Cinta 30 Hari - Cerpen Cinta

CINTA 30 HARI
Karya Maya Winandra Nova

Hmmm..... Aku berharap ini adalah semua mimpi buruk bagiku, tapi ini nyata dan aku alami. Ku berharap cinta ini adalah cinta terakhir bagiku dan buat mu, namun Tuhan berkehendak lain kepadaku dan haru menjalani semua ini dengan hati ikhlas dan sabar.

Aku Mia, anak dari sepasang petani di desaku. Aku dibesarkan oleh keluarga yang sangat menyanyangi aku. Aku mempunyai 2 orang adik laki-laki yang masih bersekolah dan 2 orang kakak yang sekarang sudah menikah dan memiliki anak. Sedangkan aku sendiri karyawan di sebuah swalayan besar yang ada di kotaku.
Mulanya aku mengenalnya dari seorang teman dimana aku bekerja. Sebut saja dia “Dio”. Orangnya bisa dibilang termasuk ya.... ganteng dengan memiliki tubuh yang tegap tinggi dan kulitnya coklat. Tampilannya sederhana namun sangat bersahaja dan sopan. Sedikit cuek dan gak banyak tingkah. Dan dia bekerja di salah satu kantor pemerintahan.

Sebelum aku mengenal dia, aku memang sudah memiliki seorang pacar, namun harus ku akhiri karna banyak perbedaan yang menganjal diantara kami. Meski begitu kami tetap menjalani silaturahmi yang baik. Disaat aku sendiri dia hadir dalam hidup, dan hari di tengah-tengah kehidupanku membaca sedikit kegembiraan untukku.

Semua berjalan manis apa adanya. Pertemanan kami kian dekat dan semakin dekat. Menanggapi pertemanan kami ini ku hanya bisa bilang biasa saja karna aku tak berharap lebih akan semua ini. Karna aku menyadari bahwa ku tak mungkin sama, karna mungkin baginya aku tak pantas mendampinginya hanya pemikiran ku yang menganggap dia terlalu tinggi.
Ternyata tuhan berkehendak lain, cinta itu membuktikan pemikiranku salah atas derajat manusia di dunia itu salah. Tak ada yang tak mungkin jika cinta tlah bersemi antara dua insan yang saling mencintai.
Dio : ‘’ Hallo, assalamulaikum dek?” sapanya lewat handphone selulerku.
“Waalaikumsalam bang, balasku dengan lembut”.
Dio : “Ntar malam keluar yuk?” pintanya kepadaku.
Kemana bang? Jawab ku pintas.
Dio : “Ya ntar malam kan malming, sekali-kali kita jalan tuk sekedar menikmati udara malam”.
Hmmm.... kalo dipikir-pikir boleh juga tuh bang, soalnya kita juga gak pernah keluar jalan-jalan selama kita jadian ini, jawabku mengiyakan permintaannya.
Oke deh,,, ntar malam ku jemput tepat jam 7 malam ya dek?
Oke bang, kalo gitu aku lanjutin kerja dulu ya., sampai ketemu ntar malam ya bang, Assalamualaikum.
Waalaikumsalam, jawabnya menutup pembicaraan kami ini.
Jam 7 malam dia datang menjemputku di rumah dan dia pun berpamitan kepada kedua orang tuaku untuk mengajakku ini malam.
Udah siap? Tanyanya kepadaku.
Oke, dek udah siap. Yuk kita berangkat, ntar kemalaman pulangnya, ajakku kepadanya.
Kami pun mulai menyusuri terangnya kota malam itu dengan berkendaraan sepeda motor sambil sembari bercanda dalam perjalanan ini. Puas dengan mengelilingin kota ini, kami pun berhenti di sebuah warung sate dan memesan makanan untuk kami berdua.
Sambil menikmati makanan kami, banyak sekali pembicaraan yang dia lontarkan kepadaku. Hingga aku tak percaya dengan ucapannya yang mengajakku untuk melangkah serius kedepan kepadaku.
Haaaa.... serius neh bang, kata ku kaget.
Sambil meneruskan makanan kami dia pun menegaskan kata-katanya tadi kepadaku.
Serius dek, bang ingin terus bersamamu membina keluarga kecil yang bahagia denganmu, katanya.
Apa bang yakin dengan ucapan bang ini, soalnya kitakan kita baru pacaran 2 minggu, kok begitu yakin bang ingin serius kepada dek, dek masih gak percaya aja.
Bang serius dek, sepertinya bang dek adalah orang yang cocok untuk mendampingin bang kedepannya. Kalo dek gak percaya, minggu depan dek bang bawa ke rumah bang dan bang kenalin ke orang tua bang bahwasannya kita mempunyai niat baik dalam hubungan ini, dek mau kan? Tanya kepadaku.
Insya Allah bang, dek mau. Jika ini memang jalannya begini dek ikuti saja. Jawabku.
Hari-hariku berjalan seperti biasa dan hubunganku juga berjalan dengan baik juga. Tepat dimana malam yang dijanjikan dia kepadaku untuk mengenalkanku kepada orangtuanya. Hatiku deg degkan, karna belum pernah sebelumnya gini, jadi maklum aja agak gimanaaaa gitu.

Setelah aku dan dio pamit dengan orang tuaku, kami pun bergegas menuju rumahnya. Karna di rumah dia kami tidak menemukan ibunya, makanya aku diajak ke rumah kakaknya. Dan aku disana berjumpa dengan kakaknya. Percakapan sedikitpun terjadi antara aku dan kakaknya. Sedangkan dia menjemput orang tuanya. Dan gak lama kemudian ibu dan ayahnya datang juga.
Bla bla bla..... pertanya demi pertanyaan dilontarkan kepadaku. Dengan santai aku menjawab apa adanya dan benar adanya. Niat baik kami juga kami utarakan kepada orang tuanya. Sedikit kecewa, aku gak mendapat jawaban pasti dengan niat ini. Berhubung udah malam aku pun bergegas untuk pulang.
Sepanjang perjalanan aku bertanya kepada dia tentang semua ini. Tanda tanya juga masih menyelimuti aku, setuju atau tak setujukah orang tuanya dengan keputusan ini. Dengan lembut dia menenangkanku. Dan dia bakal kasih tau jawabnya.
3 hari setelah malam itu, ku merasa sedih dan ada yang beda dengan sikap dia kepadaku. Tapi, hanya diam membisu dan aku semakin resah.
Dan akhirnya dia muncul setelah beberapa hari tak berkabar, dan kini dia membawa kabar yang sangat menyakitkan. Sebuah kata “Putus” yang tiba-tiba terdengar dari dirinya. Aku coba menanyakan alasannya, namun dia gak menjawab pasti.

Akhirnya kini terbukti sudah apa yang sebelumnya aku pikirkan bahwa masih ada cinta yang tak direstui karna derajat manusia tak sama. Di mata keluarganya aku bukan cewek yang tepat untuk mendampinginya. Mungkin karna dia orang kantoran sedangkan aku hanya pegawai biasa. Dan itu benar adanya. Cerita punya cerita aku tau tentang ibunya yang memang memilih-milih calon istri untuk anaknya. Bisa anaknya harus mendapatkan pasangan yang setara dengan jabatan yang dipunya anaknya.

Aku harus ikhlas menjalani semua ini. Dan aku yakin dibalik semua ini pasti ada hikmahnya. Cinta ku mungkin tak seindah yang kuharapkan, tapi hidup lebih indah jika ku tak memikirkan kesedihan itu terus. Aku mencoba bangkit dari kesedihan itu. Aku pasti menemukan cinta sejati kedapannya yang tak mengukur harta, derajat dan jabatan. Terbilang singkat cintaku padanya hanya seumur jangung. Tak lebih dari 30 hari berlalu bersamanya.

Aku tak harus bersedih karna ini semua, karna semua ini adalah sebuah pelajaran dan pengalaman baru bagiku yang sangat berharga, hanya sebuah kalimat “Dunia ini terus berputar”, bangkit atau terpuruk semua ditangan kita sendiri. Terima kasih cinta, terima kasih Dio atas apa yang telah aku alami bersamaku. Mudah-mudahan kelak tak ada lagi wanita yang terluka seperti aku, cukup aku saja.

PROFIL PENULIS
Nama : Maya Winandra Nova
Facebook : Maya winandra nova
Alamat : Lubuk Pakam, Sumatera Utara


Share & Like