GADIS DAN MIMPI ITU
Karya Roni Suhermawan
Namaku Enggar Malik prathama, teman teman di sekolah sih biasanya memanggilku Enggar. Tapi, kalo’ di rumah aku lebih sering di kenal sama keluargaku sebagai Malik. Dan Aku berasal dari keluarga biasa aja
Hari ini aku berniat untuk jalan jalan di sebuah tanah lapang yang tak jauh dari rumahku karena hari ini aku sedang liburan sekolah. Sesampainya di sana akupun langsung membaringkan tubuhku di tengah hamparan rerumputan sambil menikmati sejuknya angin yang berhembus semilir. “hmm... sejuknya...” gumamku. Disaat itupun aku langsung tertidur pulas. Tanpa disadari hari sudah mulai sore akupun langsung terbangun. “waduh... udah ketinggalan shalat asar nih...” gumamku. Akupun lansung pulang menuju rumahku. Di saat dalam perjalanan pulang akupun melihat seorang gadis baru saja pulang mengaji dari masjid. Karena kulihat gadis itu sedang mendekap al-qur’an di dadanya. “baru pulang dari ngaji ya neng?” sapa ku. Gadis itupun langsung menatapku dan membalas dengan senyuman. Sepintas ku lihat pandangan matanya begitu teduh, wuih... hatiku langsung kerasa sejuk.
Hari ini aku berniat untuk jalan jalan di sebuah tanah lapang yang tak jauh dari rumahku karena hari ini aku sedang liburan sekolah. Sesampainya di sana akupun langsung membaringkan tubuhku di tengah hamparan rerumputan sambil menikmati sejuknya angin yang berhembus semilir. “hmm... sejuknya...” gumamku. Disaat itupun aku langsung tertidur pulas. Tanpa disadari hari sudah mulai sore akupun langsung terbangun. “waduh... udah ketinggalan shalat asar nih...” gumamku. Akupun lansung pulang menuju rumahku. Di saat dalam perjalanan pulang akupun melihat seorang gadis baru saja pulang mengaji dari masjid. Karena kulihat gadis itu sedang mendekap al-qur’an di dadanya. “baru pulang dari ngaji ya neng?” sapa ku. Gadis itupun langsung menatapku dan membalas dengan senyuman. Sepintas ku lihat pandangan matanya begitu teduh, wuih... hatiku langsung kerasa sejuk.
Semenjak hari itu akupun selalu menyempatkan diri untuk bertemu dengan gadis itu. Namun, selang beberapa bulan bukannya gadis itu yang datang eh malah cowo’nya. “ngapain kamu nongkrong di mesjid ini, mau nyari cewe saya ya?” tanya cowo’ itu padaku. “ eh... siapa yang nunggu cewe’ kamu. Emang kebetulan rumahku deket sini kok.” Kilahku. Cowo itu pun langsung marah padaku “emang gue buta apa... aku ini sering liat kamu senyum senyum kalo dia lewat sini.” Akupun lansung meninggalkan tempat itu, karena tak ingin memperpanjang masalah. Selang beberapa saat kulihat gadis itu pun keluar dari masjid dan langsung dibonceng oleh cowo’ itu, semenjak hari itu aku tak pernah lagi melihat gadis itu pergi kemasjid.
Selang beberapa bulan akupun mulai melupakan gadis itu, karena aku sadar aku tak mungkin lagi bisa mendapatkan hati gadis itu. Dan seperti biasanya di minggu aku kembali mendatangi tanah lapang itu. Ketika aku baru sampai di sana, aku di kejutkan oleh kehadiran seorang cewe’ di tempat itu. “loh.. siapa si cewe’ itu ngak seperti biasanya hamparan tanah lapang ini kan Cuma aku yang sering mendatangi tanah lapang ini.”gumamku. Aku pun mulai mendekati cewe’ itu. Kemudian aku langsung terkejut karena yang sedang duduk di tanah lapang itu adalah gadis itu. “loh... ngapain kamu datang kesini?” tanyaku. “aku lagi sedih...” jawab gadis itu sambil menahan air matanya. “Udahlah jangan sedih gitu... kalo’ kamu sedih aku ikut sedih... ceritain dong masalahnya sama aku. Mungkin aku punya solusinya.” Gadis itupun langsung tersenyum padaku dan menceritakan semua masalahnya padaku. Sekali lagi, di saat dia tersenyum padaku rasanya sejuk. Hatiku yang kering ini serasa seperti di tetesi oleh embun.
Sejak saat itu, kami berdua mulai akrab. Kami sering kali menceritakan setiap masalah yang kami alami di tanah lapang itu. Dan aku sadar sepertinya tanah lapang itu akan menjadi tempat yang paling istimewa buatku, karena di sanalah tempat pertama kali kami berkenalan. Semua itupun sirna secara tiba tiba di suatu hari. Hari itu tak seperti biasanya dia sangat kegirangan. Hmm senangnya melihatnya bahagia.
“ada apa nih kok seneng banget” tanyaku
“hari ini aku seneng banget. Karena hari ini aku udah jadian lagi sama cowo’ku yang kemarin.”
“owh... baguslah kalo begitu... aku senang kalo liat kamu bahagia.” Ucapku sambil tersenyum padanya.
Akhirnya akupun harus menelan pil pahit karena sekali lagi harus menunggunya. Aku sadar lebih baik melihatnya bahagia bersama orang lain, dari pada harus melihatnya menangis karena aku.
Walau gadis itu kembali jadian dengan cowo’ itu entah mengapa dia masih saja sering curhat denganku. Kadang aku juga cemburu ketika dia bercerita tentang cowo’nya itu. Tapi, sekali lagi aku hanya ingin melihat senyumannya yang mampu menyejukkan hatiku ini.
Suatu hari, aku sedang berjalan jalan ke pinggir kota untuk menikmati makanan kesukaanku martabak. Akupun langsung memesan satu porsi martabak. “bang aku pesan martabaknya satu” tanpa disengaja aku melihat seorang cowo’ yang tak lain adalah pacar gadis itu. Kulihat dia sedang bermesraan dan makan bersama cewe’ lain. “ah... mungkin Cuma salah liat.” Gumamku.
Keesokan harinya, gadis itupun kembali mendatangiku di tanah lapang itu sambil menangis.
“nggar, aku kamu mau ngak nemenin aku di sini.”
“emang, ada masalah apa lagi.” Tanyaku pada gadis itu.
“aku lagi sedih nih. Ternyata cowo’ ku udah selingkuh sama sahabat aku sendiri di belakangku.” Kata gadis itu.
“jangan sedih terus dong, pasti orang yang sayang sama kamu ikutan sedih kalo liat kamu sedih.” kataku
“mungkin kalo ada orang yang sayang sama aku sekarang aku masih belum mau menerimanya sekarang.” Kata gadis itu.
“ya udah, jangan nangis lagi... nih aku nyanyi’in lagu buat kamu.” Ucapku sambil mulai menyanyikan sebuah lagu.
“makasih ya nggar udah dengerin cerita aku, kamu emang temenku yang paling baik.” Ucapnya padaku.
“iya sama sama.” Ucapku sambil tersenyum.
Sejak saat itu kami tak pernah lagi bertemu, akupun berusaha untuk melupakannya, karena aku tak mau berharap banyak darinya. Hingga suatu hari dia mendatangi rumah ku.
“enggar, mau ikut aku ngak.” Tanya gadis itu
“emang mau kemana?” tanyaku
“aku tau kamu lagi sedih. Makanya hari ini aku yang akan menghibur kamu. Kan biasanya kamu yang menghibur aku.” Ucapnya sambil tersenyum padaku .
Akhirnya kamipun pergi ke tanah lapang itu.
“ kenapa sih kamu ngak punya cewe’ kamukan orangnya cakep, baik, pinter masak ngak ada orang yang suka sama kamu sih.” Tanya gadis itu.
Akupun langsung kaget mendengar pertanyaan gadis itu.
“aku ini orangnya susah buat suka sama cewe. Kalo pun aku suka Cuma satu orang cewe’ yang aku suka. Tapi, sayang dia sukanya sama cowo’ lain.” jawabku
“coba aja nyatain. Mungkin sekarang dia udah mau nerima kamu.” Ucapnya padaku.
Akupun semakin bingung mau bilang apa. “tapi...”
“kamu ini orangnya ngeyel ya, coba aja dulu.”
“oklah.... tapi, jangan ketawa ato marah ya..???”
Dia pun mengiakan.
“Sss... sse.. sbenernya kamulah orang yang ku suka itu. Mau ngak kamu jadi embun yang menyejukkan hati ku?” tanyaku padanya sambil terbata-bata
Sesaat kami saling terdiam. Kemudian tanpa ku sangka dia pun mengiyakan.
“terima kasih ya karena sudah mau jadi embun di hatiku.” Ucapku lagi sambil menahan diri yang sudah sangat kegirangan.
Tiba- tiba sayup sayup terdengar suara ibu memanggil ku. “Malik ayo bangun nak....”
Akupun langsung terbangun, “wah ternyata Cuma mimpi” gumamku dalam hati.
Sambil berjalan menuju rumah akupun masih terbayang dengan mimpiku itu. Yang ku ingat dari mimpiku itu hanyalah wajahnya saja, aku tak tau siapa gadis itu.
Ya.. yang masih ku ingat dari mimpi itu adalah seorang gadis yang senyumnya mampu sejukkan hatiku yang gersang. saat aku kehilangan senyumnya, serasa hatiku di tikam oleh belati. Ingin ku jadikan dirinya embun di hatiku, dan membahagiakannya. Agar aku bisa melihat senyumnya selamanya. Tapi sayang itu hanyalah sebuah mimpi.
Selang beberapa bulan akupun mulai melupakan gadis itu, karena aku sadar aku tak mungkin lagi bisa mendapatkan hati gadis itu. Dan seperti biasanya di minggu aku kembali mendatangi tanah lapang itu. Ketika aku baru sampai di sana, aku di kejutkan oleh kehadiran seorang cewe’ di tempat itu. “loh.. siapa si cewe’ itu ngak seperti biasanya hamparan tanah lapang ini kan Cuma aku yang sering mendatangi tanah lapang ini.”gumamku. Aku pun mulai mendekati cewe’ itu. Kemudian aku langsung terkejut karena yang sedang duduk di tanah lapang itu adalah gadis itu. “loh... ngapain kamu datang kesini?” tanyaku. “aku lagi sedih...” jawab gadis itu sambil menahan air matanya. “Udahlah jangan sedih gitu... kalo’ kamu sedih aku ikut sedih... ceritain dong masalahnya sama aku. Mungkin aku punya solusinya.” Gadis itupun langsung tersenyum padaku dan menceritakan semua masalahnya padaku. Sekali lagi, di saat dia tersenyum padaku rasanya sejuk. Hatiku yang kering ini serasa seperti di tetesi oleh embun.
Sejak saat itu, kami berdua mulai akrab. Kami sering kali menceritakan setiap masalah yang kami alami di tanah lapang itu. Dan aku sadar sepertinya tanah lapang itu akan menjadi tempat yang paling istimewa buatku, karena di sanalah tempat pertama kali kami berkenalan. Semua itupun sirna secara tiba tiba di suatu hari. Hari itu tak seperti biasanya dia sangat kegirangan. Hmm senangnya melihatnya bahagia.
“ada apa nih kok seneng banget” tanyaku
“hari ini aku seneng banget. Karena hari ini aku udah jadian lagi sama cowo’ku yang kemarin.”
“owh... baguslah kalo begitu... aku senang kalo liat kamu bahagia.” Ucapku sambil tersenyum padanya.
Akhirnya akupun harus menelan pil pahit karena sekali lagi harus menunggunya. Aku sadar lebih baik melihatnya bahagia bersama orang lain, dari pada harus melihatnya menangis karena aku.
Walau gadis itu kembali jadian dengan cowo’ itu entah mengapa dia masih saja sering curhat denganku. Kadang aku juga cemburu ketika dia bercerita tentang cowo’nya itu. Tapi, sekali lagi aku hanya ingin melihat senyumannya yang mampu menyejukkan hatiku ini.
Suatu hari, aku sedang berjalan jalan ke pinggir kota untuk menikmati makanan kesukaanku martabak. Akupun langsung memesan satu porsi martabak. “bang aku pesan martabaknya satu” tanpa disengaja aku melihat seorang cowo’ yang tak lain adalah pacar gadis itu. Kulihat dia sedang bermesraan dan makan bersama cewe’ lain. “ah... mungkin Cuma salah liat.” Gumamku.
Keesokan harinya, gadis itupun kembali mendatangiku di tanah lapang itu sambil menangis.
“nggar, aku kamu mau ngak nemenin aku di sini.”
“emang, ada masalah apa lagi.” Tanyaku pada gadis itu.
“aku lagi sedih nih. Ternyata cowo’ ku udah selingkuh sama sahabat aku sendiri di belakangku.” Kata gadis itu.
“jangan sedih terus dong, pasti orang yang sayang sama kamu ikutan sedih kalo liat kamu sedih.” kataku
“mungkin kalo ada orang yang sayang sama aku sekarang aku masih belum mau menerimanya sekarang.” Kata gadis itu.
“ya udah, jangan nangis lagi... nih aku nyanyi’in lagu buat kamu.” Ucapku sambil mulai menyanyikan sebuah lagu.
“makasih ya nggar udah dengerin cerita aku, kamu emang temenku yang paling baik.” Ucapnya padaku.
“iya sama sama.” Ucapku sambil tersenyum.
Sejak saat itu kami tak pernah lagi bertemu, akupun berusaha untuk melupakannya, karena aku tak mau berharap banyak darinya. Hingga suatu hari dia mendatangi rumah ku.
“enggar, mau ikut aku ngak.” Tanya gadis itu
“emang mau kemana?” tanyaku
“aku tau kamu lagi sedih. Makanya hari ini aku yang akan menghibur kamu. Kan biasanya kamu yang menghibur aku.” Ucapnya sambil tersenyum padaku .
Akhirnya kamipun pergi ke tanah lapang itu.
“ kenapa sih kamu ngak punya cewe’ kamukan orangnya cakep, baik, pinter masak ngak ada orang yang suka sama kamu sih.” Tanya gadis itu.
Akupun langsung kaget mendengar pertanyaan gadis itu.
“aku ini orangnya susah buat suka sama cewe. Kalo pun aku suka Cuma satu orang cewe’ yang aku suka. Tapi, sayang dia sukanya sama cowo’ lain.” jawabku
“coba aja nyatain. Mungkin sekarang dia udah mau nerima kamu.” Ucapnya padaku.
Akupun semakin bingung mau bilang apa. “tapi...”
“kamu ini orangnya ngeyel ya, coba aja dulu.”
“oklah.... tapi, jangan ketawa ato marah ya..???”
Dia pun mengiakan.
“Sss... sse.. sbenernya kamulah orang yang ku suka itu. Mau ngak kamu jadi embun yang menyejukkan hati ku?” tanyaku padanya sambil terbata-bata
Sesaat kami saling terdiam. Kemudian tanpa ku sangka dia pun mengiyakan.
“terima kasih ya karena sudah mau jadi embun di hatiku.” Ucapku lagi sambil menahan diri yang sudah sangat kegirangan.
Tiba- tiba sayup sayup terdengar suara ibu memanggil ku. “Malik ayo bangun nak....”
Akupun langsung terbangun, “wah ternyata Cuma mimpi” gumamku dalam hati.
Sambil berjalan menuju rumah akupun masih terbayang dengan mimpiku itu. Yang ku ingat dari mimpiku itu hanyalah wajahnya saja, aku tak tau siapa gadis itu.
Ya.. yang masih ku ingat dari mimpi itu adalah seorang gadis yang senyumnya mampu sejukkan hatiku yang gersang. saat aku kehilangan senyumnya, serasa hatiku di tikam oleh belati. Ingin ku jadikan dirinya embun di hatiku, dan membahagiakannya. Agar aku bisa melihat senyumnya selamanya. Tapi sayang itu hanyalah sebuah mimpi.
PROFIL PENULIS
Nama : Roni suhermawan
Tanggal lahir : 24 september 1995
Alamat FB : https://www.facebook.com/RoniSuhermawan
Nama : Roni suhermawan
Tanggal lahir : 24 september 1995
Alamat FB : https://www.facebook.com/RoniSuhermawan
Baca juga Cerpen Remaja yang lainnya.,