KAU HARUSNYA MENGERTI
Karya Nur Zakia Citra Dewi
Suara rintik hujan terdengar dari dalam rumah sakit, hujan deras akan menemaniku untuk pulang kembali ke rumah. Papa yang sudah daritadi pagi menemaniku segera membawaku keluar dari ruangan di mana dokter yang menanganiku tadi memeriksaku dan mendengar segala keluhanku. Aku sudah tidak sabar menerima hasil rongsenganku yang bisa di ambil esok hari sepulang sekolah. Aku akan meminta Egi pacarku untuk mengantarku ke rumah sakit, ku ambil ponsel yang ada dalam saku celanaku. Ku cari nama Egi di kontak ponselku, setelah mengutak atik semua nama di kontak ponselku, akupun menemukan nama Egi, dengan cepat segera ku call Egi namun Egi sama sekali tidak mengangkat telponku. Tiba-tiba sebuah inbox masuk di ponselku.
From : Egi :*
01-05-2012 14:30
. Mv sayang, aku g’ angkat telpon kamu.. :’( Cz’y aQ lgi latihan.. Skali lgi maafin aQ yagh,, I.Allah klw latihanku udah kelar, aQ bakalan nelvon balik kamu..
Setelah membaca pesan dari Egi, entahlah aku merasa kecewa. Jujur semenjak aku dan Egi duduk di bangku SMA sifat Egi ke aku berubah, apalagi aku dan Egi berbeda sekolah. Aku tidak terlalu memikirkan perbedaan jarak jauh kami, tapi aku memikirkan sifat dan perhatian Egi ke aku sudah sangat jauh dari sebelumnya. Sudah dua kali aku mendapati Egi menduakanku, awalnya aku udah nggak bisa maafin dia, tapi aku sangat menyayanginya dan aku selalu menaruh kepercayaan lebih pada Egi dan aku yakin dia tidak akan mengulanginya untuk ke yang ketiga kalinya.
Malam itu sebuah inbox kembali masuk di ponselku, inbox itu datang dari Egi.
From : Egi :*
01-05-2012 20:55
. Sayang maafin aku baru kasih kabar ke kamu n maaf yagh, aku nggak bisa nelvon kamu. Papaku udah datang sebelum aku sampai di rumah. Kamu nggak marahkan sayang ?
To : Egi :*
01-05-2012 20:58
. Hmm,, nggak apa” ko’ sayang, aku nggak marah ko’ ke kamu. Lagian aku cuma mau bilang, kamu bisa nggak esok sepulang sekolah temanin aku ke rumah sakit ?
From : Egi :*
01-05-2012 21:10
. Emangnya kamu sakit apa sayang ? :’( :’(
. Bukannya aku nolak sayang, tapi esok aku harus latihan. Minggu depan aku sudah turung lomba, apalagi lomba ini antara sekolah. Sekali lagi maafin aku yagh sayang.. :’( :’(
Setelah membaca jawaban dari pesanku ke Egi, wajahku pun mulai menunjukkan kekecewaan. Entahlah siapa yang paling di pentingkan Egi, aku atau latihannya. Mungkin aku cuma urutan terakhir orang yang terpenting dalam hidup Egi di antara semua hal-hal yang ia lakukan. Kini aku sudah sangat-sangat yakin bahwa perhatian Egi ke aku sekarang sudah sangat berkurang.
Sepulang sekolah aku pun segera ke rumah sakit dengan menggunakan angkot yang sering berlalu lalang di depan sekolahku, karena Egi tidak bisa menemaniku akupun hanya pergi sendirian, papa juga sedang sibuk di kantor di tambah mama juga ada bisnis yang harus di selesaikan hari ini juga. Jadi mereka semua nggak ada yang bisa menemaniku. Sesampai di rumah sakit, aku pun segera berjalan menuju ke ruangan Dokter Hendrawan, dokter ahlis spesialis penyakit dalam yang menanganiku kemarin. Setelah menerima hasil rongsengan tersebut, Dokter Hendrawan pun menjeleskan apa yang terjadi pada diriku.
“ Hasil rongsen kemarin telah membuktikan bahwa adik menderita penyakit jantung dan penyakit jantung adik ini sudah sangat parah dan harus secepatnya ditangani. Karena jika terlambat, adik mungkin sangat sulit untuk bertahan hidup lebih lama lagi. Penyakit adik ini salah satu penyakit yang sudah banyak menenenggelamkan nyawa manusia. Jadi adik harus berhati-hati. Jangan lupa hasil rongsen itu adik perlihatkan ke orang tua adik supaya mereka bisa mengambil tindakan yang lebih cepat. “. Ungkat Dokter Hendrawan membuatku terkejut.
“ Jadi dok aku harus bagaimana ? “. Jawabku kebingungan
“ Hmm,, lebih baik adik ikuti saran dokter saja. Itu akan membantu proses penyebuhan adik. “ . Sahut Dokter Hendrawan.
Setelah lama bercerita dengan Dokter Hendrawan, akupun segera meninggalkan ruangan tersebut. Air mataku mengalir dengan sendirinya, rasanya aku sangat sulit untuk menerima kenyataan ini. Kehampaan kini mulai kurasakan. Setelah beberapa jam menunggu papa dan mama, akhirnya mereka pun pulang. Dengan cepat kuhampiri mereka berdua.
“ Papa ini hasil rongsengannya kemarin. “. Ucapku pada Papa.
“ Kamu simpan dulu !! Papa dan mama capek “. Bentak papa padaku.
Mendengar ucapan yang keluar dari mulut papa, akupun segera ke kamar dengan membawa kekecewaan dan kesedihan. Ku ambil ponselku yang tergeletak di atas tempat tidurku dan segera mengecek apakah ada inbox yang masuk dari Egi, ternyata setelah aku mengeceknya sama sekali tidak ada inbox dari Egi yang ada cuma s.all dari teman-temanku. Jujur, aku sangat kecewa pada Egi. Padahal saat ini aku sangat membutuhkan Egi, aku ingin curhat dan memberitahu berita ini kepada Egi. Setelah lama merenung dengan kejadian yang aku timpah hari ini, aku memutuskan untuk berhenti berhubungan dengan Egi. Aku memutuskan ini bukan karena aku sudah tidak menyayanginya lagi, aku sangat menyayanginya. Tapi sikap Egi padaku rasanya sudah sangat sulit jika hubungan aku ini dipertahankan, perhatian Egi rasanya sudah hilang. Lagian umur aku juga sudah tidak lama lagi, aku sudah tidak mungkin menemani Egi. Aku juga memutuskan untuk tidak menceritakan pada siapapun penyakit ini, dan hanya aku, dokter serta Tuhan yang tahu. Biarlah aku yang menangani dengan sendirinya dan biarlah penyakit ini merenggut nyawaku.
Semalam setelah mengirimkan pesan pada Egi bahwa aku dan dia ingin putus, akhirnya aku pun menerima balasannya pagi ini. Tiga inbox dari dia masuk ke ponselku. Ternyata ada dua pesan balasan dari pesanku semalam dan satu sebuah s.all yang baru ia kirim pagi ini.
From : Egi :*
01-06-2012 23:22
. Sbb sayang. Sayang kamu jangan gitu donk ke aku. Maafin aku. Please. Kamu jangan ambil keputusan secepat itu. Saat ini perhatianku berkurang ke kamu karena aku sedang konsen untk lomba sayang.. :’(
From : Egi :*
01-06-2012 23:30
. Sayang, terserah dari kmu. Intinya aku udah jelasin ini semua k kamu. Seharusnya kamu juga bisa ngertiin aku.
From : Egi :*
02-06-2012 07:15
. Aku memulai hidup baru tanpa dirimu, kau yang mengkahiri semuanya, aku akan menerimanya sesulit apapun itu. Saat ini ku masih menyayangimu -_-. Kecewa dengan pilihanmu.. !!!
#21 januari 2011
Setelah membaca semua inbox dari Egi air mataku pun menetes. Aku sudah sangat sulit untuk menahannya. Aku kecewa dengan sikapku dan sikap Egi, entahlah aku menyesal dengan semua yang telah terjadi. Aku masih menyayangi Egi, dan aku masih mengharapkannya. Tapi, aku sudah tak pantas untuknya di tambah lagi Egi sudah mengikhlaskan keputusanku.
Sore ini aku mencoba menghibur hatiku dengan membuka akun facebook dan twitterku, sekaligus mengecek berita-berita terbaru. Sebuah berita terbaru muncul paling awal saat aku membuka akun facebookku membuatku kaget melihatnya. Terpampang jelas foto Egi dan seorang wanita yang cukup cantik di sampingnya, mereka berfoto sangat mesra sehingga banyak komentar yang bermunculan tentang foto mereka berdua. Selain itu aku juga melihat kabar terbaru bahwa Egi mengubah status berpacarannya dengan akun milikku menjadi berpacaran dengan aku milik wanita itu. Jujur, hati ini sakit melihat semua itu. Apalagi setelah aku tahu bahwa wanita itu adalah adik kelasnya sendiri. Dadaku terasa sesak, sepertinya penyakit ini kumat lagi. Aku sudah tidak mampu untuk menahannya, dengan cepat akupun berlari mengambil pil obaat yang diberikan Dokter Hendrawan kepadaku, kuminum pil itu untuk meredahkan sakitnya dadaku. Pil itu sangat mempan sehingga sakit dadaku sudah hilang, akupun segera mengistirahatkan tubuhku.
Esoknya sepulang sekolah aku mampir di sebuah bukit di mana aku dan Egi dulu selalu bersama sekaligus mengingat kenangan-kenanganku bersama Egi. Tiba-tiba aku melihat Egi sedang berduaan di atas motor miliknya bersama dengan seorang wanita, mungkin itulah pacar barunya. Akupun menghampirinya dengan membawa luka dan kekecewaan. Aku kira setelah aku memutuskan Egi, Egi tidak akan secepat itu berpaling ke wanita lain, karena aku sangat mengingat janjinya bahwa dia akan mencintaiku sampai maut memisahkan kita.
“ Hay Egi.. “. Sapaku pada Egi sambil tersenyum.
“ Keke.. ko’ kamu bisa ada di sini ? “. Tanya Egi padaku.
“ Hmm,, nggak ko’, aku ke sini cuma jalan-jalan doang. Ciee,, pacar baru yah ? Cepat juga yah dapatnya. Aku salut buat kamu. “. Ungkapku pada Egi.
“ Hmmm,,,, iaa. Yaudah, perkenalkan namanya Laras. “. Kata Egi terbata-bata memperkenalkan pacar barunya.
“ Keke.. “. Ucapku pada Laras, pacar baru Egi.
“ Aku udah tau ko’. Kamu mantan Egi kan ? “. Tanya Laras padaku dengan sinis.
“ Iaa,, emangnya kenapa ? Kemarin aku baru aja putus dengan dia. Iakan Egi ? “. Sahutku pada Laras dan Egi.
“ I,,yyyaaa… “. Jawab Egi terbata-bata.
“ O gitu yah ? Moga kamu nggak minta Egi back lagi deh ke kamu. Karena aku sayang banget ma dia. “. Pintah Laras padaku dengan tatapan sinis.
“ Tenang aja ko’, aku nggak bakalan minta hal itu ke Egi. Jaga Egi baik-baik yah. Aku percaya ma kamu. “.
“ Tanpa kamu suruh aku, aku juga bakalan lakuin itu ko’. Iakan Egi. ? “.
“ Iaa. Udah deh Laras, jangan bicara gituan deh, lagian kitakan udah jadian. Tenang aja ko’, Keke nggak bakalan lakuin itu ko’. “. Sahut Egi meyakinkan Laras sambil menundukkan wajahnya dari tatapanku. Mendengar respon dari Egi ke Laras membuatku sulit menahan air mataku, tapi aku harus kuat. Karena ini lah yang aku harapkan walau perih yang kudapatkan.
“ Yaudah, Egi dan Laras aku pamit dulu. “. Pamitku pada Egi dan Laras sambil berjalan meninggalkannya. Egi yang menatapku saat aku mengucapkan kalimat itu segera berdiri dari motornya dan berjalan mengikutiku sehingga membuat Laras yang duduk di sampingnya terkejut.
“ Keke……… !!! “. Panggil Egi padaku lalu memegang tanganku.
“ Egi, kamu kenapa ? “. Jawabku lalu menghapus air mataku yang sempat menetes.
“ Maafin aku Ke, aku tau kamu kecewa dengan aku. “. Ucap Egi padaku.
“ Lepasin aku Egi ! Aku nggak kecewako’. Lagian itu yang terbaik buat kamu, Laraskan wanita pilihan kamu. “.
“ Sayang… ko’ aku di tinggalin. “ Sambung Laras yang tiba-tiba datang mendekati aku dan Egi.
“ Maafin aku sayang, aku lupa ada yang mesti aku sampein ke Keke. “. Jawab Egi kebingungan.
“ Yaudah, kamu sampein aja. Aku mau pulang !! “. Ngambek Laras pada Egi sambil berlari meninggalkanku dan Egi menuju ke sebuah jalan raya yang ada di hadapan kami.
Sebuah mobil melaju dengan kecepatan yang tinggi, sementara saat itu Laras sedang menyebrangi jalan di mana mobil itu akan melaju. Dengan cepat Egipun segera berlari menolong Laras. Aku melihat kejadian itu. Egi yang berlari menolong Laras segera mendorong Laras ke pinggir jalan hingga ia yang menyelamatkan Laras menjadi korban dari akibat mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi tersebut. Aku pun berlari menolong Egi yang kini terbaring tak sadarkan diri di atas sebuah aspal. Darah menetes dengan banyaknya, akupun segera membawa Egi ke rumah sakit dengan menggunakan mobil yang menabrak Egi, sebelum naik ke atas mobil aku menggereng Laras ikut naik ke atas mobil, ia juga terluka akibat dorongan Egi.
Kini Egi di rawat di dalam ruang UGD, sementara Laras di tangani oleh beberapa suster karena ia cuma mengalami luka yang ringan. Aku cukup lama menunggu Egi yang masih di rawat di ruang UGD, seorang dokter tiba-tiba keluar lalu memintaku berjalan mengikutinya ke sebuah ruangan di mana ia biasa mendengar konsultasi dari beberapa pasiennya.
“ Ada apa dok ? Bagaimana keadaan Egi ? Apa Egi baik-baik saja dok ? “. Tanyaku panit dengan keadaan Egi.
“ Tenang dulu yah dik. Dokter akan menjelaskannya. Kecelekaan yang dialami Egi sangat fatal sehingga mengakibatkan penggumpalan darah pada otaknya. Dan berpengaruh besar pada sel mata Egi hingga membuat Egi buta untuk selamanya kecuali jika Egi mendapatkan donor mata dari seseorang. “. Ungkat Dokter tersebut padaku.
“ Apa dok !!! Ini nggak mungkin terjadi dok.. !!! “. Sahutku tak percaya, sambil menangis meninggalkan dokter tersebut.
Aku tidak percaya bahwa Egi harus mengalami hal ini, Egi harus buta untuk selamanya. Itu sangat sulit untuk aku terima. Egi pasti tidak akan mampu untuk menerima takdir ini. Aku termenung di dalam kamarku, aku memikirkan apa yang harus aku lakukan pada Egi. Aku pun memutuskan jika penyakit ini telah merenggut nyawaku, aku akan memberikan mataku ini pada Egi agar Egi bisa melihat dunia untuk lebih lama lagi dan aku juga memutuskan untuk menemani hari-hari Egi.
Sepulang sekolah aku menghampiri Egi di rumah sakit di mana ia di rawat mulai dari semalam. Ku lihat Egi sedang duduk melamun di atas kursi rodanya, akupun segera menghampirinya.
“ Egi…… kamu ngapain di sini ? Kita masuk yah. “. Ajakku pada Egi sambil mendorong kursi roda Egi.
“ Ngapain kamu di sini. Kamu kan udah mutusin aku ? Kalau cuma karena kamu kasihan sama aku, lebih baik kamu pergi dari hadapan aku. Asal kamu tau, aku pacaran sama Laras itu cuma sebagai pelampiasan. Tapi apa tanggapan kamu, kamu malah relain aku bersama dia. Kamu sama sekali tidak kecewa dengan sikapku. Sekarang !!! Aku bukan siapa-siapa lagi, aku udah buta Ke.. Lebih baik kamu pergi deh !! “. Bentak Egi padaku sambil berusaha melepaskan tanganku dari kursi rodanya.
“ Egi, kamu harus dengarin penjelasan aku. !!! “. Ucapku pada Egi sambil menangis.
“ Nggak ada yang perlu di jelasin, lebih baik kamu pergi. Aku nggak butuh kamu di sini. Aku masih bisa ko’ mendorong kursi roda aku sendiri. “. Kata Egi lalu meninggalkanku yang masih berdiri menatapnya sambil meneteskan air mata.
“ Egi, sampai kapanpun aku akan tetap menjagamu dan berdiri di sampingmu, sekeras apapun kamu berusaha mengusirku. Sekali lagi aku tidak pernah kasihan pada dirimu, aku cuma sayang padamu. Yang aku kasihani cuma diriku sendiri. “. Ucapku membuat Egi berhenti mendorong kursi rodanya, lalu kembali menjalangkan kursi rodanya dan meninggalkanku.
Aku mengikuti Egi dari belakang, air mataku tetap saja menetes menantap Egi. Aku sangat bersalah pada Egi. Tiba-tiba dadaku terasa sesak, aku batuk dan sebuah darah keluar dari mulutku. Kini badanku lemas, sudah hampir satu bulan aku tidak meminum obat pemberian Dokter Hendrawan, aku terjatuh lemas tak sadarkan diri.
Egi masih saja duduk melamung di atas kursi rodanya, seorang dokter tiba-tiba menghampirinya dan meminta seorang suster untuk segera mendorongnya ke sebuah ruangan
“ Sus aku mau di bawah ke mana ? “. Tanya Egi pada suter tersebut.
“ Ini perintah dari dokter. Kamu akan di operasi hari ini juga, kamu sudah mendaptkan pendonor mata yang siap menghilangkan mimpi buruk kamu. “. Ungkap suter tersebut.
“ Hah ? Suster tidak bohong kan ? Siapa orang yang bodoh yang mau relain matanya buat aku ? “. Sahut Egi bingun.
“ Kamu tidak perlu mengetahunya, intinya tidak lama lagi matamu akan kembali normal. Seharusnya kau berterima kasih kepada orang yang dengan ikhlas menyerahkan matanya kepadamu. Setelah operasi berjalan dengan lancar, aku akan memberimu sebuah surat dari seseorang yang telah mendonorkan matanya untukmu. “. Kata suster tersebut.
Operasi yang telah di lakukan Egi 5 hari yang lalu berjalan dengan lancar, kini Egi pun bisa membuka perban yang menutupi matanya. Akhirnya mata Egipun bisa melihat. Di lihatnya ke dua orang tuanya, kakaknya, Laras kekasihnya, dokter dan suster yang berjanji akan memberikan surat dari pendonor matanya berdiri di hadapannya. Egi lalu melirik kesekeliling ruangan, ia mencari sosok wanita yang sudah lama hadir di hidupnya yang ia sempat usir saat di mana matanya tak mampu melihat, dia adalah Keke. Tapi, ia sama sekali tidak mendapati sosok Keke di dalam ruangan tersebut.
“ Kamu mencari siapa nak. Laras sudah ada di hadapanmu. Kami semua sudah ada di hadapanmu. “. Tanya Ibu Egi.
“ Nggak ko’ bu. Egi cuma nyari Keke. Abisnya selama Egi di rumah sakit, Keke selalu ada di samping Egi, walaupun Egi sudah mengusirnya. “. Ungkap Egi pada ibunya.
“ Tapikan di sini ada Laras. Lagian kamu dan Keke kan udah putus nak. “. Sahut Ibu Egi pada Egi.
“ Hmm,, iaa bu. Tapi Egi masih sayang pada Keke. Egi pacaran sama Laras cuma sebagai pelampiasan. Laras maafin aku yah. Aku nggak bermaksud buat nyakitin hati kamu. Tapi, aku sama sekali tidak memiliki perasaan ke kamu. Perasaanku cuma untuk Keke. “. Sahut Egi.
“ Apa ??? tega yah kamu ! Trus buat apa kamu nyelamatin aku Gi, kalau memang kamu tidak sayang padaku ? Kamu jahat ! “. Ucap Laras lalu berlari meninggalkan ruangan tersebut.
“ Egi, ini surat yang dulu suster janjikan padamu. Silahkan kamu baca. “. Sahut suster tersebut sambil memberikan sepucuk surat pada Egi.
“ Makasih sus. “. Jawab Egi sambil tersenyum. Egipun segera membaca surat tersebut.
From : Keke
To : Egi My Lovely.
Egi mungkin saat kamu membaca surat ini, aku udah pergi jauh dari kamu, kamu nggak bakalan bisa nemuin aku lagi. Dunia kita udah berbeda Egi, kini aku tak akan mengusik kehidupanmu lagi. Maafin aku yang sudah ninggalin kamu, maafin aku atas tindakanku yang bodoh padamu. Jujur, mengucapkan kata putus padamu itu sangat sulit, aku ngelakuin itu semua di dasari karena dua hal. Satu perhatianmu yang sudah jarang hadir dalam hidupku, dan ke dua aku menderita penyakit jantung yang sudah sangat parah sehingga aku sudah sangat sulit untuk bertahan hidup lebih lama lagi. Egi kamu harus tahu, mengapa aku selalu meminta perhatian lebih padamu, alasannya karena aku sangat butuh perhatian dan perhatian itu cuma aku dapatkan dari kamu. Papa dan mamaku tidak pernah memerhatikanku, mereka tidak punya waktu untukku. Aku menderita penyakit jantung itupun mereka tidak mengetahuinya. Yang ia ketahui cuma pekerjaan dan tugas mereka yang telah selesai, yaitu mengantarku berobat. Itu aja yang mereka ketahui. Sebenarnya aku ingin memberitahukan ini padamu sebelum kita putus, tapi kamu tidak ada waktu buatku, kamu juga terlalu sibuk. Itu membuatku terasa hilang, kosong dan hampa.
01-05-2012 14:30
. Mv sayang, aku g’ angkat telpon kamu.. :’( Cz’y aQ lgi latihan.. Skali lgi maafin aQ yagh,, I.Allah klw latihanku udah kelar, aQ bakalan nelvon balik kamu..
Setelah membaca pesan dari Egi, entahlah aku merasa kecewa. Jujur semenjak aku dan Egi duduk di bangku SMA sifat Egi ke aku berubah, apalagi aku dan Egi berbeda sekolah. Aku tidak terlalu memikirkan perbedaan jarak jauh kami, tapi aku memikirkan sifat dan perhatian Egi ke aku sudah sangat jauh dari sebelumnya. Sudah dua kali aku mendapati Egi menduakanku, awalnya aku udah nggak bisa maafin dia, tapi aku sangat menyayanginya dan aku selalu menaruh kepercayaan lebih pada Egi dan aku yakin dia tidak akan mengulanginya untuk ke yang ketiga kalinya.
Malam itu sebuah inbox kembali masuk di ponselku, inbox itu datang dari Egi.
From : Egi :*
01-05-2012 20:55
. Sayang maafin aku baru kasih kabar ke kamu n maaf yagh, aku nggak bisa nelvon kamu. Papaku udah datang sebelum aku sampai di rumah. Kamu nggak marahkan sayang ?
To : Egi :*
01-05-2012 20:58
. Hmm,, nggak apa” ko’ sayang, aku nggak marah ko’ ke kamu. Lagian aku cuma mau bilang, kamu bisa nggak esok sepulang sekolah temanin aku ke rumah sakit ?
From : Egi :*
01-05-2012 21:10
. Emangnya kamu sakit apa sayang ? :’( :’(
. Bukannya aku nolak sayang, tapi esok aku harus latihan. Minggu depan aku sudah turung lomba, apalagi lomba ini antara sekolah. Sekali lagi maafin aku yagh sayang.. :’( :’(
Setelah membaca jawaban dari pesanku ke Egi, wajahku pun mulai menunjukkan kekecewaan. Entahlah siapa yang paling di pentingkan Egi, aku atau latihannya. Mungkin aku cuma urutan terakhir orang yang terpenting dalam hidup Egi di antara semua hal-hal yang ia lakukan. Kini aku sudah sangat-sangat yakin bahwa perhatian Egi ke aku sekarang sudah sangat berkurang.
Sepulang sekolah aku pun segera ke rumah sakit dengan menggunakan angkot yang sering berlalu lalang di depan sekolahku, karena Egi tidak bisa menemaniku akupun hanya pergi sendirian, papa juga sedang sibuk di kantor di tambah mama juga ada bisnis yang harus di selesaikan hari ini juga. Jadi mereka semua nggak ada yang bisa menemaniku. Sesampai di rumah sakit, aku pun segera berjalan menuju ke ruangan Dokter Hendrawan, dokter ahlis spesialis penyakit dalam yang menanganiku kemarin. Setelah menerima hasil rongsengan tersebut, Dokter Hendrawan pun menjeleskan apa yang terjadi pada diriku.
“ Hasil rongsen kemarin telah membuktikan bahwa adik menderita penyakit jantung dan penyakit jantung adik ini sudah sangat parah dan harus secepatnya ditangani. Karena jika terlambat, adik mungkin sangat sulit untuk bertahan hidup lebih lama lagi. Penyakit adik ini salah satu penyakit yang sudah banyak menenenggelamkan nyawa manusia. Jadi adik harus berhati-hati. Jangan lupa hasil rongsen itu adik perlihatkan ke orang tua adik supaya mereka bisa mengambil tindakan yang lebih cepat. “. Ungkat Dokter Hendrawan membuatku terkejut.
“ Jadi dok aku harus bagaimana ? “. Jawabku kebingungan
“ Hmm,, lebih baik adik ikuti saran dokter saja. Itu akan membantu proses penyebuhan adik. “ . Sahut Dokter Hendrawan.
Setelah lama bercerita dengan Dokter Hendrawan, akupun segera meninggalkan ruangan tersebut. Air mataku mengalir dengan sendirinya, rasanya aku sangat sulit untuk menerima kenyataan ini. Kehampaan kini mulai kurasakan. Setelah beberapa jam menunggu papa dan mama, akhirnya mereka pun pulang. Dengan cepat kuhampiri mereka berdua.
“ Papa ini hasil rongsengannya kemarin. “. Ucapku pada Papa.
“ Kamu simpan dulu !! Papa dan mama capek “. Bentak papa padaku.
Mendengar ucapan yang keluar dari mulut papa, akupun segera ke kamar dengan membawa kekecewaan dan kesedihan. Ku ambil ponselku yang tergeletak di atas tempat tidurku dan segera mengecek apakah ada inbox yang masuk dari Egi, ternyata setelah aku mengeceknya sama sekali tidak ada inbox dari Egi yang ada cuma s.all dari teman-temanku. Jujur, aku sangat kecewa pada Egi. Padahal saat ini aku sangat membutuhkan Egi, aku ingin curhat dan memberitahu berita ini kepada Egi. Setelah lama merenung dengan kejadian yang aku timpah hari ini, aku memutuskan untuk berhenti berhubungan dengan Egi. Aku memutuskan ini bukan karena aku sudah tidak menyayanginya lagi, aku sangat menyayanginya. Tapi sikap Egi padaku rasanya sudah sangat sulit jika hubungan aku ini dipertahankan, perhatian Egi rasanya sudah hilang. Lagian umur aku juga sudah tidak lama lagi, aku sudah tidak mungkin menemani Egi. Aku juga memutuskan untuk tidak menceritakan pada siapapun penyakit ini, dan hanya aku, dokter serta Tuhan yang tahu. Biarlah aku yang menangani dengan sendirinya dan biarlah penyakit ini merenggut nyawaku.
Semalam setelah mengirimkan pesan pada Egi bahwa aku dan dia ingin putus, akhirnya aku pun menerima balasannya pagi ini. Tiga inbox dari dia masuk ke ponselku. Ternyata ada dua pesan balasan dari pesanku semalam dan satu sebuah s.all yang baru ia kirim pagi ini.
From : Egi :*
01-06-2012 23:22
. Sbb sayang. Sayang kamu jangan gitu donk ke aku. Maafin aku. Please. Kamu jangan ambil keputusan secepat itu. Saat ini perhatianku berkurang ke kamu karena aku sedang konsen untk lomba sayang.. :’(
From : Egi :*
01-06-2012 23:30
. Sayang, terserah dari kmu. Intinya aku udah jelasin ini semua k kamu. Seharusnya kamu juga bisa ngertiin aku.
From : Egi :*
02-06-2012 07:15
. Aku memulai hidup baru tanpa dirimu, kau yang mengkahiri semuanya, aku akan menerimanya sesulit apapun itu. Saat ini ku masih menyayangimu -_-. Kecewa dengan pilihanmu.. !!!
#21 januari 2011
Setelah membaca semua inbox dari Egi air mataku pun menetes. Aku sudah sangat sulit untuk menahannya. Aku kecewa dengan sikapku dan sikap Egi, entahlah aku menyesal dengan semua yang telah terjadi. Aku masih menyayangi Egi, dan aku masih mengharapkannya. Tapi, aku sudah tak pantas untuknya di tambah lagi Egi sudah mengikhlaskan keputusanku.
Sore ini aku mencoba menghibur hatiku dengan membuka akun facebook dan twitterku, sekaligus mengecek berita-berita terbaru. Sebuah berita terbaru muncul paling awal saat aku membuka akun facebookku membuatku kaget melihatnya. Terpampang jelas foto Egi dan seorang wanita yang cukup cantik di sampingnya, mereka berfoto sangat mesra sehingga banyak komentar yang bermunculan tentang foto mereka berdua. Selain itu aku juga melihat kabar terbaru bahwa Egi mengubah status berpacarannya dengan akun milikku menjadi berpacaran dengan aku milik wanita itu. Jujur, hati ini sakit melihat semua itu. Apalagi setelah aku tahu bahwa wanita itu adalah adik kelasnya sendiri. Dadaku terasa sesak, sepertinya penyakit ini kumat lagi. Aku sudah tidak mampu untuk menahannya, dengan cepat akupun berlari mengambil pil obaat yang diberikan Dokter Hendrawan kepadaku, kuminum pil itu untuk meredahkan sakitnya dadaku. Pil itu sangat mempan sehingga sakit dadaku sudah hilang, akupun segera mengistirahatkan tubuhku.
Esoknya sepulang sekolah aku mampir di sebuah bukit di mana aku dan Egi dulu selalu bersama sekaligus mengingat kenangan-kenanganku bersama Egi. Tiba-tiba aku melihat Egi sedang berduaan di atas motor miliknya bersama dengan seorang wanita, mungkin itulah pacar barunya. Akupun menghampirinya dengan membawa luka dan kekecewaan. Aku kira setelah aku memutuskan Egi, Egi tidak akan secepat itu berpaling ke wanita lain, karena aku sangat mengingat janjinya bahwa dia akan mencintaiku sampai maut memisahkan kita.
“ Hay Egi.. “. Sapaku pada Egi sambil tersenyum.
“ Keke.. ko’ kamu bisa ada di sini ? “. Tanya Egi padaku.
“ Hmm,, nggak ko’, aku ke sini cuma jalan-jalan doang. Ciee,, pacar baru yah ? Cepat juga yah dapatnya. Aku salut buat kamu. “. Ungkapku pada Egi.
“ Hmmm,,,, iaa. Yaudah, perkenalkan namanya Laras. “. Kata Egi terbata-bata memperkenalkan pacar barunya.
“ Keke.. “. Ucapku pada Laras, pacar baru Egi.
“ Aku udah tau ko’. Kamu mantan Egi kan ? “. Tanya Laras padaku dengan sinis.
“ Iaa,, emangnya kenapa ? Kemarin aku baru aja putus dengan dia. Iakan Egi ? “. Sahutku pada Laras dan Egi.
“ I,,yyyaaa… “. Jawab Egi terbata-bata.
“ O gitu yah ? Moga kamu nggak minta Egi back lagi deh ke kamu. Karena aku sayang banget ma dia. “. Pintah Laras padaku dengan tatapan sinis.
“ Tenang aja ko’, aku nggak bakalan minta hal itu ke Egi. Jaga Egi baik-baik yah. Aku percaya ma kamu. “.
“ Tanpa kamu suruh aku, aku juga bakalan lakuin itu ko’. Iakan Egi. ? “.
“ Iaa. Udah deh Laras, jangan bicara gituan deh, lagian kitakan udah jadian. Tenang aja ko’, Keke nggak bakalan lakuin itu ko’. “. Sahut Egi meyakinkan Laras sambil menundukkan wajahnya dari tatapanku. Mendengar respon dari Egi ke Laras membuatku sulit menahan air mataku, tapi aku harus kuat. Karena ini lah yang aku harapkan walau perih yang kudapatkan.
“ Yaudah, Egi dan Laras aku pamit dulu. “. Pamitku pada Egi dan Laras sambil berjalan meninggalkannya. Egi yang menatapku saat aku mengucapkan kalimat itu segera berdiri dari motornya dan berjalan mengikutiku sehingga membuat Laras yang duduk di sampingnya terkejut.
“ Keke……… !!! “. Panggil Egi padaku lalu memegang tanganku.
“ Egi, kamu kenapa ? “. Jawabku lalu menghapus air mataku yang sempat menetes.
“ Maafin aku Ke, aku tau kamu kecewa dengan aku. “. Ucap Egi padaku.
“ Lepasin aku Egi ! Aku nggak kecewako’. Lagian itu yang terbaik buat kamu, Laraskan wanita pilihan kamu. “.
“ Sayang… ko’ aku di tinggalin. “ Sambung Laras yang tiba-tiba datang mendekati aku dan Egi.
“ Maafin aku sayang, aku lupa ada yang mesti aku sampein ke Keke. “. Jawab Egi kebingungan.
“ Yaudah, kamu sampein aja. Aku mau pulang !! “. Ngambek Laras pada Egi sambil berlari meninggalkanku dan Egi menuju ke sebuah jalan raya yang ada di hadapan kami.
Sebuah mobil melaju dengan kecepatan yang tinggi, sementara saat itu Laras sedang menyebrangi jalan di mana mobil itu akan melaju. Dengan cepat Egipun segera berlari menolong Laras. Aku melihat kejadian itu. Egi yang berlari menolong Laras segera mendorong Laras ke pinggir jalan hingga ia yang menyelamatkan Laras menjadi korban dari akibat mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi tersebut. Aku pun berlari menolong Egi yang kini terbaring tak sadarkan diri di atas sebuah aspal. Darah menetes dengan banyaknya, akupun segera membawa Egi ke rumah sakit dengan menggunakan mobil yang menabrak Egi, sebelum naik ke atas mobil aku menggereng Laras ikut naik ke atas mobil, ia juga terluka akibat dorongan Egi.
Kini Egi di rawat di dalam ruang UGD, sementara Laras di tangani oleh beberapa suster karena ia cuma mengalami luka yang ringan. Aku cukup lama menunggu Egi yang masih di rawat di ruang UGD, seorang dokter tiba-tiba keluar lalu memintaku berjalan mengikutinya ke sebuah ruangan di mana ia biasa mendengar konsultasi dari beberapa pasiennya.
“ Ada apa dok ? Bagaimana keadaan Egi ? Apa Egi baik-baik saja dok ? “. Tanyaku panit dengan keadaan Egi.
“ Tenang dulu yah dik. Dokter akan menjelaskannya. Kecelekaan yang dialami Egi sangat fatal sehingga mengakibatkan penggumpalan darah pada otaknya. Dan berpengaruh besar pada sel mata Egi hingga membuat Egi buta untuk selamanya kecuali jika Egi mendapatkan donor mata dari seseorang. “. Ungkat Dokter tersebut padaku.
“ Apa dok !!! Ini nggak mungkin terjadi dok.. !!! “. Sahutku tak percaya, sambil menangis meninggalkan dokter tersebut.
Aku tidak percaya bahwa Egi harus mengalami hal ini, Egi harus buta untuk selamanya. Itu sangat sulit untuk aku terima. Egi pasti tidak akan mampu untuk menerima takdir ini. Aku termenung di dalam kamarku, aku memikirkan apa yang harus aku lakukan pada Egi. Aku pun memutuskan jika penyakit ini telah merenggut nyawaku, aku akan memberikan mataku ini pada Egi agar Egi bisa melihat dunia untuk lebih lama lagi dan aku juga memutuskan untuk menemani hari-hari Egi.
Sepulang sekolah aku menghampiri Egi di rumah sakit di mana ia di rawat mulai dari semalam. Ku lihat Egi sedang duduk melamun di atas kursi rodanya, akupun segera menghampirinya.
“ Egi…… kamu ngapain di sini ? Kita masuk yah. “. Ajakku pada Egi sambil mendorong kursi roda Egi.
“ Ngapain kamu di sini. Kamu kan udah mutusin aku ? Kalau cuma karena kamu kasihan sama aku, lebih baik kamu pergi dari hadapan aku. Asal kamu tau, aku pacaran sama Laras itu cuma sebagai pelampiasan. Tapi apa tanggapan kamu, kamu malah relain aku bersama dia. Kamu sama sekali tidak kecewa dengan sikapku. Sekarang !!! Aku bukan siapa-siapa lagi, aku udah buta Ke.. Lebih baik kamu pergi deh !! “. Bentak Egi padaku sambil berusaha melepaskan tanganku dari kursi rodanya.
“ Egi, kamu harus dengarin penjelasan aku. !!! “. Ucapku pada Egi sambil menangis.
“ Nggak ada yang perlu di jelasin, lebih baik kamu pergi. Aku nggak butuh kamu di sini. Aku masih bisa ko’ mendorong kursi roda aku sendiri. “. Kata Egi lalu meninggalkanku yang masih berdiri menatapnya sambil meneteskan air mata.
“ Egi, sampai kapanpun aku akan tetap menjagamu dan berdiri di sampingmu, sekeras apapun kamu berusaha mengusirku. Sekali lagi aku tidak pernah kasihan pada dirimu, aku cuma sayang padamu. Yang aku kasihani cuma diriku sendiri. “. Ucapku membuat Egi berhenti mendorong kursi rodanya, lalu kembali menjalangkan kursi rodanya dan meninggalkanku.
Aku mengikuti Egi dari belakang, air mataku tetap saja menetes menantap Egi. Aku sangat bersalah pada Egi. Tiba-tiba dadaku terasa sesak, aku batuk dan sebuah darah keluar dari mulutku. Kini badanku lemas, sudah hampir satu bulan aku tidak meminum obat pemberian Dokter Hendrawan, aku terjatuh lemas tak sadarkan diri.
Egi masih saja duduk melamung di atas kursi rodanya, seorang dokter tiba-tiba menghampirinya dan meminta seorang suster untuk segera mendorongnya ke sebuah ruangan
“ Sus aku mau di bawah ke mana ? “. Tanya Egi pada suter tersebut.
“ Ini perintah dari dokter. Kamu akan di operasi hari ini juga, kamu sudah mendaptkan pendonor mata yang siap menghilangkan mimpi buruk kamu. “. Ungkap suter tersebut.
“ Hah ? Suster tidak bohong kan ? Siapa orang yang bodoh yang mau relain matanya buat aku ? “. Sahut Egi bingun.
“ Kamu tidak perlu mengetahunya, intinya tidak lama lagi matamu akan kembali normal. Seharusnya kau berterima kasih kepada orang yang dengan ikhlas menyerahkan matanya kepadamu. Setelah operasi berjalan dengan lancar, aku akan memberimu sebuah surat dari seseorang yang telah mendonorkan matanya untukmu. “. Kata suster tersebut.
Operasi yang telah di lakukan Egi 5 hari yang lalu berjalan dengan lancar, kini Egi pun bisa membuka perban yang menutupi matanya. Akhirnya mata Egipun bisa melihat. Di lihatnya ke dua orang tuanya, kakaknya, Laras kekasihnya, dokter dan suster yang berjanji akan memberikan surat dari pendonor matanya berdiri di hadapannya. Egi lalu melirik kesekeliling ruangan, ia mencari sosok wanita yang sudah lama hadir di hidupnya yang ia sempat usir saat di mana matanya tak mampu melihat, dia adalah Keke. Tapi, ia sama sekali tidak mendapati sosok Keke di dalam ruangan tersebut.
“ Kamu mencari siapa nak. Laras sudah ada di hadapanmu. Kami semua sudah ada di hadapanmu. “. Tanya Ibu Egi.
“ Nggak ko’ bu. Egi cuma nyari Keke. Abisnya selama Egi di rumah sakit, Keke selalu ada di samping Egi, walaupun Egi sudah mengusirnya. “. Ungkap Egi pada ibunya.
“ Tapikan di sini ada Laras. Lagian kamu dan Keke kan udah putus nak. “. Sahut Ibu Egi pada Egi.
“ Hmm,, iaa bu. Tapi Egi masih sayang pada Keke. Egi pacaran sama Laras cuma sebagai pelampiasan. Laras maafin aku yah. Aku nggak bermaksud buat nyakitin hati kamu. Tapi, aku sama sekali tidak memiliki perasaan ke kamu. Perasaanku cuma untuk Keke. “. Sahut Egi.
“ Apa ??? tega yah kamu ! Trus buat apa kamu nyelamatin aku Gi, kalau memang kamu tidak sayang padaku ? Kamu jahat ! “. Ucap Laras lalu berlari meninggalkan ruangan tersebut.
“ Egi, ini surat yang dulu suster janjikan padamu. Silahkan kamu baca. “. Sahut suster tersebut sambil memberikan sepucuk surat pada Egi.
“ Makasih sus. “. Jawab Egi sambil tersenyum. Egipun segera membaca surat tersebut.
From : Keke
To : Egi My Lovely.
Egi mungkin saat kamu membaca surat ini, aku udah pergi jauh dari kamu, kamu nggak bakalan bisa nemuin aku lagi. Dunia kita udah berbeda Egi, kini aku tak akan mengusik kehidupanmu lagi. Maafin aku yang sudah ninggalin kamu, maafin aku atas tindakanku yang bodoh padamu. Jujur, mengucapkan kata putus padamu itu sangat sulit, aku ngelakuin itu semua di dasari karena dua hal. Satu perhatianmu yang sudah jarang hadir dalam hidupku, dan ke dua aku menderita penyakit jantung yang sudah sangat parah sehingga aku sudah sangat sulit untuk bertahan hidup lebih lama lagi. Egi kamu harus tahu, mengapa aku selalu meminta perhatian lebih padamu, alasannya karena aku sangat butuh perhatian dan perhatian itu cuma aku dapatkan dari kamu. Papa dan mamaku tidak pernah memerhatikanku, mereka tidak punya waktu untukku. Aku menderita penyakit jantung itupun mereka tidak mengetahuinya. Yang ia ketahui cuma pekerjaan dan tugas mereka yang telah selesai, yaitu mengantarku berobat. Itu aja yang mereka ketahui. Sebenarnya aku ingin memberitahukan ini padamu sebelum kita putus, tapi kamu tidak ada waktu buatku, kamu juga terlalu sibuk. Itu membuatku terasa hilang, kosong dan hampa.
Egi aku tidak tau yang namanya cinta setelah aku ketemu kamu, terserah kamu mau percaya atau tidak, kecuali satu cintaku ke kamu untuk selamanya dan aku akan menjagamu sampai aku mati, tenang saja aku akan baik-baik saja.
Kita ibarat dua tetes air yang bertemu di tengah laut kehidupan. Kadang hujan nyaris memisahkan kita. Tapi ibarat cinta kita berpegang. Namun kini angin yang lembut tlah datang membawaku, ku berikan mataku agar kau bisa melihat bagaimana cinta menjagamu. Sampai nanti kita bertemu lagi sebagai dua bintang di angkasa. Jaga dirimu baik-baik, aku akan selalu hadir di dalam mimpi terindahmu, semoga kau bahagia. Aku mencintaimu sampai ku mati. Janjiku padamu telah lunas. I LOVE YOU FOREVER. Today, Tomorrow, n Forever.. :*
Tanyakanlh pada rumput
Yang bergoyang
Sesudi apakah aku padamu..
Aku tak akan berhenti mencintaimu
Sampai aku tak bernyawa lagi..
Sebagai manusia yang tau kaidah
Akan kutanamkan cinta yang sopan
Sehidup semati
Kamu yang hidup, aku yang matipun tak mengapa
Akan ku latih hatiku ini
Siap menerima apa saja
Tuhan ajari aku bersabar
Membimbing rasa di hatiku
Bila mataku tak bisa lagi
Menatap wajah cintaku ini
Tuhan tolong beri aku waktu
Untuk merasakan cintamu.
Tertanda
Keke Ayudya
Egi meneteskan air matanya, ia terasa sulit untuk menerima kenyataan pahit yang harus ia terima. Janji suci tuk selalu bersama, harus berakhir. Kini bukan lagi sosok Keke yang selalu hadir memberi senyuman bagi Egi, tapi mata keke lah yang saat ini dan kapanpun menjadi saksi cinta mereka. Pengorbanan dan besarnya kasih sayang yang tulus.
Hikma : Setelah membaca cerpen ini setidaknya para pembaca mengambil hikma sekaligus pelajaran. Bahwa cinta itu tidak boleh di sia-siakan. Kunci suatu hubungan akan selalu bertahan adalah kepercayaan. Jangan pernah menghilangkan rasa perhatianmu pada kekasihmu karena itu sama saja kamu menghilangkan rasa sayang serta memberi kekecewaan pada kekasihmu. Sekejam apa pun ucapan yang ia keluarkan yang membuat mu sakit hati itu di dasari oleh sikapmu dan itu bukan dari hati mereka. Itu hanya sebuah ucapan. Mengertilah karakter kekasihmu sesulit apapun itu. Karena saling pengertian adalah kunci utama sebuah hubungan yang baik.
PROFIL PENULIS
Nama saya Nur Zakia Citra Dewi, saya aktif di panggi dengan sapaan Zakia. Saat ini saya bersekolah di SMK Negeri 4 Makassar dan magang di sebuah kantor UPBJJ Universitas Terbuka Makassar. Saya lahir pada tanggal 13 April 1996. Saya mempunyai impian menjadi seorang penulis dan saya yakin saya bisa mencapainya karna saya berprinsip bahwa impian kita jaraknya cuma 5 CM mengambang di depan mata kita, jadi dia tidak pernah lepas dari mata kita.. Hahaha :D ini prinsip saya ambil dari Novel Best Seller S CM.. hehe..
No. Urut : 1181
Tanggal Kirim : 02/10/2012 11:04:58
Baca juga Cerpen Romantis yang lainnya.