KADO TERINDAH DARI TUHAN
Karya Silvi Yurisa
Kepadamu ku simpan hatiku yang resah dipenuhi ragu, kepadamu aku menyimpan cemburu, dan padamu ku titip semua harap dan kerinduan. diam diam aku memperhatikanmu, mencintaimu dan merindumu.
Aku masih berjalan dengan langkah tak pasti, ragu masih terus membalut hatiku. Tuhan yang tau isi hati ini, Tuhan yang membawamu kedalam hidupku, Tuhan yang meyakinkanku kamu benar benar yang terbaik. tapi selalu seperti ini, tak pernah ada yang benar benar mengerti apa yang ku harapkan. kenapa harus dia yang juga menyayangimu seperti aku.
Kepadamu ku simpan hatiku yang resah dipenuhi ragu, kepadamu aku menyimpan cemburu, dan padamu ku titip semua harap dan kerinduan. diam diam aku memperhatikanmu, mencintaimu dan merindumu.
Aku masih berjalan dengan langkah tak pasti, ragu masih terus membalut hatiku. Tuhan yang tau isi hati ini, Tuhan yang membawamu kedalam hidupku, Tuhan yang meyakinkanku kamu benar benar yang terbaik. tapi selalu seperti ini, tak pernah ada yang benar benar mengerti apa yang ku harapkan. kenapa harus dia yang juga menyayangimu seperti aku.
Kepadamu, aku tak hanya ingin menjalin cinta yang sesaat. tapi cinta yang membawa ku terus berada disampingmu. aku hanya ingin aku yang yang menopangmu diakala kamu lemah, aku ingin hanya kamu yang terus menggenggam jemari ini hingga tangan tuhan yang memisahkan.
Tuhan dia adalah kado terindah yang kau beri untukku, meski hati kami tak dapat bertaut.
# #
Tak biasanya hujan turun sore ini, padahal bulan ini kemarau sangat panjang. jika siang hari, matahari seakan tersenyum sangat lebar menyapa manusia di bumi. membakar ubun-ubun dikepala. mengeringkan kerongkongan, meskipun berkali kali minum. tapi tetap saja masih terasa serat.
Aku masih memandang jauh keluar jendela kampus, berharap hujan segera reda agar aku bisa pulang ke rumah secepatnya. jika hujan masih terus mengguyur kota bogor seperti ini, dengan terpaksa aku harus pulang malam hari ini. tak ada jemputan kata ayah, jika malam belum larut masih ada kendaranaan umun yang lalu lalang. sedikit kesal, tapi tak apa lah karna kau juga tdk pulang sendiri, ada beberapa teman yang jg rumahnya juga searah denganku.
Aku masih memandang jauh keluar jendela kampus, berharap hujan segera reda agar aku bisa pulang ke rumah secepatnya. jika hujan masih terus mengguyur kota bogor seperti ini, dengan terpaksa aku harus pulang malam hari ini. tak ada jemputan kata ayah, jika malam belum larut masih ada kendaranaan umun yang lalu lalang. sedikit kesal, tapi tak apa lah karna kau juga tdk pulang sendiri, ada beberapa teman yang jg rumahnya juga searah denganku.
Kisah ini belum dimulai, aku masih melihatmu sekilas lalu tak ada rasa, harap, rindu dan resah yg menggeluti hati. semua biasa saja, mengalir tenang seperti air sungai yang mengalir dari hulu kehilir. hujan perlahan mereda, semilir angin berhembus begitu dingin menusuk hingga ketulang sumsum. aku kepalkan tangan ku, sesekali menggosokkannya ke celana. aku berjalan sedikit tergesa- gesa ke arah halte, sepertinya langit masih akan terus mngguyur kota bogor dengan hujan yang lebih deras setelah ini. masih kuapit tanganku, berharap ada seseorang yang datang dan membalutku dengan jaketnya. tapi itu hanya khayalanku, semua sirna ketika sebuah kendaraan umum membunyikan klaksonnya.
Semua berjalan begitu cepat, hari hari itu bagaikan terhitung hitungan detik.
Aku tak tau harus memulai cerita ini dari mana. aku juga tak tau sejak kapan aku mulai mencintaimu, aku juga tak tau sejak kapan aku mulai menangis karenamu, dan sejak kapan aku selalu menyebut namamu dalam setiap bait doaku.
Begitu banyk harap yang kutitipkan padamu, entah apa yang membuatku begitu yakin padamu.
Hari pertama UAS
Ini sudah kesekian kalinya aku melihat jam dipergelangan tanganku, kemudian kembali focus pada lembaran lembaran soal yang kini meminta jawaban padaku. hanya tinggal beberapa soal lagi yang belum terjawab, sesekali kumainkan pulpenku. berfikir keras mengeluarkan seluruh kata kata terakhir yang ada di dalam otak ini.
Satu demi satu pertanyaan terjawab sudah, kulirik kembali jam tanganku. Masih ada waktu untuk membaca kembali hasil jawabanku, tapi deretan huruf itu seakan menggumpal , menyatu dan pergi tertiup angin. Kurasa mataku sudah tak ingin lagi melihat deretan kata kata itu. seperti diruang sidang, semua hening tak ada suara apapun. Hanya detik jam dinding yang terdengar memenuhi ruangan. Ya hanya itu yang terdengar.
Kulayangkan pandangan ku keseluruh pejuru ruangan, beberpa detik ya hanya beberapa detik pandanganku tepat terpaku padamu yang duduk di pojok depan tepat sebaris denganku. Wajahmu terlihat serius menyelesaikan soal soal beranak itu. Sesekali mengusap keringat yang terjatuh di keningmu. garis bibir yang indah saat tersenyum, rahang kuat melihatkan kedewasaanmu, bagian alis yang menonjol menunjukan seorang yang penyayang dan setia.
Tak kusadari aku begitu senang memandangmu, tersenyum diam diam di belakangmu.
Semua terasa menyenangkan sejak saat itu, saat aku mulai memendam rasa lain padamu, saat diam diam ku titipkan salam rindu pada tuhan untukmu. masih kusimpan rasa yg begitu indah dihati, menutupnya rapat rapat agar tak seorang pun tahu.
Hari kedua UAS
Ini hari terakhir uas, kubaca kembali catatanku masih ada beberapa menit untuk mempersiapkannya agar lebih matang. Aku mencari sosokmu? Ya kamu yang diam diam telah menyelinap masuk kedalam fikiranku. Tak ada? Kemana kamu??
Koridor kampus dipenuhi mahasiswa yang berlalu lalang membuatku semakin sulit mencarimu. aku berjalan perlahan mengikuti arus yang membawaku keruangan ujian. satu persatu nama dipanggil untuk memasuki ruangan dengan memperlihatkan kartu tanda mahasiswa kepada pengawas terlebih dahulu. aku melangkah pasti memasuki ruangan, berharap ujian ini segera selesai. Aku duduk dibaris paling depan, duduk tenang seraya terus berdoa dalam hati untuk kelancaran ujian ini.
Aku menoleh perlahan, kudapati dirimu yang sejak tadi ku cari. Lagi lagi bibirku tersenyum penuh arti. ku hela nafas perlahan, mencoba mengatur detak jantungku yang mulai tak karuan. hatiku terus mengucap lafadz ilahi saat melihatmu, tuhan menciptakanmu begitu indah ya sungguh indah dengan kelembutan hatimu.
Jam ujian pun selesai, aku kehilangan sosokmu. Padahal ini hari terakhir aku bisa melihatmu sebelum liburan dan kau pergi kekampung halamanmu. seperti menebak langit abu abu, aku benar benar tak tau kamu dimana? aku senang meski hanya beberapa saat denganmu walau dalam jarak yg jauh.
# #
Kisah ini baru saja dimulai, saat aku mulai memberanikan diri untuk melangkah sedikit demi sedkit mendekatimu. Aku senang dngn candaanmu, nasehatmu. yaa aku hanyalah orang baru dalam kehidupanmu, aku belum menegenal sebenar benarnya dirimu. tapi liburan itu membawaku lebih mengenalmu, menumbuhkan rasa rindu padamu. Kamu tau, saat aku bertanya.
“kalau aku ke jawa, kamu mau nyambut pake apa?” tanyaku.
“nanti aku pake blangkon terus kita keliling jawa naik sepeda ontel haha” jawabmu.
Kamu tau, aku berharap itu semua bukan hanya harap yang tak pasti?
Semuanya mengalir begitu saja. dengan cepat dan sangat cepat tuhan benar benar membekukan hatiku untukmu. Kukirimkan salah satu cerita pendekku agar kamu bisa membacanya. Jujur aku tak berharap banyak, saat kamu bersedia untuk membacanya saja aku sudah senang.
“ceritanya bagus, aku memang cepat terharu kalau udah ngomongin orang tua. Kembangin terus ya tulisan kamu.” katamu
Saat itu kamu sudah menjadi motivasi dan spirit untukku.
Kisah ini baru saja dimulai.
Masa liburan itu telah usai, betapa rindunya aku melihat sosokmu? meskipun kamu tidak pernah merasaka hal yang sama.
30 agustus 2012
Aku sudah melihat sosokmu, bagaikan tersiram air hangat yang melelehkan bekunya hatiku.
Tapi kamu diam, masih diam dan terus diam. Hingga saat hujan turun sore itu, mungkin aku harus menunggu beberapa saat agar hujan mereda sedikit dan aku bisa pulang. beberapa detik berlalu, kini sosokmu telah ada dihadapanku. akhirnya kuberanikan diri untuk menegurmu. kamu tersenyum indah dengan jabatan tangan yang hangat. walau hanya sekilas lalu. Aku bahagia, terimakasih untuk senyum terindahmu hari itu.
31 agustus 2012
Bukan kabar baik yang kudapat hari itu, saat pembagian kelas ternyata aku tak dapat lagi bersama denganmu. Kukira dengan jarangnya bertemu lagi denganmu akan mengurangi sedikit demi sedikit rasa cintaku, tapi aku salah. Rasa itu malah semakin mengakar didalam hatiku, ditambah lagi kerinduanku yang amat dalam padamu. Kucoba menenangkan hati, entah mengapa aku begitu berat berpisah denganmu. Aku tak tau, perlahan butir hangat keluar dari mata membasahi pipiku. Ya tuhan…sesulit inikah aku melepasnya??
Sedalam inikah aku menyayangimu?
4 September 2012
Pagi, aku suka pagi. begitu indah dengan cinta cinta yang mulai merekah.
Hari pertama kuliah dengan suasana yang baru. Tanpa kamu. Aku datang lebih pagi hari ini, karena aku belum tau dimana ruang kuliah untuk hari ini. Aku melangkah santai dikorodor kampus, melihat satu persatu ruangan digedung yang terlihat tua itu.
Ternyata ruangan tersebut berada dipojok lantai atas gedung ini, oh tuhan…jelas saja tidak terlihat. Semua mahasiswa telah datang, ada beberapa wajah asing yang tak kukenali sebelumnya. Tapi beberapa sudah ku kenal, membuatku tak merasa sendiri.
Aku terdiam sesaat, sosokmu melintas dipikiranku. Aku rindu…entah kapan tuhan mempertemukan kita kembali?
5 September 2012
Hari ini lebih menyenangkan awalnya, aku masih bisa bersama teman dekatku di kelas kuliah ini. Semua cerita-cerita mereka mengulang kembali ingatanku padamu. Satu dari temanku bercerita sangat antusias tentang mu, aku tau dia sangat dekat denganmu. dan seperti petir besar yang menyambarku saat ku tau dia memiliki rasa yang sama denganku padamu. kamu tau betapa bahagianya aku bisa dekat seperti ini dengannya? Saling bercanda, berbagi cerita. saat itu aku merasa, aku mulai menyayanginya sebagai sahabat, ya sangat menyayanginya. dia bercerita banyak tentang mu, tentang persaanya yang juga dalam padamu.
Kamu tau?
Saat itu, bukan rasa benci yang ada dihatiku karena ku tau dia juga mencintaimu seperti aku. tapi aku senang, aku tak henti-hentinya tersenyum, tertawa bahkan rasanya aku ingin sekali menangis. saat itu, rasanya tulang-tulang yang memopong tubuh ini remuk begitu saja. perlahan hatiku tersayat sayat, sangat sakit. jika aku tak kuat, mungkin saat itu air mataku takkan berhenti mengalir. tapi ku coba kuat, walau perlahan aku merasa demam pada tubuhku.
Entah setan apa yang merasukiku malam itu? Saat aku katakanan bahwa aku mencintaimu, manyayangimu. aku tau, tak pernah ada sedikitpun rasa yang sama dihatimu padaku. Aku hanya mengungkapkan, tak perlu kamu menjawab hanya ingin kamu tau dan pahami bahwa aku menyayangimu karena-Nya.
# #
Hari terus berganti, aku mulai terbiasa dengan cerita cerita indah sahabatku itu saat bersamamu. entah mengapa aku senang jika dia senang. rasanya aku tak ingin kehilangan sahabat sepertinya. aku selalu terbangun disepertiga malam itu, membasahi diriku dengan air wudhu. bersujud hanya padaNya, mendoakanmu, dan kutitipkan salam terindah padaNya untukmu.
Aku tak mau menjadi orang yang egois mementingkan diri sendiri untuk bahagia tanpa memikirkan bagaimana denga dia. kuputuskan untuk merelakanmu tapi bukan berhenti mencintaimu, aku tak ingin kehilangan sahabatku. bagaimana jika dia tau bahwa aku sangat menyayangimu. aku rela aku ikhlas biar dia yang mencintaimu. biar aku yang terus siap mendengar ceritanya tentangmu. biar aku yang terus menguatkan hati untuknya.
Kamu tau? Aku ingin menggelar sajadah bersamamu, berdiri dibelakangmu sebagai makmummu yang membawa kita semakin mencintaiNya. ya itu hanya khayalku, hanya doaku dalam tahajutku. kamu selalu bilang.
“kalau jodoh ga akan kemana”
ya aku tau, tuhan memang tak mengabulkan semua doa hambanya tapi tuhan pasti memberi yang terbaik untuk hambanya. dan takdir itu bukan sesuatu hal yang tidak dapat dirubah, takdir dapat berubah dengan usaha dan doa.
13 September 2012
Pagi ini aku sudah menangis karenamu. padahal hari ini adalah hari yang begitu special untukku. berharap dihari berkurangnya umurku ini hanya ada senyum yang terus bersamaku. Tuhan..tak banyak yang kuinginkan hari ini. Hanya memohon semoga aku menjadi orang yang labih baik, lebih dewasa, kuat dan semakin mencintaiMu. Tuhan boleh ku minta satu hadiah dariMu? Aku hanya ingin dia tuhan, datang dan tersenyum dihapanku. Tak banyak tuhan..hanya itu.
Tapi tak apa jika memang tak Kau izinkan hal itu, untukku kau hadirkan dia dan rasa cinta ini dihati sudah sangat membuatku bahagia.dia adalah kado terindahMu untukku, terimakasih Tuhan. dan juga untuk mereka, sahabatku . yang telah memberi kado terindah dengan kasih sayang. Meskipun jail tapi kalian sangat berharga.
Untukmu, terimakasih udah ngizinin aku mencintaimu, maafin aku yang suka bawel, nyebelin. Maafin aku yang udh lancang masuk kekehidupan kamu. Dan maaf kalau aku masih akan terus menyayangi dan mencintaimu.
Aku menyayangimu selalu
Dan tak seorang pun tau…
PROFIL PENULIS
Nama: Silvi Yurisa
Ttl: Bogor, 13 september 1993
Sekolah: Institut Pertanian Bogor (IPB)
Motto: Live to write, write to live