki-laki itu menggoda.
“Ih itu lollipop tau. Kalau aku manis itu sudah bawaan dari lahir hehe”
“Idih PD wooo” Mereka kemudian tertawa dan saling pandang tak lama mereka langsung tertunduk malu. Bocah laki-laki itu mengeluarkan sesuatu dari saku celananya dan memberikan kepada Lolita. “Ini permen lollipop buat kamu. Biar kamu makin manis hehe”
Lagi lagi Lolita tertunduk malu dan mengambil lollipop itu dengan senyuman yang manis “Makasih, oh iya nama kamu si……”
“Mas. Sudah sore sebaiknya kita pulang sekarang. Nanti ibu mas nyariin. Ayo mas.” Ujar pembantunya bocah laki-laki itu. Tanpa basa basi terlebih dahulu kepada Lolita, bocah laki-laki itu langsung pergi bersama pembantunya dan meninggalkan Lolita yang mematung sendiri didepan rumahnya. Lolita mengela nafasnya mukanya terlihat murung dan memandangi anak laki-laki itu yang tampak sudah menghilang di tikungan depan.
Aahhh aku kan belum tahu nama dia, desahnya dalam hati. Lolita berjalan perlahan memasuki rumahnya, namun baru beberapa langkah tangan Lolita dipegang oleh seseorang. Dengan muka yang masih terlihat murung Lolita membalikkan badan dan dia kaget setelah dia melihat yang memegang tangannya. “Kamu?” Ujarnya, mukanya terlihat bergembira setelah ia tahu kalau itu anak laki-laki yang tadi. Anak itu melepaskan tangan Lolita.
“Maaf aku lupa pamit, aku kembali lagi kesini karena ada yang kelupaan”
“Apa?” Tanya Lolita heran.
“Aku lupa bilang kalau..” Ujar anak laki-laki itu namun ucapannya terhenti sejenak, wajahnya tertunduk dan tersenyum manis. Lolita bingung melihat tingkah anak itu. Lalu anak laki-laki itu mendongakkan kepalanya lagi dan tersenyum lalu melanjutkan ucapannya “kalau aku suka sama kamu” bocah laki-laki itu langsung berlari tapi sebelumnya ia sempat melayangkan ciuman kearah pipi Lolita. Lolita tersentak kaget dia tersenyum malu dan memegang pipinya yang baru mendapatkan ciuman hangat dari bocah SD itu. Dia melihat kearah anak itu yang berlari meninggalkannya.
“ Aku pulang dulu ya, besok sore ketemu lagi di taman ya!!” teriak anak laki-laki itu lalu ia menghilang ditengah tikungan depan rumah Lolita.
***
“Ta.. Ta .. Hei Lolita..” teriak Gea sahabat Lolita sejak kecil kini mereka ada di satu SMP yang sama. Lolita kini kelas 3 SMP di sekolah SMP swasta yang cukup favorit. Gea menjentikkan jarinya ke hadapan Lolita yang sedari tadi di kantin hanya melamun.
“Eh iya Ge , kenapa? Ada apa? Udah bel ya?” Tanya Lolita yang seperti orang oon.
“Hmm gini nih otaknya mulai nih dongdong nya , lagi ngelamunin siapa sih? Haa? Daritadi gue ajak ngobrol diam saja” Tanya Gea yang terlihat agak kesal.
“Ah? Enggak kok enggak ngelamunin siapa-siapa?”
“Bohong! Gue tahu pasti elu ngelamunin cowok lollipop itu kan? Iya kan?” Tanya Gea. Lolita hanya terdiam mendengar pertanyaan Gea. Matanya menatap kosong kedepan. Kepalanya hanya menggeleng menjawab pertanyaan Gea.
“Hallah enggak usah bohong deh lit, gini deh ya sekarang elu ngarepin cowok itu yang jelas-jelas elu enggak tahu namanya dia siapa. Ngapain sih masih mikirin cowok kaya gitu ta, udahya sekarang mending moveon deh. Liat tuh disini banyak yang suka sama elu tampang mereka juga gak jelek-jelek sangat kok” Ujar Gea panjang lebar dan berharap sahabatnya itu mendengarkan sarannya.
“Apaan sih Ge, enggak usah lebay gitu deh” Sahutnya singkat.
“Udah gitu doang jawaban elu? Gila ya gue enggak habis fikir sama itu cowok se-kharismatik apa sih itu cowok sampai buat sahabat gue yang satu ini mati gaya gini”
“Sangat kharismatik” jawab Lolita santai. “Lagi-an elu tenang saja sih Ge, nantinya dia juga bakal-an datang lagi buat gue kok. Udah santai saja” Sambungnya sambil menyuput softdrink pesanannya.
“Oh ya?? Memang udah pasti dia akan datang? Belum pasti kan? Ya sudahlah kenapa harus nungguin yang enggak pasti coba padahal disini banyak yang pasti kan ta”
“Ih berisik lu ya. Dia itu cinta pertama gue , yang namanya cinta pertama itu susah buat dilupain Ge”
“Helloo Lolita Ayudewi sejak kapan dia itu jadi cinta pertama. Memang kalian sudah pacaran? Belum kan? Orang baru cinta monyet saja sudah bilang cinta pertama”
“Elu itu kenapa sih Ge? Gak suka banget apa gue mikirin dia? He love me and me love him, and I believe our love is true. Now!! stop negative thinking about him. Okay” Tegas Lolita , lalu ia beranjak pergi meninggalkan gea di kantin. Dia pergi untuk masuk kelas nya.
“Hei Lolita..” Gea berusaha memanggil tetapi percuma Lolita sudah menjauh. “Selalu aja itu alasannya dia. Dasar keras kepala” omelnya.
**
Kenapa sih semuanya tentang dia selalu saja Gea gak suka, emang kenapa sih kalau gue menganggap dia cinta pertama gue? Salah gitu? Enggak kan? Kenyataannya kan kita sama-sama suka. Walaupun itu baru dia yang nyata-in tetep saja intinya dia itu cinta pertama gue. Batin Lolita.
Sore itu sehabis pulang sekolah Lolita menyempatkan untuk bermain di taman dekat rumah nya. Taman dimana dulu ia janjian dengan ‘cinta pertama’ nya itu. Dia duduk dibangku taman dibawah pohon yang rindang. Menyalakan music melalui mp3 nya dengan memakai earphone lalu mendengarkan lagu favoritnya. Dia berdendang kecil mengikuti alunan music.
*TUK* sebuah kaleng minuman mengenai kepala Lolita. Dia pun menjerit “Aaw” sambil melepaskan earphone nya dia menengok kanan kiri. Banyak orang, pikirnya.
“Siapa sih nih yang ngelempar kaleng minuman gini. Enggak punya mata deh ini orang pastinya” Omelnya sendiri.
“Emm sorry itu gue yang nendang kaleng itu, maaf banget ya gak sengaja” Tiba-tiba suara cowok agak berat datang menghampiri Lolita. Lolita yang mendengar ucapan itu langsung berdiri siap mencaci maki orang tersebut. Namun kenyataannya berlainan, setelah menoleh kearah cowok itu. Lolita langsung terdiam menatap cowok ini. Kulitnya putih, mukanya ganteng, style-nya keren.
Perfect, tapi kayanya mukanya dia gak asing deh buat gue. Tapi siapa ya? Batin Lolita yang terpesona melihat cowok itu.
“Hei..” Ujar cowok itu membuyarkan lamunan Lolita. Lolita langsung sadar lalu bersikap sedikit salting tapi untungnya dia langsung bersikap cool kembali.
“Ini elu yang ngelempar?” Tanya nya sok cool sambil menunjukan kaleng minuman.
“Iya, maaf banget ya aku enggak sengaja” katanya lembut sambil tersenyum sangat manis sekali ke Lolita. Lolita yang disenyum-i begitu langsung tertunduk malu. Nyalinya memang ciut kalau sudah diberikan senyuman manis seperti cowok itu. “Eh kamu Lolita kan ya?” Kata cowok itu tiba-tiba yang seperti mengenali Lolita.
Lolita langsung mendongak lagi dan menjawab “Iya” lalu memperhatikan kembali cowok itu baik-baik. Dia memang seperti mengenali cowok ini tampangnya enggak asing lagi buat dia.
“masih inget aku?”
Lolita berfikir sebentar. Cowok lollipop? Apa iya dia cowok lollipop gue? Pikirnya dalam hati. “kamu cowok yang waktu itu nolong aku?” akhirnya pertanyaan itu keluar juga dari mulut Lolita.
“kamu beneran masih mengenali aku ya?
“iya” Lolita mengangguk. Mereka berdua duduk bersampingan dibangku taman tadi. Mereka terdiam sebentar. Wajah mereka sama-sama tertunduk. Tak lama cowok itu angkat bicara.
“nama aku Bagas” cowok itu memberikan tangannya untuk dapat berkenalan secara langsung kepada Lolita, ia pun menyambut nya dengan sopan. ”maaf waktu itu aku belum sempat member tahu nama aku ke kamu, habis waktu itu aku gugup dekat sama kamu terus. Maaf juga aku waktu itu enggak menepati janji aku untuk ketemu kamu di taman lagi. Bukannya aku mau memberikan harapan palsu ke kamu, tapi karena hari itu aku mendadak harus ke Singapure karena keadaan aku yang enggak memungkinkan” sambungnya panjang lebar.
“ke Singapure? Memangnya kamu kenapa?” Tanya Lolita serius.
“oh enggak bukan problem yang serius kok, udah lupakan saja. Btw, sekarang pacar kamu siapa?”
“enggak ada.”
“masa sih? Cewek se-cantik kamu enggak punya pacar? Kalau bohong nanti gak manis lagi loh hehe”
“hehe enggak bohong kok. Aku kan setia sama kamu” Lolita tertawa kecil.
“hehe, hm masih inget sama ucapan aku yang dulu enggak? Yang aku bilang aku suka sama kamu? Kamu tahu enggak perasaan itu sampai saat ini enggak pernah berubah, aku masih suka sama kamu. Aku sayang sama kamu” Ujar Bagas serius menatap mata Lolita. Lolita membalas tatapan Bagas.
“benar kah?” Tanya Lolita meyakinkan.
“iya, selama di singapure aku enggak henti-hentinya memikirkan kamu, aku sayang sama kamu. Kamu itu cinta pertama aku loli”
“aku juga, aku enggak peduli sahabat aku mau berfikiran apa tentang kamu. Yang aku tahu aku sayang sama kamu, dan aku yakin aku bisa bertemu kamu lagi dan nyatanya sekarang aku dipertemukan lagi sama kamu. Jodoh itu memang sulit untuk di pisahkan” Lolita tersenyum manis.
“makasih kamu sudah mau menunggu aku, sekarang kita benar-benar sudah punya status yang jelas kan?” Tanya Bagas. Lolita mengangguk kemudian tersenyum. Bagas memeluk erat Lolita yang kini sudah resmi menjadi cinta pertamanya begitupula dengan Lolita lalu Bagas mencium kening lolita. Lolita seperti mimpi bisa bertemu lagi dengan cinta pertamanya. Bagas. Terimakasih Tuhan desisnya dalam hati.
**
Dua bulan berlalu sudah. Awalnya kisah cinta Bagas dan Lolita aman-aman saja. Tapi kini cinta mereka kembali teruji. Malam itu Lolita mendapat telepon dari tante Erika yang tidak lain adalah mama dari Bagas. Dia kaget mendapat kabar yang sangat buruk dari tante Erika. Lolita segera bergegas dan pergi ke rumah sakit tempat dimana bagas kini berada. Sesampainya disana tante Erika menjelaskan semua masalah yang menimpa bagas. Lolita kaget dia menangis sejadi-jadinya dipelukan tante Erika.
“ja.. jadi selama ini bagas punya penyakit separah itu tan? Hikshiks. Kenapa selama ini Bagas enggak pernah cerita sama Lolita?” ucap Lolita yang tak kuat menahan air matanya.
“bagas itu sayang sama kamu nak, dia gak mau melihat kamu menangis karena penyakit yang di deritanya. Kita harus yakin bagas bisa melewati operasi ini dengan kuat, sabar ya sayang” ujar tante Erika yang mencoba tabah dihadapan Lolita. Terlihat ada om Roy, papa bagas yang berada di depan ruang operasi berjalan mondar-mandir cemas. Lolita duduk disamping tante Erika. Tuhan kenapa harus bagas? Kenapa harus cinta kami yang kau uji? Selamatkan dia Tuhan. Doa Lolita dalam hati airmata mengalir dipipinya.
5 Jam kemudian dokter keluar dari ruang operasi om roy, tante Erika , Lolita langsung menyergap. “Dokter bagaimana dengan anak saya?” Tanya om Roy suaranya getir. Dokter terdiam mereka menunggu semoga hasilnya tidak seburuk fikiran mereka. Dokter lalu menggelengkan kepalanya lalu tertunduk lemas.
“maafkan saya. Kami sudah berusaha sekuat mungkin tapi maaf Tuhan berkehendak lain. Anak kalian tidak terselamatkan. Tumor di otaknya sudah menjalar ke seluruh tubuhnya. Maafkan kami. Saya harap kalian tabah menerima ini” Dokter pergi meninggalkan mereka bertiga setelah menyampaikan kabar yang tak diharapkan.
“Bagaaaaaaaaaaaasssss” teriak Lolita. Semua menangis, tangisan mereka memenuhi lorong rumah sakit tempat ruang operasi tersebut.
**
“Lolita..” panggil tante Erika menyentuh bahu Lolita. Iya Lolita masih tetap di samping makam Bagas dan masih menangis. Lolita menghapus airmatanya dan berusaha bangkit menghampiri tante Erika. Dia tersenyum melihat tante Erika.
Tante Erika berusaha untuk tersenyum juga. “tante harap kamu tegar menghadapi ini, kalau kamu terus menerus menangis tante yakin Bagas tidak akan senang di alam sana” katanya lalu memeluk Lolita. “ini ada sesuatu titipan terakhir dari Bagas” sambungnya sambil melepaskan pelukannya lalu memberikan kepada Lolita bingkisan kecil berwarna pink lengkap dengan pita yang cantik. Lolita menerimanya lalu ia tersenyum kemudian tante Erika pamit untuk pulang. Lolita memandang bingkisan cantik itu tak terasa airmata menetes di pipinya.
Gea datang menghampiri Lolita “ta, yang sabar ya elu harus kuat” memeluk sahabatnya itu.
“gue gak kuat Ge kenapa sih Tuhan itu gak adil. Dia mempertemukan gue lagi sama Bagas tapi Dia juga yang memisahkan gue sama Bagas” tangis Lolita makin kencang.
“psst, elu enggak boleh ngomong gitu Tuhan itu maha adil. Buktinya dia masih memberi elu kesempatan untuk bertemu sama Bagas. Yasudah sekarang kita pulang ya” bujuk Gea. Lolita menurut ucapan Gea. Mereka pulang kerumah Lolita. Sesampainya di rumah Lolita mencoba untuk membuka bingkisan itu didalamnya terdapat surat dan lollipop. Dengan ditemani Gea, Lolita membaca surat itu.
“Aaaaaaaarrggghhhh Bagaaaaaass “ lolita menjerit menangis kencang. Gea memeluk erat sahabatnya itu. Lolita kembali melihat lollipop pemberian Bagas. Cinta kita enggak semanis lollipop ini gas, I still loving u too, ujar Lolita dalam hati. Dia kembali menangis di pelukan sahabatnya, Gea.
-END-
“Mas. Sudah sore sebaiknya kita pulang sekarang. Nanti ibu mas nyariin. Ayo mas.” Ujar pembantunya bocah laki-laki itu. Tanpa basa basi terlebih dahulu kepada Lolita, bocah laki-laki itu langsung pergi bersama pembantunya dan meninggalkan Lolita yang mematung sendiri didepan rumahnya. Lolita mengela nafasnya mukanya terlihat murung dan memandangi anak laki-laki itu yang tampak sudah menghilang di tikungan depan.
Aahhh aku kan belum tahu nama dia, desahnya dalam hati. Lolita berjalan perlahan memasuki rumahnya, namun baru beberapa langkah tangan Lolita dipegang oleh seseorang. Dengan muka yang masih terlihat murung Lolita membalikkan badan dan dia kaget setelah dia melihat yang memegang tangannya. “Kamu?” Ujarnya, mukanya terlihat bergembira setelah ia tahu kalau itu anak laki-laki yang tadi. Anak itu melepaskan tangan Lolita.
“Maaf aku lupa pamit, aku kembali lagi kesini karena ada yang kelupaan”
“Apa?” Tanya Lolita heran.
“Aku lupa bilang kalau..” Ujar anak laki-laki itu namun ucapannya terhenti sejenak, wajahnya tertunduk dan tersenyum manis. Lolita bingung melihat tingkah anak itu. Lalu anak laki-laki itu mendongakkan kepalanya lagi dan tersenyum lalu melanjutkan ucapannya “kalau aku suka sama kamu” bocah laki-laki itu langsung berlari tapi sebelumnya ia sempat melayangkan ciuman kearah pipi Lolita. Lolita tersentak kaget dia tersenyum malu dan memegang pipinya yang baru mendapatkan ciuman hangat dari bocah SD itu. Dia melihat kearah anak itu yang berlari meninggalkannya.
“ Aku pulang dulu ya, besok sore ketemu lagi di taman ya!!” teriak anak laki-laki itu lalu ia menghilang ditengah tikungan depan rumah Lolita.
***
“Ta.. Ta .. Hei Lolita..” teriak Gea sahabat Lolita sejak kecil kini mereka ada di satu SMP yang sama. Lolita kini kelas 3 SMP di sekolah SMP swasta yang cukup favorit. Gea menjentikkan jarinya ke hadapan Lolita yang sedari tadi di kantin hanya melamun.
“Eh iya Ge , kenapa? Ada apa? Udah bel ya?” Tanya Lolita yang seperti orang oon.
“Hmm gini nih otaknya mulai nih dongdong nya , lagi ngelamunin siapa sih? Haa? Daritadi gue ajak ngobrol diam saja” Tanya Gea yang terlihat agak kesal.
“Ah? Enggak kok enggak ngelamunin siapa-siapa?”
“Bohong! Gue tahu pasti elu ngelamunin cowok lollipop itu kan? Iya kan?” Tanya Gea. Lolita hanya terdiam mendengar pertanyaan Gea. Matanya menatap kosong kedepan. Kepalanya hanya menggeleng menjawab pertanyaan Gea.
“Hallah enggak usah bohong deh lit, gini deh ya sekarang elu ngarepin cowok itu yang jelas-jelas elu enggak tahu namanya dia siapa. Ngapain sih masih mikirin cowok kaya gitu ta, udahya sekarang mending moveon deh. Liat tuh disini banyak yang suka sama elu tampang mereka juga gak jelek-jelek sangat kok” Ujar Gea panjang lebar dan berharap sahabatnya itu mendengarkan sarannya.
“Apaan sih Ge, enggak usah lebay gitu deh” Sahutnya singkat.
“Udah gitu doang jawaban elu? Gila ya gue enggak habis fikir sama itu cowok se-kharismatik apa sih itu cowok sampai buat sahabat gue yang satu ini mati gaya gini”
“Sangat kharismatik” jawab Lolita santai. “Lagi-an elu tenang saja sih Ge, nantinya dia juga bakal-an datang lagi buat gue kok. Udah santai saja” Sambungnya sambil menyuput softdrink pesanannya.
“Oh ya?? Memang udah pasti dia akan datang? Belum pasti kan? Ya sudahlah kenapa harus nungguin yang enggak pasti coba padahal disini banyak yang pasti kan ta”
“Ih berisik lu ya. Dia itu cinta pertama gue , yang namanya cinta pertama itu susah buat dilupain Ge”
“Helloo Lolita Ayudewi sejak kapan dia itu jadi cinta pertama. Memang kalian sudah pacaran? Belum kan? Orang baru cinta monyet saja sudah bilang cinta pertama”
“Elu itu kenapa sih Ge? Gak suka banget apa gue mikirin dia? He love me and me love him, and I believe our love is true. Now!! stop negative thinking about him. Okay” Tegas Lolita , lalu ia beranjak pergi meninggalkan gea di kantin. Dia pergi untuk masuk kelas nya.
“Hei Lolita..” Gea berusaha memanggil tetapi percuma Lolita sudah menjauh. “Selalu aja itu alasannya dia. Dasar keras kepala” omelnya.
**
Kenapa sih semuanya tentang dia selalu saja Gea gak suka, emang kenapa sih kalau gue menganggap dia cinta pertama gue? Salah gitu? Enggak kan? Kenyataannya kan kita sama-sama suka. Walaupun itu baru dia yang nyata-in tetep saja intinya dia itu cinta pertama gue. Batin Lolita.
Sore itu sehabis pulang sekolah Lolita menyempatkan untuk bermain di taman dekat rumah nya. Taman dimana dulu ia janjian dengan ‘cinta pertama’ nya itu. Dia duduk dibangku taman dibawah pohon yang rindang. Menyalakan music melalui mp3 nya dengan memakai earphone lalu mendengarkan lagu favoritnya. Dia berdendang kecil mengikuti alunan music.
*TUK* sebuah kaleng minuman mengenai kepala Lolita. Dia pun menjerit “Aaw” sambil melepaskan earphone nya dia menengok kanan kiri. Banyak orang, pikirnya.
“Siapa sih nih yang ngelempar kaleng minuman gini. Enggak punya mata deh ini orang pastinya” Omelnya sendiri.
“Emm sorry itu gue yang nendang kaleng itu, maaf banget ya gak sengaja” Tiba-tiba suara cowok agak berat datang menghampiri Lolita. Lolita yang mendengar ucapan itu langsung berdiri siap mencaci maki orang tersebut. Namun kenyataannya berlainan, setelah menoleh kearah cowok itu. Lolita langsung terdiam menatap cowok ini. Kulitnya putih, mukanya ganteng, style-nya keren.
Perfect, tapi kayanya mukanya dia gak asing deh buat gue. Tapi siapa ya? Batin Lolita yang terpesona melihat cowok itu.
“Hei..” Ujar cowok itu membuyarkan lamunan Lolita. Lolita langsung sadar lalu bersikap sedikit salting tapi untungnya dia langsung bersikap cool kembali.
“Ini elu yang ngelempar?” Tanya nya sok cool sambil menunjukan kaleng minuman.
“Iya, maaf banget ya aku enggak sengaja” katanya lembut sambil tersenyum sangat manis sekali ke Lolita. Lolita yang disenyum-i begitu langsung tertunduk malu. Nyalinya memang ciut kalau sudah diberikan senyuman manis seperti cowok itu. “Eh kamu Lolita kan ya?” Kata cowok itu tiba-tiba yang seperti mengenali Lolita.
Lolita langsung mendongak lagi dan menjawab “Iya” lalu memperhatikan kembali cowok itu baik-baik. Dia memang seperti mengenali cowok ini tampangnya enggak asing lagi buat dia.
“masih inget aku?”
Lolita berfikir sebentar. Cowok lollipop? Apa iya dia cowok lollipop gue? Pikirnya dalam hati. “kamu cowok yang waktu itu nolong aku?” akhirnya pertanyaan itu keluar juga dari mulut Lolita.
“kamu beneran masih mengenali aku ya?
“iya” Lolita mengangguk. Mereka berdua duduk bersampingan dibangku taman tadi. Mereka terdiam sebentar. Wajah mereka sama-sama tertunduk. Tak lama cowok itu angkat bicara.
“nama aku Bagas” cowok itu memberikan tangannya untuk dapat berkenalan secara langsung kepada Lolita, ia pun menyambut nya dengan sopan. ”maaf waktu itu aku belum sempat member tahu nama aku ke kamu, habis waktu itu aku gugup dekat sama kamu terus. Maaf juga aku waktu itu enggak menepati janji aku untuk ketemu kamu di taman lagi. Bukannya aku mau memberikan harapan palsu ke kamu, tapi karena hari itu aku mendadak harus ke Singapure karena keadaan aku yang enggak memungkinkan” sambungnya panjang lebar.
“ke Singapure? Memangnya kamu kenapa?” Tanya Lolita serius.
“oh enggak bukan problem yang serius kok, udah lupakan saja. Btw, sekarang pacar kamu siapa?”
“enggak ada.”
“masa sih? Cewek se-cantik kamu enggak punya pacar? Kalau bohong nanti gak manis lagi loh hehe”
“hehe enggak bohong kok. Aku kan setia sama kamu” Lolita tertawa kecil.
“hehe, hm masih inget sama ucapan aku yang dulu enggak? Yang aku bilang aku suka sama kamu? Kamu tahu enggak perasaan itu sampai saat ini enggak pernah berubah, aku masih suka sama kamu. Aku sayang sama kamu” Ujar Bagas serius menatap mata Lolita. Lolita membalas tatapan Bagas.
“benar kah?” Tanya Lolita meyakinkan.
“iya, selama di singapure aku enggak henti-hentinya memikirkan kamu, aku sayang sama kamu. Kamu itu cinta pertama aku loli”
“aku juga, aku enggak peduli sahabat aku mau berfikiran apa tentang kamu. Yang aku tahu aku sayang sama kamu, dan aku yakin aku bisa bertemu kamu lagi dan nyatanya sekarang aku dipertemukan lagi sama kamu. Jodoh itu memang sulit untuk di pisahkan” Lolita tersenyum manis.
“makasih kamu sudah mau menunggu aku, sekarang kita benar-benar sudah punya status yang jelas kan?” Tanya Bagas. Lolita mengangguk kemudian tersenyum. Bagas memeluk erat Lolita yang kini sudah resmi menjadi cinta pertamanya begitupula dengan Lolita lalu Bagas mencium kening lolita. Lolita seperti mimpi bisa bertemu lagi dengan cinta pertamanya. Bagas. Terimakasih Tuhan desisnya dalam hati.
**
Dua bulan berlalu sudah. Awalnya kisah cinta Bagas dan Lolita aman-aman saja. Tapi kini cinta mereka kembali teruji. Malam itu Lolita mendapat telepon dari tante Erika yang tidak lain adalah mama dari Bagas. Dia kaget mendapat kabar yang sangat buruk dari tante Erika. Lolita segera bergegas dan pergi ke rumah sakit tempat dimana bagas kini berada. Sesampainya disana tante Erika menjelaskan semua masalah yang menimpa bagas. Lolita kaget dia menangis sejadi-jadinya dipelukan tante Erika.
“ja.. jadi selama ini bagas punya penyakit separah itu tan? Hikshiks. Kenapa selama ini Bagas enggak pernah cerita sama Lolita?” ucap Lolita yang tak kuat menahan air matanya.
“bagas itu sayang sama kamu nak, dia gak mau melihat kamu menangis karena penyakit yang di deritanya. Kita harus yakin bagas bisa melewati operasi ini dengan kuat, sabar ya sayang” ujar tante Erika yang mencoba tabah dihadapan Lolita. Terlihat ada om Roy, papa bagas yang berada di depan ruang operasi berjalan mondar-mandir cemas. Lolita duduk disamping tante Erika. Tuhan kenapa harus bagas? Kenapa harus cinta kami yang kau uji? Selamatkan dia Tuhan. Doa Lolita dalam hati airmata mengalir dipipinya.
5 Jam kemudian dokter keluar dari ruang operasi om roy, tante Erika , Lolita langsung menyergap. “Dokter bagaimana dengan anak saya?” Tanya om Roy suaranya getir. Dokter terdiam mereka menunggu semoga hasilnya tidak seburuk fikiran mereka. Dokter lalu menggelengkan kepalanya lalu tertunduk lemas.
“maafkan saya. Kami sudah berusaha sekuat mungkin tapi maaf Tuhan berkehendak lain. Anak kalian tidak terselamatkan. Tumor di otaknya sudah menjalar ke seluruh tubuhnya. Maafkan kami. Saya harap kalian tabah menerima ini” Dokter pergi meninggalkan mereka bertiga setelah menyampaikan kabar yang tak diharapkan.
“Bagaaaaaaaaaaaasssss” teriak Lolita. Semua menangis, tangisan mereka memenuhi lorong rumah sakit tempat ruang operasi tersebut.
**
“Lolita..” panggil tante Erika menyentuh bahu Lolita. Iya Lolita masih tetap di samping makam Bagas dan masih menangis. Lolita menghapus airmatanya dan berusaha bangkit menghampiri tante Erika. Dia tersenyum melihat tante Erika.
Tante Erika berusaha untuk tersenyum juga. “tante harap kamu tegar menghadapi ini, kalau kamu terus menerus menangis tante yakin Bagas tidak akan senang di alam sana” katanya lalu memeluk Lolita. “ini ada sesuatu titipan terakhir dari Bagas” sambungnya sambil melepaskan pelukannya lalu memberikan kepada Lolita bingkisan kecil berwarna pink lengkap dengan pita yang cantik. Lolita menerimanya lalu ia tersenyum kemudian tante Erika pamit untuk pulang. Lolita memandang bingkisan cantik itu tak terasa airmata menetes di pipinya.
Gea datang menghampiri Lolita “ta, yang sabar ya elu harus kuat” memeluk sahabatnya itu.
“gue gak kuat Ge kenapa sih Tuhan itu gak adil. Dia mempertemukan gue lagi sama Bagas tapi Dia juga yang memisahkan gue sama Bagas” tangis Lolita makin kencang.
“psst, elu enggak boleh ngomong gitu Tuhan itu maha adil. Buktinya dia masih memberi elu kesempatan untuk bertemu sama Bagas. Yasudah sekarang kita pulang ya” bujuk Gea. Lolita menurut ucapan Gea. Mereka pulang kerumah Lolita. Sesampainya di rumah Lolita mencoba untuk membuka bingkisan itu didalamnya terdapat surat dan lollipop. Dengan ditemani Gea, Lolita membaca surat itu.
“Aaaaaaaarrggghhhh Bagaaaaaass “ lolita menjerit menangis kencang. Gea memeluk erat sahabatnya itu. Lolita kembali melihat lollipop pemberian Bagas. Cinta kita enggak semanis lollipop ini gas, I still loving u too, ujar Lolita dalam hati. Dia kembali menangis di pelukan sahabatnya, Gea.
-END-
PROFIL PENULIS
Halo nama gue Ria Suryaningsih ..
Gue ......... ah sudahlah lengkapnya liat aja info-info tentang gue disini :
Add Facebook : www.facebook.com/riachuya atau di
Follow Twitter : www.twitter.com/riiaaaa_
Makasih ;)
Gue ......... ah sudahlah lengkapnya liat aja info-info tentang gue disini :
Add Facebook : www.facebook.com/riachuya atau di
Follow Twitter : www.twitter.com/riiaaaa_
Makasih ;)