Aku tidak pernah menginginkan lahir tanpa seorang ayah, tapi takdir berkata lain, ya.... Ibu ku sendirian dalam merawat dan membesarkan ku karena entah kemana pergi suaminya.... Setiap kali aku bertanya tidak pernah jua ada jawaban.... sampai saat ini..... Dan sekarang aku telah berhenti menanyakan hal itu karena aku sadar bahwa pertanyaan itu sangat menyakitinya. Aku tidak ingin menambah sakit dihatinya lagi..... Aku mencintaimu Bu.... Sampai kapanpun....
Ini kisah cintaku, berawal dari persahabatan.......
Namanya Tias, ya dia bagiku adalah sahabat yang sangat memperhatikan tiap perubahan dalam diriku, baik dari penampilan ku, gaya hidupku, sampai cara bicara ku dia akan selalu berkomentar dengan tutur katanya yang lembut dan entah kenapa aku selalu menuruti apa kemauannya.
“Ndre” panggil Tias padaku, “aku nggak suka sama rambut gondrongmu itu, menakutkan banget sih, besok potong rambut ya.... aku antar dech” pintanya dengan manja. Dan tanpa pikir panjang aku mengiyakan kata-katanya dengan anggukan kepala.
Pagi itu hp ku berdering, diseberang sana terdengar suara lembut itu “Assalamu'alaikum, udh bangun kan.... udh sholat subuh kan..... udh ma'em belum....” katanya, kubiarkan saja dia bicara agar aku bisa lebih lama mendengar suaranya.
“sudah, kamu udh ma'em blum?” tanyaku
“aku juga sudah ma'em, ayo brangkat sekarang.... kita ke tukang potong rambut....ok” kata Tias
“ jemput aku ya..... sekarang” paksanya
Dan aku langsung berangkat menuju rumahnya, disana dia sudah menunggu ku, walaupun dandanan nya sangat sederhana dan apa adanya, dia selalu terlihat cantik setiap hari dimataku.
Lalu kita berangkat ke tukang potong rambut yang dia pilih, kata nya sih tempat itu langganan teman-temannya, yah aku nurut aja deh.....
“Laaaahhhhh gitu kan klihatan rapi dan ganteng......” puji Tias padaku
aku hanya tersenyum, sepanjang perjalanan dia tidak berhenti bercerita, dan aku hanya bisa mendengar dan sekali-sekali menganggukkan kepala tanda setuju dengan pendapatnya.
Aku dan Tias sudah berteman sangat lama, bisa dibilang sejak kecil karena rumah kami tidak terlalu jauh, jadi teman ku pun juga teman Tias.
Dan inilah awal kisah itu..... yang sampai sekarang tidak akan pernah aku lupakan
Karena kedekatan aku dan Tias, maka banyak teman-teman yang mengira kami berpacaran, suatu hari Anton menanyakan itu padaku
“Ndre, kamu sama Tias pacaran ya?”
dan dengan cepat aku menjawab
“nggak tuh, nggak ada apa-apa sama aku dan Tias, kami hanya berteman biasa, kayak kamu sama aku ato kamu sama Tias”
“Tapi kalian dekat banget, klo gak salah kamu setiap sore kerumahnya.... iya kan?” tanya Anton padaku
“iya, itu dia yang minta suruh nemenin.... katanya bosan sendirian di rumah.... kamu tau sendirikan klo semua saudaranya sudah menikah dan punya rumah sendiri” jawab ku sekenanya
“Tapi sepertinya dia suka kamu Ndre” kata Anton tiba-tiba dan itu langsung membuat tubuhku kaku
Tiba-tiba Anton langsung menepuk punggungku
“koq kamu tambah bengong sih Ndre, kamu suka sama dia juga kan.... udh jujur aja deh Ndre....” “Tembak dia Ndre sebelum keduluan yang lain”
Kata-kata Anton terus terngiang malam itu, aku takut semua akan berubah jika Tias tahu perasaan ku sebenarnya. Aku mencoba bertahan tapi tetap kata-kata Anton menari-nari diatas kepalaku
Apa aku harus, kata-kata Anton ada benarnya juga, sebagai laki-laki aku harus berani, terserah nanti diterima atau tidak, tapi aku akan bilang bahwa apapun keputusannya aku akan terima dan aku akan menjadi teman yang selalu ada untuknya. Itu janjiku, entah untuk ku atau untuk nya
Sudah 3 hari ya sepertinya sudah cukup waktu buat ku, dan aku memutuskan untuk bertemu dan mengatakan padanya
Aku ambil hp dan mulai kupencet nomor Tias, aku bilang bahwa aku ingin bertemu, dan dia mengiyakan..... aku langsung menuju kerumahnya dengan motor kesayangan ku yang selalu menemaniku kemanapun aku pergi.
“Tias, aku ingin ngomong sesuatu ma kamu.... tapi kamu jangan marah ya dan janji apapun yang aku katakan hari ini adalah rahasia kita berdua” ucapku pada Tias
dan seperti biasa Tias memukulku dengan manja dan berkata,
“Apa'an sih Ndre, kamu ni sok serius banget....gak pantes tau” dan dia pun tersenyum geli melihat tingkahku
“Aku serius, aku suka kamu Tias” ucapku dengan jantung yang seakan mau berhenti berdetak
“Aku juga suka kamu Ndre, kamu sahabat ku yang selalu ada untuk ku, kamu tidak pernah mengeluh apapun jika aku membutuhkan sesuatu” jawab Tias
“Lalu....?” tanya ku tak sabar
“ Tapi, aku hanya ingin kamu menjadi sahabat ku untuk selamanya Ndre, tidak kurang dan tidak lebih.....” jawabnya dengan pasti
dan selanjutnya kita sama-sama diam.
Dalam heningnya malam aku berdo'a pada Rabb ku.....
“Jika memang dia bukan jodohku maka Ikhlaskan hatiku ya Rabb”
dan aku berusaha menjalani hari-hari ku seperti biasa, seakan tanpa beban
Dua hari setelah penembakanku dan yang tertolak ;'( ..... aku bersikap sewajarnya, kembali seperti sedia kala, kembali menjadi sahabat yang selalu ada untuknya.
Beberapa hari kemudian..........
Kesakitan ku yang teramat dalam........ berawal dari sini
Beberapa hari aku tidak bisa menghubungi Tias, entah kenapa... apakah dia merasa jijik padaku setelah kejadian itu, seburuk itukah aku.....
Satu minggu, dan pagi itu Hp ku berdering aku lihat dari namanya, ternyata Anton..... aku tekan tombol “ok”, dari sana Anton berkata mengajak ku ketemuan dan dia bilang ada Tias juga disana. Awalnya aku ragu, tapi karena aku ingin sekali melihat Tias maka keraguan itu aku buang jauh-jauh
Seperti biasa, kami punya tempat khusus untuk berkumpul.... Disana aku melihat Tias, ya Tias duduk bersebelahan dengan Anton.... Tanpa pikir panjang aku langsung duduk dekat Anton.
Dan tiba-tiba seperti di sambar petir aku mendengar Anton bertanya padaku
“Ndre, kamu ditolak Tias ya....?”
Hatiku pecah berkeping-keping, dadaku sesak, mulutku kaku......... kenapa Tias begitu tega padaku, padahal dia sudah berjanji akan menyimpan rahasia ini
“Maaf Ndre, dalam hidup ada kalah dan ada juga yang menang, saat ini ternyata aku yang menang dan kau kalah” kata Anton
“Maksudmu apa ?” tanyaku dengan suara serak
“Ya, ternyata Tias lebih memilih aku, aku dan Tias udah jadian...... aku sudah memberimu kesempatan tapi ternyata takdir berkata lain......” kata Anton panjang lebar
Duniaku seakan berputar, kepala ku pusing, tapi aku berusaha untuk bertahan
“Baiklah, semoga kalian bahagia..... dan aku minta kau tidak akan pernah menyakitinya” kataku pelan
****
Hari ini waktu terasa lama sekali, sudah tiga hari aku tidak keluar kamar, ibuku bingung apa yang terjadi padaku, tapi setiap kali ia bertanya aku hanya menjawab. “aku tidak apa-apa, tenang saja”. Aku tidak ingin menyakitinya.....
Hari itu juga aku memutuskan harus “move on”, dan aku putuskan untuk menyimpan cerita ini sendiri di lubuk hatiku yang terdalam
Tanpa terasa sudah satu bulan, ya satu bulan Tias tidak pernah lagi menelpon ku..... dan aku tahu kenapa.... Tias sudah punya Anton, dan aku bukan siapa-siapa
Sore itu hp ku berdering, aku lihat ternyata Tias menelponku...... sebenarnya aku ragu untuk menerimanya, tapi aku tidak bisa.....
“Hallo, Andre..... hari ini kerumahku ya....” suara Tias, tapi suaranya sedikit berbeda
“Kamu kenapa.... kamu nangis ya?” tanyaku
“Pokoknya hari ini kamu harus kerumahku” lalu telp terputus
Tanpa pikir panjang, aku segera berlari mengambil motorku dan ku jalankan ke arah rumah Tias
Seperti biasa Tias sudah menunggu ku di teras rumahnya, ternyata benar dugaanku matanya sembab, dan aku yakin itu bekas dia menangis semalam atau baru saja entah lah....
“kamu kenapa, kenapa menangis?”
“aku benci dia Ndre....aku benci... kenapa dia mempermainkan perasaanku”
“siapa? Anton menyakitimu? Ato siapa, bilang Tias siapa yang membuatmu menangis, aku tidak bisa melihatmu menangis”
“Anton ternyata selingkuh dengan temanku sendiri Ndre.... sakit rasanya Ndre”
“ok, klo begitu...” aku langsung ambil motorku dan melaju kerumah Anton
sampai disana, aku langsung mengajaknya keluar dan aku mencari alasan minta antar untuk membeli sesuatu. Di tempat kami biasanya nongkrong aku berhentikan motorku dan tanpa banyak alasan, aku langsung hajar dia tanpa memberi dia kesempatan untuk membalas
“aku sudah bilang, kau harus janji untuk tidak menyakitinya, tapi kenapa kamu lakukan.....”
setelah aku berhenti memukulinya, baru dia bisa berbicara “maksudmu apa, Ndre?”
“kamu apakan Tias, kenapa dia menangis?”
“Maaf Ndre, aku sebenarnya mau cerita ini ma kamu, tapi aku lihat kamu gak pernah kelihatan setelah waktu itu, saat aku bilang aku jadian ma Tias....”
“aku gak ngerti apa maksudmu....” tanyaku
“sehari setelah kita ketemu, aku jalan ma Tias..... kita ngobrol biasa dan bercanda. Lalu aku iseng-iseng tanya ma dia sebenarnya perasaan dia ma kamu itu seperti apa....”
“dan jawabannya membuat ku gak terima Ndre, kamu sahabatku, aku gak mau kamu diperlakukan kayak gitu, hanya dimanfaatkan aja Ndre”
“maksud kamu apa Ton?, aku gak paham....” bentak ku
“dia hanya memanfaatkan mu Ndre, dia tahu kamu suka dia, dan sepertinya hanya kamu yang siap kapanpun dan kemanapun dia minta antar atau apalah.....”
“yang paling aku gak terima adalah kata-kata dia Ndre,........”
“apa yang dia katakan padamu?”
“aku bilang, Andre suka kamu tetapi kenapa kamu tolak, padahal dia selalu ada untukmu...
dan kau tau jawabannya membuat aku geram, dia tertawa waktu itu dan bilang..... siapa itu Andre, udah jelek, miskin, nyusahin aja..... gak mungkin aku ma dia gak level Ton, bisa malu aku klo aku jadian ma dia...... aku gak bohong Ndre, itu yang dia ucapkan tentangmu”
“kamu bohong Ton, udahlah kamu jangan menjelek-jelekan dia lagi”
“Jangan cinta buta Ndre, lihat kenyataan....kamu gak sadar ya, klo kamu hanya dimanfaatkan sama Tias?”
“maka dari itu aku jalan ma yang lain, aku tau hatinya tak secantik wajahnya Ndre......”
“klo dia sekarang sakit hati, aku rasa itu karma dia Ndre, sudah jangan terus membelanya”
Saat itu aku tidak bisa berkata apa-apa lagi, aku terdiam..... semua terasa gelap, sampai Anton menepuk pundak ku, dunia ku kembali lagi..... hancur hati ku, kali ini benar2 hancur, ternyata sebegitu hinanya diriku dimata Tias, aku tak lebih seorang pembantu baginya.
*****
Dua bulan setelah kejadian aku memukuli Anton, aku baru berani bercerita pada Ibuku, dan beliau lagi-lagi menangis, sesuatu yang tidak aku sukai, yang membuat aku begitu bodoh menyakiti hati beliau lagi.
“Sabar ya Nak, ALLAH tidak tidur..... Dia selalu bersama dengan orang-orang yang berdo'a dan bersabar.... Semoga kau ditemukan Jodohmu dengan jalan yang baik”
“Terimakasih bu......” hanya itu kata-kata yang bisa keluar dari mulutku, dan baru pertama kali ini aku memeluknya, dan ternyata pelukan itu meleburkan semua amarahku
Aku berusaha melanjutkan hidupku, melupakan semua tentang Tias, dan aku putuskan untuk mengganti nomor hp ku......
Aku mulai mencari pekerjaan, agar aku bisa mengobati perihnya hati yang tersayat.....
Aku mendapat pekerjaan di Surabaya, itu berarti aku harus meninggalkan ibuku, tapi ibu mendukungku..... Ya dia selalu mendukung semua keputusanku.....
*****
2 tahun aku bekerja di Surabaya, selama itu aku berjanji pada diriku, aku tidak mau mengenal cinta..... karena cinta menurutku adalah rasa sakit.....
Aku menikmati kesendirianku, sampai akhirnya desakan ibu membuatku berpikir ulang tentang pernikahan, ya ibuku ingin mempunyai seorang menantu dan cucu, dia ingin seperti teman-temannya yang bisa menceritakan tentang menantu dan tingkah lucu cucu-cucunya.
Aku tidak ingin menyakiti hati ibuku untuk yang kedua kalinya setelah aku membuat dia menangis, 2 tahun yang lalu......
Ibu menelpon dan menyuruhku untuk pulang jika aku dapat libur dari perusahaan tempatku bekerja, akupun mengiyakan semua kata-katanya. Aku berjanji akan pulang minggu depan, dan ibu ku sangat senang mendengarnya.......
*****
Aku mengajukan cuti selama tiga hari, di rumah ibu sudah menunggu kedatanganku, dia langsung menangis dan memeluk ku...... Ibu bilang besok ada saudara yang akan datang ke rumah kami.
Ibu menyiapkan berbagai hidangan yang aku nilai sedikit berlebihan.... tapi aku biarkan saja, karena aku melihat dia tersenyum seharian itu, aku tahu dia bahagia hari itu tapi kenapa...aku belum tahu
Sebuah mobil masuk ke halaman rumah kami, dan aku menyambutnya.... Pakdhe Solikin dan Budhe Mari dari Surabaya datang dan mereka semua melihatku dengan aneh saat itu, tapi kucoba menepis perasaan itu
“kamu katanya udah kerja di Surabaya ya Ndre, tapi kenapa ndak pernah mampir kerumah Pakdhe?” tanyanya
“iya, maaf Pakdhe belum ada waktu, soalnya saya kan masih karyawan baru, jadi masih belajar banyak hal” jawabku
Lalu tiba-tiba semua diam dan memandangku.....
“kamu udah punya pacar Ndre?” tiba-tiba Budhe bertanya
“belum budhe, konsentrasi kerja dulu aja......” jawabku dengan senyum memaksa
Lalu semua diam, dan Pakdhe lagi-lagi memecah keheningan
“baiklah Ndre...... aku kira ndak perlu lama-lama lagi..... sebenarnya kami semua ini datang kesini karena ada maksud tertentu.... ya kami ingin kau menikah dengan Intan anak dari Pakdhe Jamal yang tinggal di Surabaya..... kamu bersedia?”
Aku hanya bisa memandang Ibu tanpa berkata apa-apa, pertanyaan itu bagaikan petir buatku. Aku lihat mata Ibu menanti jawabku dengan penuh harap.....
“Baik Pak Dhe saya mau.....” jawab ku tanpa arti
“tapi saya ada permintaan, saya ingin acara ini intinya saja, tidak perlu mengadakan pesta”
“Baiklah, ndak papa Ndre..... yang penting adalah “Sah”....” kata Pakdhe antusias
Ku lihat Ibu ku menangis, tapi kali ini berbeda ya dia menangis bahagia..... lalu mereka semua sibuk menyiapkan tanggal pernikahan
Rombongan Pakdhe dan Budhe berpamitan pulang, dia akan sesegera mungkin menyiapkan semuanya, dan akan mengabarkan ini kepada semua saudara
Malam itu Ibu masuk ke kamarku dan beliau tidak berkata apa-apa, dia memelukku dan berkata “Terimakasih Ndre, Ibu berdo'a semoga dengan semua ini kamu bisa melupakan sakit hatimu”
“Semoga saja Bu, dan saya akan belajar untuk bisa hidup dengannya, walaupun mungkin itu akan sulit”
“Saya hanya ingin Ibu bahagia.....”
“Bu, besok saya harus kembali ke surabaya untuk bekerja, do'akan yang terbaik untuk saya bu....”
“Iya Ndre, dalam do'a ibu hanya ingin kau bisa mendapatkan kehidupan yang terbaik”
“oh ya, jangan lupa...klo ada waktu kamu bisa mampir kerumah Pak dhe Jamal, kamu mau khan?”
“Baik Bu...”
*****
Aku masa bodoh dengan pernikahan itu, karena itu bukan keinginan hatiku, aku hanya ingin membahagiakan Ibuku..... hanya itu tujuanku.
Jadi aku rasa aku tidak perlu mengenal siapa Intan, bagaimana wataknya, cantik kah dia.... itu semua tidak perlu bagiku... aku hanya ingin Ibu ku bahagia
Hp ku berdering, aku lihat nama Pak Dhe Solikin.... “Assalamu'alaikum, iya Pakdhe.....”
“Wa'alaikumsalam, Ndre.... kamu besok hari minggu libur kan, klo iya kamu mampir ke rumah Pakdhe Jamal ya....” desaknya
“baik Pakdhe saya usahakan...”
“ok, kabari saya kalo kamu jadi kesana ya.... Assalamu'alaikum”
“Wa'alaikumsalam...” jawabku tanpa bisa berkata apa-apa lagi
Ya sudah biarlah semua terjadi aku akan mencoba untuk belajar mencintai istriku walaupun itu akan sulit.... Ya Rabb hamba mohon kuatkan dan maafkan dosa-dosa hamba.....
*****
Intan adalah seorang gadis yang cantik, sederhana, dan patuh pada orang tua, ya dia adalah gadis yang sempurna.
Aku berharap pertemuan itu akan mengubah hati dan pandanganku terhadap seorang wanita, tapi ternyata tetap tidak bisa, aku pun pasrah dan meyakinkan hatiku bahwa ini semua untuk kebahagiaan Ibu
Waktu dan tanggal telah ditetapkan, ya besok adalah hari pernikahanku dengan Intan. Semua bergembira tapi ditengah keramaian itu aku merasakan sepi dan sesak di dadaku, kulihat wajah Ibu sangat bahagia, itulah setitik air yang membasahi sesak di dadaku
Acara berjalan dengan lancar, aku berusaha dan sangat berusaha menghapus bayangan Tias dan menggantinya dengan Intan, tapi ternyata itu tidak mudah, sangat sulit dan sakit.
Aku berusaha menjadi Suami yang baik, karena Intan begitu sabar padaku dan itu membuatku malu padanya karena aku tidak bisa benar-benar mencintainya setulus hatiku
Waktu terus berjalan, Intan tak pernah lelah untuk memberiku perhatian yang kunilai terlalu berlebihan dibandingkan dengan sikapku padanya.
Satu tahun pernikahan, kami dikaruniai seorang putra dan itu membuat Intan semakin bahagia, karena itu bisa membuatnya tidak kesepian. Ya, karena sikapku yang dingin padanya pasti membuat dia kesepian tanpa teman bicara, sedangkan dia harus selalu berpura-pura pada saudara-saudara kami bahkan Orang Tua kami bahwa dia bahagia, pernikahannya dengan ku sangat sempurna, dia harus sering berbohong bahwa aku adalah Suami yang romantis, yang selalu memberikannya hadiah dan kejutan, padahal itu sama sekali tidak pernah terjadi.
Hingga pada saat acara Aqiqah anak kami, semua saudara-saudara baik saudara dari Intan maupun dari ku sendiri, Intan tersenyum dengan tulus dan itu membuat hatiku sangat miris, tapi toh itu semua tidak bisa merubah bekunya hatiku.
“Intan anak ku, bagaimana pernikahan mu dengan Andre, apakah kau bahagia?” tanya Pakdhe Solikin tiba-tiba menengahi kami, dan itu langsung membuat ku kaget
“Alhamdulillah Pakdhe, Intan bahagia sekali, karena Mas Andre selalu memenuhi kebutuhan Intan” jawab Intan dengan senyum tulusnya
“Baiklah klo begitu, kami do'akan pernikahan kalian langgeng, bahagia dan dikaruniai banyak momongan”
“Aamiin, terimakasih Pakdhe untuk do'anya”
Tapi aku hanya terdiam, tiba-tiba aku seakan ada yang memandangku dari kejauhan.... ya ternyata orang itu Ibu ku sendiri, beliau memandangku seakan beliau tahu semua yang ada dalam hatiku, aku langsung menghampiri beliau
“Maafkan aku Bu..... aku belum bisa membahagiakan Ibu” kataku dengan suara tertahan
“Tapi Ibu mohon Ndre, bahagiakan Intan... tidakkah kau melihat betapa sabar dan tulusnya cinta Intan untukmu, padahal dia sudah tahu bahwa kau tidak pernah mencintainya... sedangkan dia juga tidak pernah mau mencari tahu apa penyebab kau seperti itu”
Kata-kata Ibu aku dengarkan tapi kenapa sulit sekali menerima itu semua.
Di tahun ke 5 pernikahan, kami dikaruniai anak kedua, Intan bahagia sekali karena dengan hadirnya mereka maka dia tidak akan sendirian, mereka bisa menggantikan aku yang sering selalu dingin padanya, karena aku tidak bisa memaksa hatiku.
Tapi kenapa semua itu tidak merubah hatiku, kenapa hatiku masih memikirkan Tias, ya Tias selalu hadir tapi aku juga tidak bisa memahami rasa apa itu, cinta atau sakit kah yang aku rasakan
*****
Sudah 15 tahun aku tidak bertemu dengan Tias, aku berusaha membuang rasa itu, membuangnya jauh-jauh dan aku berhasil..... aku berhasil mengubur semua kenangan tentang Tias, tapi entah kenapa hatiku yang paling dalam belum bisa menempatkan Intan disana.
Kujalani hidupku, aku berusaha membuat Intan tidak kekurangan dalam segi ekonomi, aku tidak ingin Intan sakit karena perbuatan ku, jadi aku pikir walaupun aku tidak bisa memberikan cinta yang sepenuhnya, toh dia tidak kekurangan apapun semua gaji yang aku dapatkan aku berikan semua untuk dia.
Semuanya berjalan seperti biasa, sampai akhirnya aku bertemu dengan seorang wanita, dia karyawan baru di perusahaan tempat ku bekerja. Entah kenapa setiap kali aku bertemu dengannya ada yang berbeda, aku mencoba memahami rasa itu. Ya ternyata rasa itu kembali muncul, rasa yang pernah aku rasakan untuk Tias. Aku ingin selalu memandang dan dekat dengan dia, tapi aku sadar hal itu tidak mungkin......
Namanya Christine. Aku hanya bisa memandangnya dari jauh, aku menyukai semua tingkah, cara bicara, senyumnya, semua itu membuat hatiku seakan mencair dari kebekuan yang selama ini semakin menebal.
Senyumnya seakan membuat pagi ku bersinar terang
Kata-katanya adalah alunan musik yang ingin selalu kudengar setiap saat
Tingkahnya selalu membuatku terbawa suasana, ekspresi wajahnya tidak pernah mengurangi sejuknya walaupun terkadang geli juga aku karena saat kulihat dia bercanda dan tertawa bersama teman-temannya dia sering terlihat konyol.........
Entah kenapa hari-hari ku seakan mulai hidup kembali, ada keceriaan sendiri, semangat untuk berangkat kerja seakan bertambah berkali-kali lipat......
Sampai suatu hari entah karena alasan apa, aku mendapatkan kesempatan itu, aku bisa ngobrol bersama dia, walaupun itu urusan kantor tapi aku sudah merasa lega bisa dekat dengan dia
Entah kenapa rasa itu kembali hadir, rasa yang dulu untuk Tias seakan berpindah kepada Christine...... Aku mengaguminya tapi sepertinya lebih dari itu aku menyayanginya dan rasa itu tidak dapat kubendung, mengalir seenaknya sendiri
Christine sering memberiku masukan tentang apapun, terlebih tentang ibadahku..... ya ibadahku yang telah lama aku lupakan, bahkan Intan pun tidak bisa membuatku berubah, tapi dari Christine aku seakan tercambuk, dan aku mulai mengenal Rabb ku kembali.....
Saat aku mendapatkan sms darinya, “sudah sholat kah?”.... tapi walaupun sekedar itu saja isi smsnya tapi entah seakan melayang tubuh ini....
Seiring berjalannya waktu, aku memberanikan diri untuk menceritakan kehidupanku yang dulu, tapi aku meyakinkan bahwa aku tidak ingin mengganggu hubungan kami berdua sekarang
Setelah dia tahu semua cerita tentang kehidupanku dan perasaanku padanya, dia hanya mengatakan “aku tidak ingin semua ini disalah artikan, biarkan kita berteman seperti sebelumnya, tanpa ditambahi dan dikurangi”
Aku mengiyakan, tapi hati kecilku berkata “biarkan aku pendam rasa ini, ijinkan aku menyayangimu itu sudah cukup bagiku”
Seringnya aku berkonsultasi kepadanya tentang agama, dan seringnya dia juga mengingatkan tentang ibadahku, aku semakin tidak bisa melepas rasa ini, aku semakin kagum dan sayang padanya.... tapi aku sadar bahwa cinta dan sayang ku pada Christine hanya bisa sebatas sms, takkan pernah bisa terwujud karena Christine sudah berkeluarga.
Christine sering mencontohkan sikap suaminya padaku, agar aku bisa bersikap sama halnya kepada Intan. Tapi aku sering kali menepisnya, aku selalu bilang padanya aku tidak bisa, tapi bisa jika itu aku lakukan pada nya.
Suatu saat, Christine mengirimkan pesan padaku yang isinya,
Ada bermacam-macam rasa cinta, Cinta pada Tuhannya, pada Orang Tua, pada Pasangan, pada Anak dan pada Teman atau lingkungan dan masih banyak lagi.
Cinta pada Pasangan ada 2 macam, Legal dan Ilegal. Legal jika cinta itu sudah sah di mata ALLAH, dan Ilegal itu cinta yang berdasarkan nafsu tanpa ikatan yang jelas dan hal itu ALLAH sangat membencinya. Apabila kita mencintai maka harusnya cinta itu untuk ALLAH semata.
Dalam Pernikahan, niat yang sebenarnya adalah Ibadah semata-mata karena Cinta pada ALLAH, dan apabila niat itu tulus hanya UntukNya, maka ALLAH akan memberikan nikmat cinta yang sebenarnya, itulah yang dinamakan Cinta Sejati.
Pada awalnya aku menilai bahwa Christine mengirim sms itu untuk meyakinkanku bahwa rasaku padanya adalah kesalahan besar, sakit rasanya.....
Intan semakin membuatku serba salah, karena dia tidak pernah mengeluhkan apapun padaku, dia selalu memberikan yang terbaik dan tidak pernah melupakan semua kebutuhanku. Sms Christine dan tulusnya pengabdian Intan padaku membuatku semakin tersudut.
Aku mengambil cuti dari pekerjaanku, mengajak Intan dan anak-anak kami berlibur. Tiga hari kami berempat pergi ke suatu tempat yang tidak akan ada yang mengganggu kami. Disana aku mulai memperhatikan Intan, bagaimana dia memperhatikan kebutuhan ku dan juga kebutuhan anak-anak kami. Betapa mulianya pengorbanan dia selama ini dan semua itu tak pernah aku hiraukan.
Dalam waktu tiga hari itu ternyata sudah cukup bagiku untuk bisa menilai betapa bodohnya aku, telah membiarkan bidadari dunia yang ALLAH berikan padaku, betapa menyesalnya aku telah menyia-nyiakan dia yang telah begitu setia menungguku, menemaniku dalam suka dan duka, menutupi semua kekurangan dan keburukanku, dan selalu ada saat aku butuh seseorang di sampingku.
Air mataku menetes, dan aku pun tidak sadar kalau Intan sudah ada di depan ku, dan menatapku......
“Sejak kapan kamu ada didepanku, dan kenapa kamu melihatku seperti itu?” tanyaku diikuti dengan tanganku yang secepat kilat menghapus sesuatu yang basah di pipiku
“Mas Andre ndak perlu malu, karena kadang kala manusia membutuhkan waktu dan ruang untuk menangis, karena menangis adalah sesuatu yang wajar” jawabnya lembut
Ya ALLAH..... berdesir hatiku mendengar suaranya
Aku langsung memeluknya dengan erat
“maafkan aku Intan, aku sudah mendzolimi kamu. Aku adalah makhluk yang sangat hina, tapi kau begitu tulus menerimaku, dan dengan sabar menungguku..... aku malu Intan, aku malu padamu” isak ku
“Mas Andre Istighfar ya..... Intan sadar pernikahan ini bukan kehendak kita berdua, tapi ini adalah kehendak ALLAH yang menyatukan kita dan ingin kita beribadah bersama-sama”.
Kata-kata Intan membuat darahku berdesir hebat, tulang-tulangku seakan hancur berserakan, aku lemas tak berdaya, saat itu pula aku merasakan kehangatan pelukan Intan.
Kenapa baru kali ini kurasakan kehangatan itu, kenapa aku membodohi diriku sendiri, menolak semua kenyataan yang ada. Kenyataan yang begitu indah, surga dunia itu aku tolak, aku asyik dengan diriku sendiri mencari kebahagiaan yang semu, kebahagiaan yang sebenarnya tidak pernah ada.
Ya ALLAH maafkan aku, maafkan semua dosa-dosa ku. Dosa-dosa yang telah aku perbuat, dosa-dosa yang membuat orang-orang yang menyayangiku hancur dan sakit.
“apakah kau mau memaafkan aku, sayang?” tanyaku tanpa melepaskan pelukan itu, pelukan yang telah lama aku dambakan
“Mas Andre ndak pernah salah, Intan ndak pernah marah......” lembut suaranya
Aku melepaskan pelukan ku, dan mencium keningnya dengan lembut, ini pertama kalinya aku mencium kening nya dengan sepenuh hati dan saat itu aku merasakan hangat dalam hatiku
Ya ALLAH inikah cinta sesungguhnya, inikah cinta sejati yang kau janjikan, cinta yang tidak pernah mengharapkan imbalan bahkan dia akan memberikan apapun untuk orang yang dia cintai agar bahagia.........
Ya ALLAH maafkan hamba, maafkan kebodohan hamba, maafkan karena hamba telah menyakiti hambamu yang suci.....
Ya ALLAH hamba janji tidak akan menyakiti nya lagi, hamba tidak akan meninggalkan nya lagi, hamba tidak akan berpaling dari nya lagi, dengan alasan apapun.
Terimakasih Ya ALLAH, Kau masih mencintai ku.... Kau mengirimkan Bidadari Mu satu untukku.
Sekarang baru aku sadari bahwa cinta sejati itu tidak bisa timbul begitu saja seperti yang aku rasakan pada Tias dan Christine. Kata-kata Christine terulang lagi, jika kita mencintai seseorang karena ALLAH, maka ALLAH akan memberikan cinta sejati itu.
Sekarang aku lebih menghargai dan sangat mencintai Intan, dan dia adalah wanita yang terbaik yang pernah ada dalam hati dan kehidupanku, kami berdua sangat bahagia, ditambah dengan bertambah pintarnya putra-putra kami. Aku akan terus belajar dan berusaha menjadi Suami dan Ayah yang terbaik untuk mereka.
Ya ALLAH jadikan semua ini pembelajaran bagiku dan bagi semua hamba-hamba mu yang telah salah dalam mengartikan Cinta.
Profil Penulis:
Nama: Sugi Yati
Email: sugiyati85@yahoo.co.id