PENGORBANAN SEORANG SAHABAT
Karya Sera Nur Windiastono
Amelia. Saat ini, ia duduk di kelas 1 SMP. Ia memiliki seorang sahabat yang sangat perhatian padanya, Claire namanya. Sejak mereka duduk di kelas 1 SD, mereka sudah bersahabat. Hari demi hari mereka lewati dengan keceriaan.
*****
“Claire, berangkat yuk!” panggil Lia. Namun, tak ada jawaban. Lalu ibundanya menghampiri,
“Eh, ada Lia. Maaf, Li, Claire tadi sudah berangkat” jelas ibunda Claire
“Oh, Claire sudah berangkat ya, Tante. Maaf saya mengganggu. Ya sudah saya berangkat sendiri saja”. Lalu, Lia berangkat ke sekolah dengan perasaan kecewa
“Claire kok, berangkat sendiri yah? Biasanya kan dia bersamaku” batin Lia
*****
“Mmm… Lia, maafin aku yah, aku tadi duluan” ucap Claire lirih
“Nggak apa-apa kok, lagipula aku juga sambil olahraga” ucap Lia berdusta
“Ya sudah, kita ke kelas aja, nanti keburu masuk lagi!” ajak Claire seraya menggandeng pergelangan tangan Lia yang dibalas dengan senyuman
*****
Karya Sera Nur Windiastono
Amelia. Saat ini, ia duduk di kelas 1 SMP. Ia memiliki seorang sahabat yang sangat perhatian padanya, Claire namanya. Sejak mereka duduk di kelas 1 SD, mereka sudah bersahabat. Hari demi hari mereka lewati dengan keceriaan.
*****
“Claire, berangkat yuk!” panggil Lia. Namun, tak ada jawaban. Lalu ibundanya menghampiri,
“Eh, ada Lia. Maaf, Li, Claire tadi sudah berangkat” jelas ibunda Claire
“Oh, Claire sudah berangkat ya, Tante. Maaf saya mengganggu. Ya sudah saya berangkat sendiri saja”. Lalu, Lia berangkat ke sekolah dengan perasaan kecewa
“Claire kok, berangkat sendiri yah? Biasanya kan dia bersamaku” batin Lia
*****
“Mmm… Lia, maafin aku yah, aku tadi duluan” ucap Claire lirih
“Nggak apa-apa kok, lagipula aku juga sambil olahraga” ucap Lia berdusta
“Ya sudah, kita ke kelas aja, nanti keburu masuk lagi!” ajak Claire seraya menggandeng pergelangan tangan Lia yang dibalas dengan senyuman
*****
“Anak-anak, kumpulkan tugas Biologinya di meja Ibu, yang tidak mengerjakan tolong kedepan!” seru Ibu Guru
“Cla, kenapa?” tanya Lia ketika melihat wajah Claire panik
“Lia, tolongin aku!” lirih Claire
“Tolongin apa?” tanya Lia“Tugas aku ada di rumah, aku gak bawa!” jawab Claire. Matanya berkaca-kaca. Merasa ketakutan
“Apa! Gak bawa!?” ucap Lia dengan suara agak keras
“Ada apa, Lia?” Tanya Ibu Guru,
“Nggak, bu, saya tadi terkejut, sa…sa..sa..saya tadi lupa gak bawa bolpoint, bu” ucap Lia terbata-bata
“Ya sudah, kamu duduk saja Lia, Ibu kira ada apa” ujar Ibu Guru seraya duduk dan memeriksa satu per satu buku siswa
“Hei, siapa yang tidak mengumpulkan tugas Biologi!?” tanya Ibu Guru dengan wajah ‘sangar’-nya itu
“Sa… saya, Bu” ucap Lia pasrah demi melindungi Claire
“Lia, mengapa kamu tidak mengerjakan? Kamu itu siswi paling rajin dan pandai, mengapa kamu membuat hal yang menurunkan prestasi dan nilai Biologimu?” ucap Ibu Guru
“Lia, kenapa kamu bilang seperti itu?” bisik Claire
“Anak-anak, jika kalian melakukan hal seperti yang dilakukan Lia, kalian akan Ibu beri hukuman hormat kepada bendera dari mulai sekarang hingga jam pelajaran usai. Lia, kamu jalankan hukumannya, sekarang. Kalian semua mengerti?” seru Ibu Guru
“Mengerti, bu” serentak semua mengucapkannya.
*****
“Kamu gak apa-apa kan, Li?” Tanya Claire
“Nggak apa-apa kok” jawab Lia
“Ya ampun wajah kamu pucat banget, aku antar pulang saja yah?” tawar Claire
“Nggak usah, Cla” tolak Lia
“Kenapa kamu melakukan hal itu?” tanya Claire
“Nggak apa-apa…” lirih Lia seraya tersenyum kecil. Tiba-tiba pengelihatannya samara-samar. Ia melihat Claire seperti ada dua sosok. Tiba-tiba, ia merasa gelap. Dan…
*****
“Lia, bangun.. Bangun! Claire, apa yang terjadi?” tanya Ibu guru Biologi
“Dia tadi pingsan, bu, ini semua salah Claire, seharusnya Claire yang di hukum, bukan Lia. Claire, Bu, yang tidak mengerjakan tugas” jelas Claire seraya menundukkan kepalanya
“Kenapa kamu melakukan itu Claire, kamu telah menyebabkan seseorang sakit, sekarang kamu ke ruangan Ibu!!” ucapnya dengan galak
*****
“Ibu, hentikan, bu, jangan marahin Claire” lerai Lia
“Lia, kamu sadar, kamu nggak apa-apa kan?” tanya Bu Guru Biologi dengam segenap perhatiannya
“Nggak apa-apa, bu” jawab Lia
“Nggak apa-apa gimana? Wajah kamu pucat sekali” ucapnya
Mata Claire tampak berkaca-kaca melihat Ibu Guru perhatian kepada Lia. Lalu, Claire keluar dan pulang,
“Claire, tunggu!” namun Claire tidak menjawab
“Sudah, Lia, jangan pedulikan dia, dia itu bikin kamu seperti ini”
“Tapi, bu, dia sahabatku”
“Ibu tahu kamu menyayanginya, tetapi jangan kamu membantu dalam hal kesalahan”
*****
Hari ini, ulang tahun Lia yang ke 13. Ia terus memandangi handphone-nya. Menunggu ucapan selamat ulang tahun dari Claire. Namun, hasilnya ? NIHIL !! Tampaknya, Claire benar-benar marah besar terhadap sosok LIA ! Orang yang telah membuatnya dibentak-bentak oleh gurunya. Claire merasa sangat marah ! Ia menganggap, Lia hanya orang yang “Cari Perhatian” didepan guru-guru. Namun, Lia pun berusaha meminta maaf terhadap Claire. Ia juga merasakan rasanya menjadi Claire. Lia merasa sepi. Dikelas pun, Claire sibuk bicara dengan teman-teman lainnya
“I Hope, Claire will say Happy Birthday to me. Please, God” lirih Lia
Lia pun memutuskan pergi menuju rumah Claire. Meninggalkan kue ulang tahun yang telah ia buat bersama kakaknya, Ilham.
*****
“Claire.. Claire tunggu, aku mau bicara!” panggil Lia
“Claire.. Aku minta maaf!” Claire tak merespon sama sekali sapaan Lia. Lari, lari, dan terus berlari. Membuat nafas Lia terasa sesak.
“Claire! Maafkan aku, kamu jangan lari!” panggil Lia seraya menahan rasa sakitnya
“Mau apa kamu mengejarku? Aku itu orang yang selalu salah!” Claire pun merespon Lia. Lia merasa lega. Namun, ia langsung terjatuh seraya memegangi dadanya yang terasa semakin sesak.
“Claire, kamu gak boleh ngomong begitu” lirih Lia
Claire pun langsung menghampiri Lia yang tengah dalam keadaan sakit. Wajahnya pucat, nafasnya ter-engah-engah, keringat dingin bercucuran dari keningnya
“Claire, aku mohon. Maafin aku. Aku sayang sama kamu” ucap Lia lirih
Nafas Lia sudah tak beraturan. Jantungnya beradu cepat dengan paru-parunya. Namun, semua itu telah berakhir. Lia menutup mata di usia yang baru saja menginjak 13 tahun.
“Cla, kenapa?” tanya Lia ketika melihat wajah Claire panik
“Lia, tolongin aku!” lirih Claire
“Tolongin apa?” tanya Lia“Tugas aku ada di rumah, aku gak bawa!” jawab Claire. Matanya berkaca-kaca. Merasa ketakutan
“Apa! Gak bawa!?” ucap Lia dengan suara agak keras
“Ada apa, Lia?” Tanya Ibu Guru,
“Nggak, bu, saya tadi terkejut, sa…sa..sa..saya tadi lupa gak bawa bolpoint, bu” ucap Lia terbata-bata
“Ya sudah, kamu duduk saja Lia, Ibu kira ada apa” ujar Ibu Guru seraya duduk dan memeriksa satu per satu buku siswa
“Hei, siapa yang tidak mengumpulkan tugas Biologi!?” tanya Ibu Guru dengan wajah ‘sangar’-nya itu
“Sa… saya, Bu” ucap Lia pasrah demi melindungi Claire
“Lia, mengapa kamu tidak mengerjakan? Kamu itu siswi paling rajin dan pandai, mengapa kamu membuat hal yang menurunkan prestasi dan nilai Biologimu?” ucap Ibu Guru
“Lia, kenapa kamu bilang seperti itu?” bisik Claire
“Anak-anak, jika kalian melakukan hal seperti yang dilakukan Lia, kalian akan Ibu beri hukuman hormat kepada bendera dari mulai sekarang hingga jam pelajaran usai. Lia, kamu jalankan hukumannya, sekarang. Kalian semua mengerti?” seru Ibu Guru
“Mengerti, bu” serentak semua mengucapkannya.
*****
“Kamu gak apa-apa kan, Li?” Tanya Claire
“Nggak apa-apa kok” jawab Lia
“Ya ampun wajah kamu pucat banget, aku antar pulang saja yah?” tawar Claire
“Nggak usah, Cla” tolak Lia
“Kenapa kamu melakukan hal itu?” tanya Claire
“Nggak apa-apa…” lirih Lia seraya tersenyum kecil. Tiba-tiba pengelihatannya samara-samar. Ia melihat Claire seperti ada dua sosok. Tiba-tiba, ia merasa gelap. Dan…
*****
“Lia, bangun.. Bangun! Claire, apa yang terjadi?” tanya Ibu guru Biologi
“Dia tadi pingsan, bu, ini semua salah Claire, seharusnya Claire yang di hukum, bukan Lia. Claire, Bu, yang tidak mengerjakan tugas” jelas Claire seraya menundukkan kepalanya
“Kenapa kamu melakukan itu Claire, kamu telah menyebabkan seseorang sakit, sekarang kamu ke ruangan Ibu!!” ucapnya dengan galak
*****
“Ibu, hentikan, bu, jangan marahin Claire” lerai Lia
“Lia, kamu sadar, kamu nggak apa-apa kan?” tanya Bu Guru Biologi dengam segenap perhatiannya
“Nggak apa-apa, bu” jawab Lia
“Nggak apa-apa gimana? Wajah kamu pucat sekali” ucapnya
Mata Claire tampak berkaca-kaca melihat Ibu Guru perhatian kepada Lia. Lalu, Claire keluar dan pulang,
“Claire, tunggu!” namun Claire tidak menjawab
“Sudah, Lia, jangan pedulikan dia, dia itu bikin kamu seperti ini”
“Tapi, bu, dia sahabatku”
“Ibu tahu kamu menyayanginya, tetapi jangan kamu membantu dalam hal kesalahan”
*****
Hari ini, ulang tahun Lia yang ke 13. Ia terus memandangi handphone-nya. Menunggu ucapan selamat ulang tahun dari Claire. Namun, hasilnya ? NIHIL !! Tampaknya, Claire benar-benar marah besar terhadap sosok LIA ! Orang yang telah membuatnya dibentak-bentak oleh gurunya. Claire merasa sangat marah ! Ia menganggap, Lia hanya orang yang “Cari Perhatian” didepan guru-guru. Namun, Lia pun berusaha meminta maaf terhadap Claire. Ia juga merasakan rasanya menjadi Claire. Lia merasa sepi. Dikelas pun, Claire sibuk bicara dengan teman-teman lainnya
“I Hope, Claire will say Happy Birthday to me. Please, God” lirih Lia
Lia pun memutuskan pergi menuju rumah Claire. Meninggalkan kue ulang tahun yang telah ia buat bersama kakaknya, Ilham.
*****
“Claire.. Claire tunggu, aku mau bicara!” panggil Lia
“Claire.. Aku minta maaf!” Claire tak merespon sama sekali sapaan Lia. Lari, lari, dan terus berlari. Membuat nafas Lia terasa sesak.
“Claire! Maafkan aku, kamu jangan lari!” panggil Lia seraya menahan rasa sakitnya
“Mau apa kamu mengejarku? Aku itu orang yang selalu salah!” Claire pun merespon Lia. Lia merasa lega. Namun, ia langsung terjatuh seraya memegangi dadanya yang terasa semakin sesak.
“Claire, kamu gak boleh ngomong begitu” lirih Lia
Claire pun langsung menghampiri Lia yang tengah dalam keadaan sakit. Wajahnya pucat, nafasnya ter-engah-engah, keringat dingin bercucuran dari keningnya
“Claire, aku mohon. Maafin aku. Aku sayang sama kamu” ucap Lia lirih
Nafas Lia sudah tak beraturan. Jantungnya beradu cepat dengan paru-parunya. Namun, semua itu telah berakhir. Lia menutup mata di usia yang baru saja menginjak 13 tahun.
PROFIL PENULIS
Nama saya Sera Nur Windiastono. Usia saya 12 tahun, masih kelas 7 tepatnya. Jika ingin mengenal saya lebih jauh, silakan :
Facebook : Sera Nur Windiastono
Twitter : @SeraNur_
Facebook : Sera Nur Windiastono
Twitter : @SeraNur_