PENGORBANAN CINTA
Karya Triantoro Wa Ardhan
Larisa seorang perempuan yang berhati lembut penyabar kuat tapi juga lemah. Hampir 10 tahun dia menjalani kehidupan rumah tangganya bersama suaminya yang amat di cintainya.
Nano seorang pengusaha muda dan juga suami larisa yang sangat dicintainya. Rumah tangga mereka harmonis dan bahagia. Tapi lambat laun mereka merasa kesepian dengan belum hadirnya buah cinta mereka. Akhirnya mereka memeriksakan diri ke dokter dan ternyata larisa di vonis tidak bisa mempunyai keturunan.
Nano seorang pengusaha muda dan juga suami larisa yang sangat dicintainya. Rumah tangga mereka harmonis dan bahagia. Tapi lambat laun mereka merasa kesepian dengan belum hadirnya buah cinta mereka. Akhirnya mereka memeriksakan diri ke dokter dan ternyata larisa di vonis tidak bisa mempunyai keturunan.
Kesedihan mulai merundung mereka. Keharmonisan pun semakin berkurang dalam rumah tangga mereka. Larisa dengan kelembutan hatinya tetap berperan sebagai istri yang baik bagi nano. Tapi melihat nano yang semakin dingin larisa merasa sedih. Larisa selalu berusaha menyenangkan hati nano meskipun itu harus mengorbankan perasaanya.
Dan suatu ketika larisa menyampaikan sesuatu hal yang membuat nano terkejut.
"mas kita harus terus berusaha agar kita punya keturunan"
"pasti sayang...apapun vonis dokter tapi ga ada yang ga mungkin bagi Alloh..mukzizat itu pasti ada"
"tanpa menunggu mukzizat pun kita masih bisa mengusahakan sekarang mas"
"caranya???"
"mas menikah lagi"
"apaaaa??? Aku ga setuju"
"mas...ini demi kita, mas harus ada penerusnya"
"Lalu bagaimana dengan kamu, kamu rela membagi hatiku dengan yang lain??"
"mas..kamu bahagia kan kalau kita punya anak..kalau mas bahagia aku juga bahagia meskipun anak itu bukan dari rahimku, meskipun aku harus membagi hati mas dengan yang lain aku rela" "baiklah kalau itu mau mu..tapi ada syaratnya"
"apa mas??" "kamu yang pilihkan wanita menjadi istri buatku"
"baiklah kita cari sama2...tapi mas harus pura-pura jadi pria lajang..kalo mas bilang udah beristri pasti ga ada yang mau menikah sama mas"
"kamu gila larisa..bagaimana mungkin aku melakukanya"
"mungkin mas..demi aku demi kita..aku akan pura-pura jadi saudara mas yang kerja di rumah ini"
"aku benar-benar ga ngerti dengan jalan pikiran kamu larisa"
"ini jalan terbaik bagi kita mas" Akhirnya pencarian jodoh pun di laksanakan..banyak wanita yang menyukai nano karna nano seorang pengusaha muda yang masih pantas menyandang status lajang, tapi tak satu pun wanita yang menarik hati nano.
Hingga akhirnya tanpa sengaja nano bertemu seorang gadis yang menarik hatinya. Katrin nama gadis itu. Katrin cukup dewasa, nano sering cerita tentang masalah hidupnya dan katrin yang selalu memberi nasehat bijak pada nano.
Nano pun semakin tergantung pada katrin, dia tidak mau sandiwaranya denga larisa terbongkar karena dia takut kehilangan katrin. Mereka semakin dekat dan berencana menikah, hingga akhirnya nano mulai mengenalkan katrin pada larisa sebagai kakak sepupunya yg bekerja di rumahnya. Katrin pun menganggap larisa sebagai kakaknya sendiri dan mereka semakin akrab.
Tapi ada yang aneh dengan nano yang membuat katrin curiga. Selama menjalin hubungan dengan katrin nano tidak pernah mengajak katrin kerumahnya.
Suatu ketika nano mulai sakit-sakitan karena kelelahan mengurus usahanya sendirian tapi katrin yg selalu menyemangati nano membuat nano tak merasakan lelahnya. Larisa pun senang melihat nano semangat lagi setelah sekian lama terlihat murung, meskipun dalam hati ada kecemburuan terhadap katrin.
Nano pun mulai sakit-sakitan dan setelah memeriksakan diri ke dokter ternyata nano di vonis mengidap kanker darah stadium awal. Larisa yang mengetahui hal tersebut sangat shock dan merahasiakannya dari nano. Larisapun menceritakan hal tersebut pada katrin. Katrin kaget dan semakin kawatir pada nano. Akhirnya larisa dan katrin sepakat untuk terus memberikan semangat hidup pada nano, tanpa dia tau penyakitnya.
Katrin yang semakin kawatir pada kesehatan nano yang semakin menurun nekat menjenguk nano di rumahnya. Dia mencari rumah nano dengan petunjuk2 yang pernah di berikan nano kepadanya.
Akhirnya katrin menemukan rumah nano tapi tak ada orang di sana. Katrin bertanya pada satpam rumah itu.
"permisi pak..ini benar kan rumahnya pak nano"
"benar mbak ini rumah pak nano"
“Pak nanonya kemana ya"
"Pak nano pergi ke dokter sama istrinya mba.."
"Istrinya???" tanya katrin penuh tanda tanya.
"Iya sama bu larisa, emang mba ini siapa ya..ada perlu apa"
"Ssaya saudaranya dari luar kota pak" jawab katrin dengan terbata-bata. Dia langsung pamit pada pak satpam "ya udah makasih pak...nanti saya telpon aja.. permisi"
"iya mbak sama2"
Katrin bagai di sambar petir saat mendengar nama larisa sebagai istri nano. Fikiranya kalut tapi dengan ketegarannya dia berusaha menguasai dirinya. Sampai di rumah katrin mengurung diri di kamar selama berhari-hari, otaknya terus berputar mengingat-ingat kembali kejadian demi kejadian pertemuanya dengan nano hingga saat ini. Ibunya kawatir dengan keadaan putrinya tapi katrin hanya bilang sedang tidak enak badan. Katrin berusaha tetap tegar untuk bisa keluar dari masalah ini. Dia tetap berusaha terlihat baik-baik saja di hadapan nano dan larisa sampai menunggu waktu yang tepat untuk mencari sebuah jawaban dari teka-teki besar ini.
Sepulang dari rumah sakit larisa mendapat laporan dari satpam rumahnya mengenai kedatangan katrin, untungnya nano tidak mengetahuinya.
"Bu tadi ada perempuan yang nyari pak nano"
"Siapa pak"
"Katanya sih saudara dari luar kota, saya lupa nanya namanya bu, katanya tadi mau telp pak nano"
Larisa agak panik "jangan2 itu katrin" batin larisa
"ya udah pak nanti saya sampein sama mas nano tapi bapak ga usah bilang2 dia kalau tadi ada yang nyari ya"
"Baik bu". Larisa mulai kawatir dia mencoba menghubungi katrin tapi tak ada jawaban. Nano juga mencoba menghubungi katrin yang mulai tak ada kabar, tapi katrin hanya menjawab sekenanya. Nano mulai curiga, dia takut katrin mengetahui sesuatu mengenai sandiwaranya.
Hati nano mulai tak tenang memikirkan katrin dan akhirnya berakibat buruk pada kesehatannya. Larisa yang kawatir pada nano mengabari katrin melalui pesan singkat. Akhirnya katrin membalas pesan larisa dan mereka sepakat untuk bertemu di suatu tempat. Katrin ingin tau lebih jelas mengenai keadaan sebenarnya langsung dari larisa. Setelah bertemu mereka bicara serius. "mba apa benar mba larisa istrinya mas nano" Larisa tersentak mendengar kata2 katrin
"itu tidak benar non, non dapat kabar itu darimana" Larisa berusaha tenang menjawab pertanyaan katrin. Katrin juga berusaha menguasai emosinya demi untuk mendapatkan jawaban yang pasti dari semua kejadian yang menimpa dirinya dari larisa.
“Mba aku mau mba larisa jujur ini sebenarnya ada apa..aku cuma pengen tau kebenaran dari semua ini”
“Non katrin bicara apa sih non..saya ga ngerti”
“mba..tadi saya ke rumah mas nano, tapi ga ada orang. Kata pak satpam pak nano pergi ke dokter dengan istrinya, bu larisa” Jegeerrr larisa bagai di sambar petir mendengar kata-kata katrin.
“A.aa..apa???” larisa terbata kemudian menangis. Katrin sebenarnya lebih sakit dan amat sakit tapi demi semuanya jelas pada titik permasalahannya katrin berusaha menenangkan larisa.
“mba sekarang saya sudah tau semuanya dan saya minta mba larisa menceritakan ada sandiwara apa di balik semua ini”
“maaf non beribu maaf saya ucapkan. Sebenarnya ini semua rencana saya, awalnya mas nano tidak mau melakukan ini tapi saya yang memaksa”
“sandiwara apa sih mba”
“saya dan mas nano menikah muda dan selama 10 tahun kami belum bisa mempunyai anak dan dokter sudah memvonis saya mandul. Tapi saya ingin mas nano punya keturunan untuk meneruskan usahanya kelak, akhirnya saya minta mas nano menikah lagi, tapi dengan status lajang agar ada wanita yang mau menikah dengan mas nano. Akhirnya secara ga sengaja mas nano ketemu non katrin yang sangat baik hati dan bijaksana. Saya pun mencintai non katrin seperti adik saya sendiri. Jadi saya mohon jangan tinggalin mas nano non. Non katrin satu-satunya semangat mas nano saat ini. Apalagi sekarang dia sedang sakit yang cukup serius, saya takut berakibat buruk pada kesehatannya kalau dia tau tentang ini” Larisa menceritakan detail ceritanya pada katrin.
“Tapi kenapa harus seperti ini caranya mba, mba larisa sendiri adalah seorang wanita, gimana perasaan mba larisa ketika ada di posisi saya”
“Saya tau non maafkan saya, saya hanya ingin membahagiakan mas nano”
“Meskipun dengan menyakiti orang lain??”
“Saya cuma takut usaha saya gagal kalau mas nano menikah lagi dengan status yang sebenarnya”
“Kenapa harus takut gagal kalau mba larisa percaya takdir Alloh. Bukan kebohongan atau kejujuran yang menentukan keberhasilan tapi takdir Alloh. Dan maaf mba sepertinya saya ga bisa meneruskan hubungan ini. Saya sudah terlalu sakit di bohongi seperti ini, melihat mba larisa pun sebenarnya saya ga sanggup” Larisa semakin menangis dan memohon pada katrin
“non saya mohon saat ini mas nano sakitnya sedang kambuh karena beberapa hari ini non katrin tidak ada kabar, gimana kalau nanti terjadi apa-apa sama mas nano, apa non katrin tega??”
“hhuuuff saya ga bisa janji mba, sekarang saya mau pulang. Permisi” Katrin pergi meninggalkan larisa yang masih menangis tersedu-sedu”.
Di saat larisa pergi menemui katrin nano yang sedang mencari dokumen perusahaannya tak sengaja menemukan hasil pemeriksaan dokter yang menyatakan dia mengidap kanker darah stadium awal. Nano sangat shock mengetahui semua itu tapi dia tidak mau membuat larisa khawatir sehingga dia pura-puara tidak tau.
Katrin yang masih merasa kasihan pada nano masih melanjutkan sandiwaranya berpura-pura baik-baik saja di depan nano. Tapi nano merasakan perubahan katrin. Akhirnya karna merasa hidupnya tak akan lama nano berterus terang pada katrin mengenai statusnya dan juga penyakit yang di deritanya. Katrin kaget nano telah mengetahui semuanya tapi katrin juga tak bisa berbuat banyak karena dia juga sedang menahan sakit hati yang dalam. Katrin hanya bisa memberikan semangat pada nano agar bisa berusaha sembuh demi istrinya yang sangat mencintainya. Mereka larut dalam haru, dalam kebimbangan hati yang dalam.
Akhirnya katrin pun memutuskan untuk mengakhiri hubungannya dengan nano. Nano pun hanya bisa pasrah pada keputusan katrin karena dia merasa tidak pantas lagi mendapatkan katrin. Hari demi hari bulan demi bulan larisa dan nano berusaha merelakan katrin pergi dari kehidupan mereka. Katrin pun mulai bangkit menjalani kehidupannya sendiri tanpa nano dan larisa. Akhirnya dia menikah dengan Tyo teman kecilnya yang baru datang dari belanda. Dan Nano mulai menjalani pengobatan alternatif dan mengalami perkembangan yang baik. Dan bersamaan dengan itu larisa di nyatakan hamil, sungguh suatu mukzizat luar biasa bagi mereka. Akhirnya kehidupan mereka sempurna tanpa ada lagi kebohongan, karena bohong atau jujur tidak menentukan keberhasilan dari sebuah usaha tapi takdir yang menentukan. Manusia itu hanya bisa berusaha tapi tetap Alloh yang menentukan, dengan cara apa pun manusia itu berusaha.
Dan suatu ketika larisa menyampaikan sesuatu hal yang membuat nano terkejut.
"mas kita harus terus berusaha agar kita punya keturunan"
"pasti sayang...apapun vonis dokter tapi ga ada yang ga mungkin bagi Alloh..mukzizat itu pasti ada"
"tanpa menunggu mukzizat pun kita masih bisa mengusahakan sekarang mas"
"caranya???"
"mas menikah lagi"
"apaaaa??? Aku ga setuju"
"mas...ini demi kita, mas harus ada penerusnya"
"Lalu bagaimana dengan kamu, kamu rela membagi hatiku dengan yang lain??"
"mas..kamu bahagia kan kalau kita punya anak..kalau mas bahagia aku juga bahagia meskipun anak itu bukan dari rahimku, meskipun aku harus membagi hati mas dengan yang lain aku rela" "baiklah kalau itu mau mu..tapi ada syaratnya"
"apa mas??" "kamu yang pilihkan wanita menjadi istri buatku"
"baiklah kita cari sama2...tapi mas harus pura-pura jadi pria lajang..kalo mas bilang udah beristri pasti ga ada yang mau menikah sama mas"
"kamu gila larisa..bagaimana mungkin aku melakukanya"
"mungkin mas..demi aku demi kita..aku akan pura-pura jadi saudara mas yang kerja di rumah ini"
"aku benar-benar ga ngerti dengan jalan pikiran kamu larisa"
"ini jalan terbaik bagi kita mas" Akhirnya pencarian jodoh pun di laksanakan..banyak wanita yang menyukai nano karna nano seorang pengusaha muda yang masih pantas menyandang status lajang, tapi tak satu pun wanita yang menarik hati nano.
Hingga akhirnya tanpa sengaja nano bertemu seorang gadis yang menarik hatinya. Katrin nama gadis itu. Katrin cukup dewasa, nano sering cerita tentang masalah hidupnya dan katrin yang selalu memberi nasehat bijak pada nano.
Nano pun semakin tergantung pada katrin, dia tidak mau sandiwaranya denga larisa terbongkar karena dia takut kehilangan katrin. Mereka semakin dekat dan berencana menikah, hingga akhirnya nano mulai mengenalkan katrin pada larisa sebagai kakak sepupunya yg bekerja di rumahnya. Katrin pun menganggap larisa sebagai kakaknya sendiri dan mereka semakin akrab.
Tapi ada yang aneh dengan nano yang membuat katrin curiga. Selama menjalin hubungan dengan katrin nano tidak pernah mengajak katrin kerumahnya.
Suatu ketika nano mulai sakit-sakitan karena kelelahan mengurus usahanya sendirian tapi katrin yg selalu menyemangati nano membuat nano tak merasakan lelahnya. Larisa pun senang melihat nano semangat lagi setelah sekian lama terlihat murung, meskipun dalam hati ada kecemburuan terhadap katrin.
Nano pun mulai sakit-sakitan dan setelah memeriksakan diri ke dokter ternyata nano di vonis mengidap kanker darah stadium awal. Larisa yang mengetahui hal tersebut sangat shock dan merahasiakannya dari nano. Larisapun menceritakan hal tersebut pada katrin. Katrin kaget dan semakin kawatir pada nano. Akhirnya larisa dan katrin sepakat untuk terus memberikan semangat hidup pada nano, tanpa dia tau penyakitnya.
Katrin yang semakin kawatir pada kesehatan nano yang semakin menurun nekat menjenguk nano di rumahnya. Dia mencari rumah nano dengan petunjuk2 yang pernah di berikan nano kepadanya.
Akhirnya katrin menemukan rumah nano tapi tak ada orang di sana. Katrin bertanya pada satpam rumah itu.
"permisi pak..ini benar kan rumahnya pak nano"
"benar mbak ini rumah pak nano"
“Pak nanonya kemana ya"
"Pak nano pergi ke dokter sama istrinya mba.."
"Istrinya???" tanya katrin penuh tanda tanya.
"Iya sama bu larisa, emang mba ini siapa ya..ada perlu apa"
"Ssaya saudaranya dari luar kota pak" jawab katrin dengan terbata-bata. Dia langsung pamit pada pak satpam "ya udah makasih pak...nanti saya telpon aja.. permisi"
"iya mbak sama2"
Katrin bagai di sambar petir saat mendengar nama larisa sebagai istri nano. Fikiranya kalut tapi dengan ketegarannya dia berusaha menguasai dirinya. Sampai di rumah katrin mengurung diri di kamar selama berhari-hari, otaknya terus berputar mengingat-ingat kembali kejadian demi kejadian pertemuanya dengan nano hingga saat ini. Ibunya kawatir dengan keadaan putrinya tapi katrin hanya bilang sedang tidak enak badan. Katrin berusaha tetap tegar untuk bisa keluar dari masalah ini. Dia tetap berusaha terlihat baik-baik saja di hadapan nano dan larisa sampai menunggu waktu yang tepat untuk mencari sebuah jawaban dari teka-teki besar ini.
Sepulang dari rumah sakit larisa mendapat laporan dari satpam rumahnya mengenai kedatangan katrin, untungnya nano tidak mengetahuinya.
"Bu tadi ada perempuan yang nyari pak nano"
"Siapa pak"
"Katanya sih saudara dari luar kota, saya lupa nanya namanya bu, katanya tadi mau telp pak nano"
Larisa agak panik "jangan2 itu katrin" batin larisa
"ya udah pak nanti saya sampein sama mas nano tapi bapak ga usah bilang2 dia kalau tadi ada yang nyari ya"
"Baik bu". Larisa mulai kawatir dia mencoba menghubungi katrin tapi tak ada jawaban. Nano juga mencoba menghubungi katrin yang mulai tak ada kabar, tapi katrin hanya menjawab sekenanya. Nano mulai curiga, dia takut katrin mengetahui sesuatu mengenai sandiwaranya.
Hati nano mulai tak tenang memikirkan katrin dan akhirnya berakibat buruk pada kesehatannya. Larisa yang kawatir pada nano mengabari katrin melalui pesan singkat. Akhirnya katrin membalas pesan larisa dan mereka sepakat untuk bertemu di suatu tempat. Katrin ingin tau lebih jelas mengenai keadaan sebenarnya langsung dari larisa. Setelah bertemu mereka bicara serius. "mba apa benar mba larisa istrinya mas nano" Larisa tersentak mendengar kata2 katrin
"itu tidak benar non, non dapat kabar itu darimana" Larisa berusaha tenang menjawab pertanyaan katrin. Katrin juga berusaha menguasai emosinya demi untuk mendapatkan jawaban yang pasti dari semua kejadian yang menimpa dirinya dari larisa.
“Mba aku mau mba larisa jujur ini sebenarnya ada apa..aku cuma pengen tau kebenaran dari semua ini”
“Non katrin bicara apa sih non..saya ga ngerti”
“mba..tadi saya ke rumah mas nano, tapi ga ada orang. Kata pak satpam pak nano pergi ke dokter dengan istrinya, bu larisa” Jegeerrr larisa bagai di sambar petir mendengar kata-kata katrin.
“A.aa..apa???” larisa terbata kemudian menangis. Katrin sebenarnya lebih sakit dan amat sakit tapi demi semuanya jelas pada titik permasalahannya katrin berusaha menenangkan larisa.
“mba sekarang saya sudah tau semuanya dan saya minta mba larisa menceritakan ada sandiwara apa di balik semua ini”
“maaf non beribu maaf saya ucapkan. Sebenarnya ini semua rencana saya, awalnya mas nano tidak mau melakukan ini tapi saya yang memaksa”
“sandiwara apa sih mba”
“saya dan mas nano menikah muda dan selama 10 tahun kami belum bisa mempunyai anak dan dokter sudah memvonis saya mandul. Tapi saya ingin mas nano punya keturunan untuk meneruskan usahanya kelak, akhirnya saya minta mas nano menikah lagi, tapi dengan status lajang agar ada wanita yang mau menikah dengan mas nano. Akhirnya secara ga sengaja mas nano ketemu non katrin yang sangat baik hati dan bijaksana. Saya pun mencintai non katrin seperti adik saya sendiri. Jadi saya mohon jangan tinggalin mas nano non. Non katrin satu-satunya semangat mas nano saat ini. Apalagi sekarang dia sedang sakit yang cukup serius, saya takut berakibat buruk pada kesehatannya kalau dia tau tentang ini” Larisa menceritakan detail ceritanya pada katrin.
“Tapi kenapa harus seperti ini caranya mba, mba larisa sendiri adalah seorang wanita, gimana perasaan mba larisa ketika ada di posisi saya”
“Saya tau non maafkan saya, saya hanya ingin membahagiakan mas nano”
“Meskipun dengan menyakiti orang lain??”
“Saya cuma takut usaha saya gagal kalau mas nano menikah lagi dengan status yang sebenarnya”
“Kenapa harus takut gagal kalau mba larisa percaya takdir Alloh. Bukan kebohongan atau kejujuran yang menentukan keberhasilan tapi takdir Alloh. Dan maaf mba sepertinya saya ga bisa meneruskan hubungan ini. Saya sudah terlalu sakit di bohongi seperti ini, melihat mba larisa pun sebenarnya saya ga sanggup” Larisa semakin menangis dan memohon pada katrin
“non saya mohon saat ini mas nano sakitnya sedang kambuh karena beberapa hari ini non katrin tidak ada kabar, gimana kalau nanti terjadi apa-apa sama mas nano, apa non katrin tega??”
“hhuuuff saya ga bisa janji mba, sekarang saya mau pulang. Permisi” Katrin pergi meninggalkan larisa yang masih menangis tersedu-sedu”.
Di saat larisa pergi menemui katrin nano yang sedang mencari dokumen perusahaannya tak sengaja menemukan hasil pemeriksaan dokter yang menyatakan dia mengidap kanker darah stadium awal. Nano sangat shock mengetahui semua itu tapi dia tidak mau membuat larisa khawatir sehingga dia pura-puara tidak tau.
Katrin yang masih merasa kasihan pada nano masih melanjutkan sandiwaranya berpura-pura baik-baik saja di depan nano. Tapi nano merasakan perubahan katrin. Akhirnya karna merasa hidupnya tak akan lama nano berterus terang pada katrin mengenai statusnya dan juga penyakit yang di deritanya. Katrin kaget nano telah mengetahui semuanya tapi katrin juga tak bisa berbuat banyak karena dia juga sedang menahan sakit hati yang dalam. Katrin hanya bisa memberikan semangat pada nano agar bisa berusaha sembuh demi istrinya yang sangat mencintainya. Mereka larut dalam haru, dalam kebimbangan hati yang dalam.
Akhirnya katrin pun memutuskan untuk mengakhiri hubungannya dengan nano. Nano pun hanya bisa pasrah pada keputusan katrin karena dia merasa tidak pantas lagi mendapatkan katrin. Hari demi hari bulan demi bulan larisa dan nano berusaha merelakan katrin pergi dari kehidupan mereka. Katrin pun mulai bangkit menjalani kehidupannya sendiri tanpa nano dan larisa. Akhirnya dia menikah dengan Tyo teman kecilnya yang baru datang dari belanda. Dan Nano mulai menjalani pengobatan alternatif dan mengalami perkembangan yang baik. Dan bersamaan dengan itu larisa di nyatakan hamil, sungguh suatu mukzizat luar biasa bagi mereka. Akhirnya kehidupan mereka sempurna tanpa ada lagi kebohongan, karena bohong atau jujur tidak menentukan keberhasilan dari sebuah usaha tapi takdir yang menentukan. Manusia itu hanya bisa berusaha tapi tetap Alloh yang menentukan, dengan cara apa pun manusia itu berusaha.