Cerpen Remaja - Surat Untuk Adikku Tersayang

SURAT UNTUK ADIKKU TERSAYANG
Karya Virlia Fadilah

Aku yang kadang bersikap seperti anak-anak
Aku yang selalu berusaha tersenyum
Dan aku yang terkadang terlihat tegar

Taukah kamu semuanya kulakukan untuk menutupi betapa RAPUH nya aku

Ini kisah hidupku

~VIRLIA P.O.V~
Pagi itu langit masih mendung ya memang dari semalam hujan sangat lebat, entahlah akhir-akhir ini cuaca sangat tak menentu kadang panas kadang hujan, mungkin karena global warming.

Ku buka jendela kamarku lebar-lebar “udara yang segar” gumamku dalam hati.

Ku langkah kan kaki menyusuri kamar mandi. Setelah selesai aku segera memakai seragam SMPku.
“oke cukup” ucapku seraya menatap diriku di cermin.

Dengan segera ku turun kebawah untuk makan pagi bersama kedua orang tuaku dan… kakaku yang menyebalkan. Entahlah aku VIRLIA FADILAH (VIRLI) memang membenci dia, aku malu mempunyai kakak yang buta seperti dia.

Ya kakaku CAKKA NURAGA dia buta semenjak kecelakaan yang menimpa dirinya dengan kekasihnya,

namun kekasihnya meninggal akibat kecelakaan itu.

Kau tau? Aku sebal dengan kak Cakka mama dan papa selalu memanjakannya aku seperti bodyguardnya kemana dia pergi keluar aku harus ikut menuntun dan membantunya.

Mama dan papa selalu membelanya apapun yang dia inginkan pasti dituruti.

Huh sebelllll
“pagi mah , pah , kak” ucapku sambil duduk dibangku
“pagi sayang” ucap mama dan papa bersamaan
“pagi Virli, kakak siapin rotinya yah” ucap kak cakka
“gak usah! virli bisa sendiri kak”ucapku ketus
“vir, gak boleh gitu ah sama kakak sendiri” ucap mama
“yayaya..terus aja belain kak cakka, udah ah virli berangkat aja. Assalamualaikum” ucapku
“waalaikumsalam” kata mama, papa, dan kak cakka

~CAKKA P.O.V~
Setelah papa dan Virli berangkat aku duduk di ruang keluarga sambil berbincang-bincang dengan mama.
“sabar yah sayang,virli mungkin shock dengan keadaan ini, seiring waktu dia pasti akan mengerti apalagi dia sudah besar” ucap mama menenangkan ku
“ah tidak apa-apa kok mah aku mengerti mungkin virli masih malu mempunyai kakak yang buta, tapi cakka percaya suatu saat dia pasti akan menerima cakka. Kami akan seperti dulu lagi mah kakak adik yang kompak dan saling sayang” ucapku sambil tersenyum.

Ku tau mama pasti menangis, memang semenjak kejadian aku buta dan berubahnya sifat virli padaku mama sering menangis entahlah apa yang dia tangisi.

Aku kasian sangat kasian, jujur saja aku lelah, aku terlalu merepotkan orang lain hidup di dunia ini, mama, papa,dan virli. Ya aku yakin virli memang malu mempunyai kakak sepertiku yang buta. Ah vir, andai saja kamu tau kakak sangat merindukan masa kanak-kanak kita.

Aku memang sangat merindukan adik perempuanku satu-satunya.
”maafkan kakak vir, kakak Cuma bisa buat kamu malu didepan teman-temanmu” batinku
“cakka kamu memang kakak yang pengertian” ucap mama menangis memelukku
“ah sudahlah mah jangan menangis seperti disinteron tau, lebih baik mama anterin cakka yuk ke makam zevana, cakka kangen mah sama zevana” ucapku
“baiklah, sebentar mama ganti baju dulu” ucap mama

Aku hanya menganggukan kepala saja.

zevana ya aku juga sangat merindukan dia. Aaaaaaarrrrrrgggghhhh aku memang membenci diriku sendiri, andai saja waktu itu aku tidak memacu mobilku terlalu kencang semua tidak akan begini zevana tidak meninggal, Aku tidak buta, dan tentu saja hubunganku dengan virli tidak akan seperti ini.

@SMP NEGERI 4 BANDUNG
Virli melangkahkan kakinya menuju kelas barunya kelas 9-H.

Lalu dia duduk disamping sahabatnya agni. Namun agni bingung apa yang terjadi dengan sahabatnya itu baru masuk tapi muka udah lecek gitu
“kamu kenapa vir? Ada masalah? Pagi-pagi kok udah cemberut” ucap agni
“ah gak apa apa ag, cuma ada sedikit masalah tadi dirumah” ucapku menutupi semua yang terjadi
“hmm baiklah mungkin kamu masih enggan untuk bercerita. Mau kekantin vir? Tadi pagi aku gak sempat sarapan”

Tanya agni.
“gak ag, aku disini saja tadi pagi aku sudah sarapan roti, maaf ya agni” ucapku sambil tersenyum pada agni.
“ok! aku kekantin dulu ya vir” ucap agni lalu meninggalkan kelas.

Kulihat seorang cowok manis cool dan tinggi telah menunggu agni diluar kelas. Dia adalah ray, kekasihnya .

Aku iri melihat kebersamaan mereka. Mereka sangat cocok. Andai aku bisa seperti mereka.
“ah apasih pagi-pagi udah mikirin yang macem-macem” batinku

Drrrtdrrrttdrrt….
Hpku bergetar kulihat nama diponsel layar hpku , oh ternyata mama

Form : Mama
Sayang nanti pulang kamu makan minta sama bi surti yah sayang , mama lagi nganterin kakakmu ke makam zevana, trus habis itu nganterin jalan. See you baby {}

To : Mama
Iyaaa mah -__- I know
Mama selalu saja mengantarkan kemana saja kak cakka pergi, sedangkan aku? Aku hanya minta diantarkan ke toko buku untuk membeli novel favoritku saja mama gak mau. Aaaarrrrggghhh aku benci kak cakka.

bel tanda masuk berbunyi membuyarkan semua lamunanku. Semua anak telah duduk dibangku masing-masing.

SKIP

Bel panjang berbunyi tanda bahwa hari ini kegiatan belajar selesai.
“aku duluan ya Vir, ray udah nunggu, kamu gk apa apa vir pulang sendiri?” Tanya agni.
“iya kamu duuan aja aku nanti naik angkot kok” ucapku pada agni.
"ok! , hati-hati ya vir ” ucap agni lalu meninggalkanku sendiri.
aku hanya bisa tersenyum saat melihat dia berlalu bersama kekasihnya itu.

Aku berjalan keluar meninggalkan sekolah .
“oke vir sekarang lo harus naik angkot karena pak sarmi sedang nganterin mama dan kakak lo itu” batinku kesa.

Aku duduk dihalte sambil menunggu bis, tiba-tiba suara klakson motor mengagetkanku
“kak alvin?”ucapku kaget
“belom pulang vir?mau bareng?” tawar kak alvin.
“gak usah kak, aku gak mau merepotkan kakak” ucapku sambil tersenyum padanya
“gak lah vir, ayuk naik, kamu gak mau kan harus nunggu setengah jam demi mendapatkan bis yang penuh sesak?” Tanya kak alvin.
“kakak, bisa saja, baiklah” akupun naik kemotor kak alvin.

Hening.diam.tak ada suara, kau tau aku memang deg-degan bisa diboncengi dengan kak alvin, orang popular disekolah jago basket, futsal, pinter, baik, ketua osis pula hmmm perfectlah.

Oh Tuhan andai saja aku bisa bersamanya. Hingga akhirnya kak alvin membuka suaranya dan memecah keheningan sekaligus lamunanku.
“mau ketaman dulu gak vir?” Tanya kak alvin.
“ok kak, aku juga sumpek dirumah penat banget” ucapku medengus kesal
“kenapa?nanti kamu harus cerita di taman ya? hehehe” ucap kak alvin cengengesan
“iiiih kak alvin maksa haha, iyaiya liat nanti aja” ucapku

@TAMAN
“duduk sini vir” ucap kak alvin sambil menyuruhku duduk disebuah bangku didepan danau.
“ah kak indah sekali disini, udaranya segar” ucapku
“sekarang kamu ceritakan apa masalahmu, tenanglah aku gak ember kok” ucap kak alvin.

Aku mulai menceritakan tentang kejadian kak cakka kecelakaan hingga akhirnya dia buta, dan menceritakan tentang sikap mama dan papa yang pilih kasih.
“dasar anak kecil” ucap kak alvin sambil mengacak-acak rambutku
“ih kok malah gitu sihh!?” ucapku cemberut
“orangtuamu bukan pilih kasih mereka hanya memberi perhatian yang sedikit lebih pada kakakmu, kamu tau kan dia buta bedalah dengan kamu yang normal, dia lebih butuh perhatian. Mestinya kamu juga melakukan itu pada kakakmu.

Toh dia juga sangat perhatian sama kamu kan? Udahlah vir bersikap dewasa, kakak yakin kakakmu sebenarnya sedih dengan sikapmu” ucap alvin panjang lebar
“iya kak makasih atas nasehatnya, pulang yuk udah sore” ajakku.

Kak alvin pun mengantarkanku sampai depan gerbang kebetulan kami sekompleks dan beda 1 blok,

kami sering bertemu hanya saja tak pernah sedekat ini paling hanya menyapa.

Kumasuki rumah yang aku anggap membuat penat.
“assalamualaikum. virli pulang” ucapku
“kamu udah pulang vir? Yaudah ganti baju sana kakak siapin makan ya. Mama tadi harus ke jakarta ada client yang harus ditangani” ucap kak cakka yang ternyata menyambutku.

Ternyata mereka sudah lebih dahulu pulang. Dia tersenyum denganku.
“kak aku sangat merindukan kakak, tapi maaf aku belum bisa menerima keadaan kakak yang seperti ini” batinku.
“gak usah virli bisa sendiri” ucapku ketus lalu menaiki tangga dan masuk kekamar.

Entahlah nasihat yang tadi kak alvin berikan tak aku dengarkan.
‘maaf vir, maaf atas sikap kakak, kakak salah ya sama kamu?’ batin cakka menangis.

Aku melihat sebuah bungkusan kecil dibungkus kertas kado doraemon. didepannya tertulis “teruntuk virli tersayang, semoga kamu suka yah.

From : seseorang yg sangat menyayangimu” Apa ini? Siapa yang menaruhnya disini? kubuka perlahan bungkus kecil itu, ternyata isinya, hah?Novel favoritku semua? Siapa yang memberikannya?.

“kak ini bungkus kado dari siapa? Teriakku dari atas.
“ gaktau vir, tadi kakak nemu didepan pintu” ucap cakka teriak dari bawah.
Ah sudahlah aku tak terlalu memikirkan siapa pengirimnya, yang penting aku sudah bisa memiliki itu semua. Tunggu ! Oh Tidak tiba-tiba perutku sakit lagi, sangat sakit. Oh Tuhan kenapa ini, kenapa ini sering terjadi, tapi kali ini aku tak sanggup berdiri badanku lemas dan tiba-tiba semua gelap.

@RUMAH SAKIT
Setelah mama dan papa melihat virli pingsan di kamar, kami semua segera membawanya ke rumah sakit.
‘virli tahukan kamu, kakak sangat mengakhawatirkanmu, kakak harap kamu baik-baik saja sungguh kakak tak ingin kehilangan orang yang kakak sayang untuk kedua kalinya’ batin cakka

Setelah hampir setengah jam virli diperiksa diruang ICU dokterpun keluar, terdengar suara mama yang menangis sejadi-jadinya.
“bagaimana dok keadaan anak saya?” ucap papa
“maaf pak ini sangat berat untuk diucapkan” ucap dokter
“ayo dok bilang saja apapun kami siap” ucap cakka pada dokter
"virli terkena penyakit ginjal, dua ginjal virli sudah rusak, umur virli bisa panjang apabila ada yang mendonorkan ginjal untuk virli” ucap dokter panjang lebar
“apa tidak ada cara lain dok?”ucap mama
“hanya keajaiban Tuhan,saya harap bapak ibu dan mas bisa sabar yah. Kalian boleh melihat virli sekarang tapi jangan paksa dia untuk banyak bicara” ucap dokter lalu berlalu

Cakka, mama, dan papa memasuki tempat dimana virli terbaring, terlihat virli sudah sadar
“mah pah, virli sakit apa?” Tanya virli.

Mama dan papa hanya diam. Mereka tak ingin virli tau karena itu hanya membuatnya sakit.
“mah, jawab, virli gak apa-apa kok virli terima apapun itu” ucap virli.
“kamu… terkena gagal ginjal vir, keduan ginjal mu rusak. Satu-satunya cara untuk menyelamatkanmu adalah donor ginjal.” ucap kak cakka .

aku tau dia sangat mengkhawatirkanku walaupun dia buta tak bisa melihat keadaanku, kulihat kekhawatiran dari wajahnya.
“maafkan mama dan papa vir” ucap mama menangis memelukku
“sudahlah mah, pah, ini takdir tuhan, virli gak apa-apa kok. Sudahlah gak usah ada pendonoran ginjal. Biarlah semua berjalan seperti rencana Tuhan” ucap virli.
‘Tuhan kenapa kau harus memberikan penyakit yang berat untuk adikku, kenapa? Biarkan aku Tuhan, biar aku saja yang menanggunggnya. Jangan dia, dia masih terlalu muda, masih banyak hari yang harus dia lewatkan’ batin cakka

sudah seminggu virli dirawat dirumah sakit. Tak ada donor ginjal, keadaan virli pun semakin parah.
“mah aku ingin boneka doraemon dan bunga mawar putih” ucap virli saat mama menyuapinya makan. Sedangkan cakka hanya duduk dibangku.
“nanti yah kalo sudah sembuh” bujuk mama
“ah mama selalu begitu, coba kak cakka selalu langsung dituruti, aku udah mau mati mama tetep gak adil” ucapku kesal
"vir kamu ngomong apa sih mama gak pernah ngebeda-bedain kamu sama cakka” ucap mama sedih
“mama sangat adil vir” ucap kak cakka
“iya untuk kakak tapi tidak untuk aku, sudahlah kak , kakak seneng kan aku mau mati? Jadi aku juga gak perlu malu punya kakak yang buta seperti kakak” ucapku marah
"virli kamu apa-apaan sih, cakka kakak kamu! kamu sopan sedikit dong”ucap mama kesal
“kakak? Iya dulu sebelum buta” ucapku
“udah mah virli benar , aku pulang aja rumah pasti berantakan” ucap cakka lalu meninggalkan aku dan mama.

Ku lihat laki-laki itu berjalan meninggalkan ruangan ‘maafkan aku kak, aku terlalu muna, terlalu gengsi, terlalu egois, terlalu keras untuk mengakui semua, aku belum siap kaka, ditambah dengan keadaanku, aku ingin kau membenciku kak, aku tak ingin kau menangis melihat pemakamanku nanti’ batinku

Keesokan harinya . Kak alvin datang menjenguk virli memang beberapa hari ini alvin malah semakin dekat dengan virli.
“kak alvin yang bawain aku boneka doraemon sama mawar putih? Ucapku pada kak alvin.
“hah? Nggak vir, kakak dateng udah ada” ucap alvin sedikit ragu.
“oh mungkin mama yang membelikannya” ucapku tersenyum pada kak alvin.
“hmmm vir, tadi mama kamu memberitahu aku besok kamu bisa operasi donor ginjal ada seseorang yang mau mendonorkan ginjalnya untukmu” ucap alvin lirih
“siapa kak? Serius? Ah aku akan berterima kasih pada orang itu” ucap virli.

alvin pun hanya tersenyum memandang manis wajah gadis yang sudah lama iya cintai.

Hari ini dimana operasi donor ginjal tiba, semua orang sudah berkumpul didepan ruang operasi.

Aku takut sangat takut. Ya Tuhan semoga saja semua berjalan lancar. Detik demi detik menit demi menit jam demi jam berlalu. Aku tak sadar sama sekali. 1 hari aku baru tersadar dari tidur panjangku. Betapa bahagianya aku saat aku tau bahwa operasi donor ginjal itu berjalan dengan lancar. Ah sungguh bahagia aku. Besoknya akupun sudah diperbolehkan pulang.

Semua orang merayakan pesta untuk menyambut kedatanganku sahabat keluarga dan teman-teman sekolah banyak yang datang. Tapi tunggu, diantara puluhan orang aku tak melihat sosok kak cakka, ah sudahlah aku tak perduli dengan dia.

Mungkin dia malu untuk menunjukkan pada orang-orang kalau dia buta. ‘percuma dia ada disini hanya membuatku malu’ batinku.

Setelah pesta selesai tak kulihat juga kehadiran kak cakka, lebih baik ku bertanya pada mama
“mah, kak cakka mana? Biasanya dia yang selalu menyambutku?”ucapku sambil duduk disamping mama.
“hmmm….kak cakka yah? Dia sudah tidur duluan vir?”ucap mama sambil menunduk
“mah, memang siapa yang mendonorkan ginjalnya padaku? Aku ingin berterima kasih padanya atau pada keluarganya” ucapku.

Mama hanya terdiam papapun begitu aku mulai aneh dengan sikap mereka, ada apa sih ini? Batinku terus bertanya.
“kamu memang harus tau vir, kakakmu kak cakkalah yang mendonorkan ginjalnya padamu, saat kami semua pasrah tak ada yang mendonorkan ginjalnya padamu, kami akhirnya melakukan tes kecocokan dan dari situlah hanya ginjal cakka yang cocok. Dia rela vir memberikan ginjalnya untukmu.

Dia bilang dia lebih rela dia yang mati ketimbang adiknya, adik yang paling disayanginya”ucap papa panjang lebar.
“kau tau vir? Siapa yang memberikan novel favoritmu? Siapa yang memberikan boneka doraemon dan bunga mawar putih itu? Itu cakka vir, kakak yang sering kau acuhkan kau benci, dia begitu sangat menyayangimu, kau tau? Dia sampai hujan-hujanan untuk membelikan boneka itu?”ucap mama sambil terisak.
‘ya Tuhan maafkan aku, maafkan aku kak aku begitu naïf begitu bodoh, aku terlalu membencimu karena aku terlalu malu, aku memang bodoh harusnya aku bangga mempunyai kakak sepertimu, kak cakka tolong kembalilah, biarkan aku saja yang mati, aku terlalu merasa bersalah atas semua ini, maafkan aku Tuhan’ batinku.

Aku tak bisa berkata apa-apa aku hanya bisa menangis sejadi-jadinya dipelukan mama, terlalu besar pengorbanan seorang kak cakka untukku, tapi mengapa aku begitu membencinya, aku memang adik yang tidak tau diri. Dadaku begitu sesak sangat sesak ingin rasanya aku juga ikut mati bersama kak cakka.
“mah maafin virli, virli nyesel udah berlaku gitu sama kak cakka, mah kenapa gak biarin virli aja yang mati” ucapku menangis tersendu-sedu.
“sayang ini takdir, mungkin cakka lebih bahagia seperti ini dia terlalu banyak berkorban didunia, biarkan dia tenang disana vir, ikhlaskan saja, dia pasti maafin kamu kok” ucap mama
“sebelum cakka meninggal dia meminta papa untuk menulis surat dan dia bilang untuk dititipkan padamu” ucap papa sambil memberikan sebuah amplop.

Aku pergi kekamar lebih baik aku menenangkan diri dikamar sambil membaca surat itu

SURAT UNTUK ADIKKU TERSAYANG

TUHAN…..
Sekarang tugasKU telah SELESAI
Ku serahkan DIA pada yang bisa
Lebih mengerti dan membuatnya BAHAGIA

Lindungi DIA, TUHAN
Ketika penjagaanku tak bisa
Lagi sampai kepadanya
Kuatkan aku TUHAN
Ku hanya ingin melihatnya BAHAGIA ……

“kak cakka maafkan aku”ucapku lirih . ku lihat ada satu lembar surat lagi

To : Adikku virli
Hai adik kecil bagaimana keadaanmu? Pasti sudah sehat kan? Maafkan kakak yah gak bisa hadir di acara bahagiamu itu, karena kakak sudah pergi jauh. Maafkan kakak kalo selama hidup kakak hanya bisa merepotkanmu, membuatmu malu dengan keadaan kakak yang buta. Gimana boneka doraemonnya? Suka? Kakak tau kau sangat menyukai itu. Hehe jangan nangis yah adik kecil, masa adik kakak tersayang nangis. Gak boleh nanti kakak sedih. Kakak udah bahagia disini, jagain mama dan papa. Jagain alvin juga jangan sakiti dia, kakak tau kalian berdua saling mencintai. Inget yah jangan lupa makan sama minum air putih. Nanti kalo ginjalnya rusak lagi siapa yang donorin. Kakak pergi dulu yah vir, jaga dirimu baik-baik maaf kakak gak bisa jagain kamu, maaf kakak gak bisa nepatin janji kakak untuk liat kamu lulus SMP. Janji sama kakak kamu harus lulus dengan nilai bagus. Okeh. Sampai jumpa adikku tersayang. Kakak selalu dihatimu.

Cakka Love virlia.

-CakkaNuraga-
Aku menangis sejadi-jadinya membaca surat ini. Aku tau ini tulisan papa tapi aku yakin kak cakkalah yang membuat surat ini.
‘Kak maafkan aku, aku akan tepatin janji kakak. Kan virli adik kak cakka" ucapku sambil memeluk surat dari kak cakka.

Beberapa bulan kemudian.
“vir? Gimana kamu lulus?” ucap alvin.
“aaah kak alvin aku lulus nemnya 27,00”ucapku sambil memeluk kak alvin.
“waw selamat ya vir, sebagai hadiahnya aku traktir makan okeh” ucap alvin sambil mengacak-acak rambutku.
“tapi aku mau ke suatu tempat dulu” ucapku
“oke” jawab kak alvin , kamipun meninggalkan sekolah ku.

Aku sudah pacaran dengan alvin semenjak kepergian kak cakka, dia memang benar aku memang mencintai kak alvin .

Aku berjalan menuju satu nama. Diantara puluhan batu nisan di tempat itu. Hanya untuk menemui satu nama

–CAKKA NURAGA-
“kak aku lulus nilainya bagus loh kak, aku udah nepatin janji kakak kan? Hehe aku janji aku bakal terus belajar dan raih cita-cita aku, satu lagi aku bakal setia sama kak alvin” ucap virlia.
"makasih kka , gue janji akan jaga virlia, tenang gue gak akan gantiin posisi lo, lo tetap kakak terbaik buat virlia. Gue janji gue gak bakal sakitin virlia. Gue bakal terusin tugas lo buat jaga virlia" batin alvin.
“aku pulang dulu yah kak besok virli kesini lagi, dahh kak cakka” ucapku sambil mengecup batu nisan itu.

Sayangilah orang yang menyayangimu selagi mereka masih disisimu.

kamu mungkin membencinya tapi kau tak pernah tau betapa dia sebenarnya mencintaimu.

Cintai keluargamu orang tua, kakak, adik. Selagi mereka masih mampu berdiri disampingmu, karena merekalah orang yang benar-benar akan ada disaat kau butuh.

Menerima kenyataan yang tak kau sukai memang pahit tapi percayalah ada hikmah dibalik itu semua.

--- TAMAT ---

PROFIL PENULIS
NAMA : Virlia Fadilah
Email faceook : virliaf@ymail.com
Follow my twitter : @virlia_fadiilah

Baca juga Cerpen Remaja yang lainnya.
Share & Like