Cerpen Romantis - My Happy Ending

MY HAPPY ENDING
Karya Vanilla Swift

Bandara Narita memang terlihat sangat ramai.Yang benar saja,orang asing-bukan penduduk asli Jepang- justru mendominan diantara ramainya manusia di Bandara Internasional Narita-Jepang itu. Golden Week memang sedang merayap di negara sakura ini. Akibat dari musim semi dan hangatnya udara di akhir April ini, seakan mendukung pohon berbunga pink-sakura-untuk menampakkan keindahannya.
Akhirnya aku sampai dengan selamat di negara penghasil film Doraemon ini, gumam Vanilla lega seraya merogoh isi tas tangannya, mencoba mencari satu-satunya alat komunikasi-ponsel-kesayangannya yang mungil dan berwarna orange light.
“Halo,selamat pagi,Pak.Saya Vanilla,finalis lomba menggambar manga yang tempo hari diundang ke Tokyo…” belum sempat Vanilla menyelesaikan kalimatnya, tetapi tiba-tiba suara yang asalnya dari seberang sana sudah memotong pembicaraan Vanilla.
“Oh,ya anda ,Vanilla,selamat ya atas prestasi anda, saya menyuruh pegawai saya untuk mengundang anda ke Tokyo karena dari hasil babak final kemarin, dewan juri memutuskan bahwa pemenang lomba menggambar manga pada tahun ini adalah anda.” jelas Pak Darmawan,selaku ketua panitia lomba tersebut.
“Ah,yang benar,Pak? Waduh,saya jadi merasa beruntung sekali, jadi saya diundang ke Tokyo ini karena merupakan salah satu hadiah kemenangan saya,Pak?” tanya Vanilla mengharap penjelasan lebih.
“Ya,kurang lebih nya seperti itu.Tetapi,maafkan saya,kemarin saya hanya sempat memberikan tiket terbang ke Tokyo, tetapi tidak memberi anda pendamping dalam perjalanan ini.Tetapi sebentar lagi saya akan menjemput anda di Bandara Narita,dan akan langsung mengantar anda ke hotel.Lalu,untuk jadwal selanjutnya,saya akan menghubungi anda lagi.Bagaimana?” tanya Pak Darmawan.

Vanilla tak segera menjawab pertanyaan dari Pak Darmawan.Bukan karena ia bingung akan tawaran tersebut,tetapi ada seseorang yang menarik perhatian Vanilla.Seorang lelaki yang tak asing lagi baginya,tetapi Vanilla pun juga tak mengenalnya,ia hanya merasa pernah bertemu dengannya.Rambut hitam itu..raut wajah itu..senyum itu.. Aku seperti mengenalnya, tetapi siapa?
“Halo,apakah anda masih di sana? Apakah anda baik-baik saja?” tanya Pak Darmawan memastikan keadaan Vanilla yang sedari tadi tidak menjawab pertanyaannya.
“Oh,ya,maafkan saya.Kalau begitu saya menunggu anda di ruang tunggu depan di bandara ini ya,Pak?” sahut Vanilla cepat.
***

Kecelakaan itu terjadi 3 bulan yang lalu.Tepat setelah acara reunian alumni mahasiswa fakultas sastra dan bahasa di salah satu Universitas Negeri di Kota Bogor. Kecelakaan itu hampir merenggut nyawa Vanilla, tetapi ternyata Tuhan masih ingin melihat senyum terlukis di wajah teduh Vanilla, dan Tuhan ingin menghapus air mata dari kepedihan hati Vanilla.Untuk itu,Tuhan mengambil seluruh ingatan dan memory Vanilla. Ya,kecelakaan itulah yang membuat Vanilla menjadi amnesia.
Beberapa bulan lalu,Vanilla baru saja menjadi sarjana dan dengan bangganya berfoto bersama teman-teman se-angkatannya dengan mengenakan baju toga.Hari terindah meski pada hari itu,Vanilla tak dapat berjumpa lagi dengan seseorang dari Negara Sakura.

Yoshida Ryosuke namanya, tetapi Vanilla lebih suka memanggilnya Ryo. Ryo adalah seorang mahasiswa dari Tokyo-Jepang yang kebetulan ikut program pertukaran mahasiswa dan mendapat tempat di Univeristas yang sama dengan Vanilla.Tidak hanya satu Universitas,tetapi satu fakultas dan bahkan satu kelas pula.
Beberapa bulan sebelum pertukaran mahasiswa itu dilaksanakan, Ryo sudah mendapat kursus Bahasa Indonesia dari Universitasnya.Memang agak sulit berbicara dengan Bahasa Indonesia. Orang Jepang tak bisa melafalkan semua huruf alfabet dengan baik seperti yang dilafalkan oleh orang Indonesia.Tetapi,Ryo merupakan seorang yang intelektual sehingga dalam jangka 7 bulan, Ryo sudah bisa menguasai Bahasa Indonesia dengan baik.
***

“Hai, uhmm,bolehkah aku meminta bantuanmu? Aku belum terlalu paham dengan seluk beluk kampus ini, jadi maukah kamu mengantarkanku ke perpustakaan? Hanya sebentar, aku ingin mencari sebuah buku.” Ryo mengagetkan Vanilla yang sedang asyik membaca komik-seorang diri di sebuah taman kecil dekat kelasnya.
“Oh,kamu mengagetkanku saja, kamu mahasiswa asal Jepang itu,kan?” Vanilla menghiraukan permintaan Ryo dan justru bertanya.
“Ya, perkenalkan namaku Yoshida Ryosuke, biasanya teman-temanku memanggilku Yoshida.” senyum mengembang di wajah tampan Ryo, ia mengulurkan tangannya ke arah Vanilla.
“Aku maunya memanggil kamu dengan nama Ryo,boleh tidak?” senyum manis Vanilla pun tak kalah mempesonanya,sehingga membuat Ryo sedikit gugup.
“Uhm,boleh, namamu sendiri siapa?” jawab Ryo dengan tangan kanannya yang masih menjulur ke arah Vanilla.
“Yupz,bagus. Aku Vanilla Ichi Sakura. Kamu hanya boleh memanggilku Vanilla,tak boleh panggil namaku yang lainnya.Bagaimana?” jawab Vanilla seraya membalas juluran tangan Ryo.
Nama yang indah.Seindah senyumannya ,seindah tatapan matanya. Baru kali ini aku bertemu wanita di Indonesia yang mampu membuatku gugup seperti ini,apa mungkin ini love at first sight?, gumam Ryo dalam hatinya.

Yoshida Ryosuke. Sebelumnya aku tak pernah menyukai hal apapun tentang Jepang,yang aku sukai hanyalah menggambar manga.Tetapi,selain manga,aku tak pernah menyukai Jepang, bahkan aku pun tak menyukai dua nama terakhirku,Ichi dan Sakura.Tetapi, Ryo berbeda, satu-satunya lelaki Jepang yang berhasil memporak-porandakan konsentrasiku.Apa mungkin ini love at first sight?, gumam Vanilla dalam hatinya juga.
***

“Sejujurnya, Aku menyukaimu,menyayangimu dan..dan..men..mencintaimu..dari awal aku melihat senyumanmu.” ucap Ryo terbata-bata seusai meminum jus lemonnya dan sambil memandangi manga yang baru ia buat bersama Vanilla tadi di teras belakang rumah Vanilla.
“Hahahaha, are you kidding,ha? Kamu pikir aku akan percaya dengan kata-katamu?” jawab Vanilla tertawa, sebenarnya Vanilla sangat bahagia dengan pernyataan Ryo tadi.Jujur saja,Vanilla juga mencintai Ryo sejak awal ia melihat senyum manis Ryo.Tetapi Vanilla menyembunyikan perasaan bahagia itu dan berpura-pura tak percaya.
“Ini untukmu, ini aku dan ini kamu, kelak kita kan bersama di musim yang bahagia.Di rinai hangatnya musim semi dan indahnya bermekaran pohon sakura.” ucap Ryo seraya mengeluarkan sebuah lukisan tangan dari dalam tasnya, sepertinya lukisan itu adalah hasil seni asli yang dibuat oleh tangan Ryo.
Wajah mungil dengan kulit putih itu menjadi memucat.Bibir merah itu sekejap menjadi pucat juga. Rambut hitam lurus nya ia biarkan terurai tertiup angin sehingga menggelitiki pinggangnya sendiri. Vanilla selalu tampak cantik. Tetapi Vanilla tak peduli apakah ia seorang bidadari ataupun hanyalah seorang upik abu.Vanilla merasa sangat ciut di hadapan Ryo.

Ia seolah tak percaya,lelaki setampan Ryo.Dengan kulit putihnya yang tanpa cacat.Tubuh atletisnya,bibir merah tipisnya, mata tajamnya, serta rahang kuat itu seolah mengubah Ryo menjadi seorang pangeran yang baru saja menyatakan cintanya pada seorang Cinderella yang malang.
“Apa maksudmu,Ryo? Aku tak mengerti.” Kali ini Vanilla tak berpura-pura.
“Vanilla-ku yang manis, kamu tahu? Mengunjungi Negara Indonesia adalah hal terindah di dalam hidupku.Aku untuk yang kali pertamanya bisa menemukanmu, seorang wanita yang sangat kucintai,aku tahu mungkin ini mendadak bagimu,tetapi aku harus mengungkapkan ini sekarang, karena lusa, aku akan meninggalkan Indonesia,meninggalkanmu,tapi tenang saja, genggamlah ini,peluklah syal ini jika kamu merasa kedinginan,dan rasakan kehadiranku untukmu.Aku tak akan pernah melupakan kenangan kita, aku tak akan pernah melupakanmu.” Hanya kata-kata itu yang akhirnya selalu terngiang di pikiran Vanilla, Vanilla menerima syal berwarna orange light itu dan mengusap-usap bulu lembutnya.Tak terkira, Ryo memeluk tubuhnya dan saat itu juga Vanilla menjatuhkan bulir pertama dan disusul bulir-bulir lainnya yang berasal dari sudut matanya itu.Vanilla tak menyangka jika ia harus berpisah dari Ryo secepat ini. Tak pernah terbayangkan!
***

Pagi itu adalah hari pertama Vanilla menjalani liburannya di Tokyo. Akhirnya Pak Darmawan mengirimkannya seorang pelayan perempuan yang mahir berbahasa Indonesia yang bertugas menemani Vanilla berlibur mengelilingi Kota Tokyo.

Ternyata,Pak Darmawan pun juga mengundang pemenang kedua lomba menggambar manga tersebut ke Tokyo.Sebenarnya lomba itu memakan waktu hingga 6 bulan untuk menentukan hasil seleksi dan menentukan pemenangnya.Setelah amnesia akibat kecelakaan itu,Vanilla tak tahu apa-apa tentang lomba itu, ia hanya diceritakan oleh orangtua nya bahwa ia sempat menggambar bersama dengan teman dari Jepang yang kebetulan hari itu main ke rumah Vanilla,lalu mengirim gambar manga itu sebagai bahan penilaian babak final.Dan dari orangtuanya itu pun,Vanilla mengetahui bahwa nama dari teman Jepangnya yang juga masuk babak final lomba manga dan menggambar bersamanya itu adalah ”RYO”.
***

“Uhm, bagaimana saya bisa memanggil anda?” Tanya pelayan Vanilla yang bernama Keiko itu.
“Tak usah bingung, kita sebaya, aku memanggilmu Keiko dan kamu memanggilku Vanilla.Okay? Ke mana kita akan di bawa oleh supir ini?” tanya Vanilla.
“Ke Sumida Keon. Uhm,maksud saya Taman Sumida, di sana kita dapat menyaksikan sekitar 700 pohon sakura. Tempat itu sangat indah. Nanti kita akan ke café terlebih dahulu karena aku akan membelikanmu cappuccino.” jelas Keiko.
“Untuk apa ke café? Mengapa tak langsung ke taman saja? Aku tak butuh cappuccino,Keiko.” bujuk Vanilla yang tak sabar melihat keindahan Sakura di Taman Sumida itu.
“Tetapi, aku perlu bertemu seseorang.Dia pelayan yang dipercayakan untuk menemani pemenang lomba kedua.” ujar Keiko.
“Tapi,aku ingin langsung ke taman itu. Tak apa,kamu tak perlu mengkhawatirkanku,aku bisa sendiri, jika kamu ingin menunggu orang itu,silahkan, aku tak keberatan.” ucap Vanilla seraya memohon dan membujuk Keiko.
Keiko tak sempat menjawab permohonan Vanilla, tetapi ponsel Keiko berbunyi.Keiko pun meminta izin untuk mengangkatnya. Vanilla tak tahu apa yang dibicarakan Keiko di telepon. Tetapi ,setelah Keiko menaruh kembali ponselnya ke dalam saku mantelnya.Keiko pun membuka mulutnya,
“Dasar kamu keras kepala ya? Baiklah akan kukabulkan, kamu boleh pergi ke taman terlebih dahulu, karena ternyata pemenang kedua pun juga menginginkan hal yang sama denganmu.” Jawab Keiko sambil tersenyum.
Benarkah? Aku tak peduli dengan pemenang kedua itu, yang penting aku bisa pergi ke taman itu seorang diri,tanpa ada yang menggangguku, ucap Vanilla puas di dalam batinnya.
***

Taksi itu berhenti sejenak di depan Taman Sumida.Setelah pamit dari Keiko, Vanilla pun segera turun dari taksi dan mengambil sebuah syal dari tas tangannya.
Syal ini hangat sekali,lembut. Tapi,mengapa tertulis namaku dan nama Ryo di syal ini? Siapakah Ryo? Andai aku bisa mengingatnya, gumam Vanilla hampir berbisik seraya melingkarkan syal berwarna orange light itu ke lehernya. Setelah itu,Vanilla pun memasuki taman itu sambil terkagum-kagum.
***

Sesampainya di dalam taman, Vanilla mengamati sebuah pohon yang berbeda dari yang lainnya.Pohon itu, ia seperti pernah melihatnya. Lalu,Vanilla pun membuka tas tangannya lagi, ia mencari gulungan kertas yang sudah rapuh dan dibukanya kertas itu sambil mencocokkan lukisan itu dengan pohon yang tepat berada di depannya itu.

Tiba-tiba Vanilla mengingat sesuatu… Ini untukmu, ini aku dan ini kamu, kelak kita kan bersama di musim yang bahagia.Di rinai hangatnya musim semi dan indahnya bermekaran pohon sakura. Kata-kata itu terngiang kembali di ingatan Vanilla. Kata-kata itu..seperti ada yang pernah mengucapkannya.Kata-kata itu terucap dengan sebuah senyum yang tiba-tiba saja muncul di ingatan Vanilla lagi.

Vanilla memandangi lagi lukisan yang digenggamnya, tiba-tiba kepalanya terasa pusing sekali, dan tiba-tiba, ada seonggok dahan rapuh pohon sakura jatuh tepat di atas kepala Vanilla.Sampai akhirnya Vanilla mendengar samar-samar suara yang sepertinya ia kenali juga.Suara itu…menyebut namanya, samar tetapi pasti,menyebut namanya… “VANILLA!”
***

“Kamu baik-baik saja,Vanilla? Tanya suara itu.Tetapi,Vanilla hanya bergeming sambil menatap wajah lelaki itu. Siapakah dia?
“Maaf,saudara Ryo, sebenarnya Vanilla mengalami kecelakaan beberapa bulan lalu sehingga sekarang Vanilla sedang amnesia.Saya mengetahui hal ini dari orangtua Vanilla.” jelas Keiko kepada Ryo-yang ternyata adalah pemenang kedua lomba manga itu- sambil membawa teh herbal dan duduk di sisi Vanilla dan membantu Vanilla untuk duduk.Vanilla hanya dibaringkan di bawah pohon sakura yang besar,karena memang di dekat situ tak ada penginapan terdekat.
“Vanilla, apa benar yang dikatakan Keiko? Aku sangat sedih mendengarnya, apa benar kamu tak mengingatku sama sekali?” Tanya Ryo prihatin menatap wajah mungil Vanilla.
“Au, aduh..” Vanilla mengeluh kesakitan sambil memegangi kepalanya.Pandangannya kabur, kepalanya amat sakit dan beberapa detik kemudian,Vanilla pun tak sadarkan diri lagi.
***

“Ryo..kamu benaran Ryo,kan?” Vanilla terbangun sambil memandangi punggung belakang seorang lelaki yang duduk di sampingnya. Vanilla pun mengamati syal yang dipakai lelaki itu, syal berwarna orange light, persis seperti miliknya.Syal bertuliskan namanya dan Ryo.
“Vanilla, kamu sudah bangun? Bagaimana keadanmu? Eh,tadi kamu bicara apa?” jawab Ryo yang sepertinya baru sadar kalau Vanilla sudah bangun sedari tadi dan mengamatinya.
“Ryo.. aku merindukanmu!” Vanilla terduduk dan memeluk Ryo dengan erat. Air mata Vanilla sudah tak tertahankan lagi, tertumpah begitu saja membasahi wajahnya yang lelah itu.Ryo menyambut pelukan Vanilla, sebenarnya Ryo kaget karena Vanilla sudah mengingatnya.Mungkin ini efek dari kecelakaan tadi, efek dari benturan dahan pohon sakura di kepala Vanilla.
***

“Ryo, kamu tahu? Aku bahagia bisa melihatmu lagi.Di Negara ini, aku dan kamu, di rinai hangatnya musim semi dan indahnya bermekaran pohon sakura, persis seperti lukisan yang pernah kamu berikan padaku dulu.” Ucap Vanilla sambil memandangi langit.Tetapi,tiba-tiba ponsel Vanilla berbunyi.Tertulis nama Pak Darmawan di layar ponsel Vanilla.Setelah meminta izin dari Ryo, Vanilla pun mengangkat panggilan itu.
Ryo hanya memandangi Vanilla dari belakang ketika Vanilla menerima telepon itu. Aku tak menyangka bisa bertemu denganmu, di sini ... di tempat yang sudah lama aku impikan. Tiba-tiba Ryo tersentak kaget ketika Vanilla berbalik dan menunjukkan barisan gigi putihnya,tawa riang itu seperti menunjukkan bahagia yang berharga.

Tak sempat Ryo merespons tawa riang Vanilla, tiba-tiba ponsel Ryo pun berbunyi.Dari Pak Darmawan juga. Beberapa saat kemudian,Ryo menutup teleponnya. Ia memandangi Vanilla penuh arti.
“Apa kamu juga mendapat tawaran yang sama sepertiku? Apa kamu juga akan menjadi pegawai di perusahaan adiknya Pak Darmawan? Apa kau akan menjadi juru gambar komikus juga? Jawab aku,Ryo!” desak Vanilla.

Ryo tersenyum simpul,membuat wajahnya menjadi sangat berwibawa dan tenang. ”Ya,ya,dan ya! Apa itu juga terjadi padamu? Apa kamu menolaknya?” Tanya Ryo.
“Ah tak mungkin aku menolaknya,Ryo! Jika aku punya pekerjaan tetap yang sesuai dengan bakatku di negeri ini. Pasti orangtuaku di Indonesia tak akan keberatan jika aku menjadi salah satu warga Negara di negeri ini, tentunya bersamamu!” Vanilla menatap langit dan lalu memalingkan wajahnya untuk menatap Ryo, ingin mengetahui apa reaksi Ryo setelah mendengar jawabannya itu.
Ryo menggenggam erat syal yang ia pakai,lalu ia tertawa lepas-sangat bahagia-sambil melingkarkan tangan kirinya merangkul seorang wanita yang amat dicintainya itu. Matahari mulai menampakkan mega merahnya, angin bertiup sepoi-sepoi.
“Kamu tahu? Aku amat bahagia berada di sini, bersamamu,menatapmu,mendengar tawa mu, memelukmu dan aku ingin kita hidup bersama,berjanji bersama di hadapan bunga – bunga indah yang tersenyum melihat kita.Aku ingin kau tetap di sisiku, ada untukku sekarang,besok, selamanya dan selalu.” Kata-kata itu terdengar lembut dan begitu saja berhasil menghipnotis Vanilla.
“Tapi satu hal, mulai sekarang aku ingin memanggilmu dengan nama belakangmu, Sakura-chan!” sahut Ryo yang berhasil mengagetkan dan membebaskan Vanilla dari hipnotis tadi. Vanilla hanya mengangguk tanda mengiyakan permintaan Ryo,dan lalu berkata, “I’ll love you for now,forever and always. I’m promise, Ryo-san” jawab Vanilla dengan wajah bahagia, lalu pohon sakura yang melindungi mereka berdua pun perlahan menggugurkan beberapa bunga nya.Diiringi angin yang berhembus perlahan seolah membantu rontokan bunga sakura itu melayang-layang di sekitar Ryo dan Vanilla.
My Happy Ending.

PROFIL PENULIS
Vanilla Swift adalah nama pena dari pengarang cerpen ini. Lahir di Batam,09 Maret 1998.Merupakan salah satu siswi di SMK Negeri 2 Semarang.Hobinya adalah membaca khusunya novel, menulis puisi dan suka iseng menulis cerpen juga. Alamat email: befada09@yahoo.co.id atau fazrinebelladarmawan@yahoo.com ,twitter @Bella_FaZriine dan facebook Bella_FaZriine .

Baca juga Cerpen Romantis yang lainnya.
Share & Like