Ya Allah...Kutitipkan Rinduku Tuk Kekasih-Mu - Cerpen Islam

YA ALLAH.. KUTITIPKAN RINDUKU TUK KEKASIH-MU
Karya Novia Handayani

“Ya Allah. . apakah salah jika aku merindukan kekasih-Mu. . aku sungguh sangat merindukan kekasih-Mu. . aku ingin bertemu dengannya. . “ ucapku dalam hati, dikala aku tengah teringat akan nabiku. Ia adalah sosok tauladan yang sangat aku rindukan.
Hatiku menangis jika aku teringat akan pengorbanan yang telah Beliau berikan untukku. Meskipun aku sempat berpikir, apakah aku pantas mengidolakan Beliau?. .

Dengan pikiran seperti itu. Aku meluapkan perasaanku kepada sahabat terbaikku. Tapi sebelum itu semua terjadi, terlebih dahulu aku bertanya idola sahabatku itu.
“Eva. . siapakah idolamu. . ?” tanyaku.
“Untuk apa kamu bertanya seperti itu ukh. . ?” tanya Eva heran.
“Aku hanya ingin tahu. . siapakah idolamu. . ?” tanya balikku.
“Baiklah. . Tapi sepertinya, aku tidak perlu menyebut nama idolaku. . karena aku yakin. . kamu pasti tahu siapa idolaku. . “ jawab balik Eva.
“Apakah kekasih Allah. . Nabi Muhammad Saw. . “
“Na’am. . “ jawab balik Eva sambil tersenyum.
Dengan perasaan senang, aku langsung memeluk sahabatku. Aku merasa bersyukur karena tidak hanya aku saja yang mengidolakan Beliau. Dan dari situpun, aku langsung meluapkan perasaanku.
Meskipun sebenarnya, sulit untukku mengatakan hal itu. Tapi disisi lain, aku berfikir, untuk apa aku memendam semuanya sendiri.

Sambil menatap indahnya suasana sore, aku luapkan perasaanku, kepada sahabatku.
“Eva. . pada saat aku berzikir pagi dengan teman-teman sekolahku. . guru agamaku bercerita seputar kisah Nabi Muhammad Saw. Aku sungguh merindukan nabi kita. . aku malu akan dosa-dosa yang telah aku lakukan selama aku hidup. . apakah pantas. . aku mengidolakan nabi kita. . apakah aku pantas?” tanyaku.
“Din. . akupun berpikir hal yang sama sepertimu. . tapi kau harus tahu. . Allah Maha Pengampun lagi Maha penyayang. . Jika kamu bersungguh-sungguh untuk memperbaiki dirimu dari dosa-dosa yang telah kau perbuat. . Allah akan memaafkan dosa-dosamu. . teruslah berharap Ridho Allah. . teruslah berjuang untuk menegakkan islam lewat dakwah kita. . Insya Allah. . kita akan bertemu Rasulullah di surga kelak. . “
Mendengar apa yang Dinda katakan, aku kembali memeluk sahabatku dan langsung melepaskan pelukanku.
Sambil tersenyum, Eva memberikan tissue kepadaku. Ia tidak ingin, jilbabku basah karena air mataku. Sungguh, aku bersyukur memiliki sahabat seperti Eva.
Ketika air mataku sudah terhapus dengan tissue pemberian Eva. Aku langsung tersenyum sambil memandang wajah sahabatku. Wajah yang sangat ayu dan sholehah.
Setelah itu, aku langsung mencubit pipi Eva yang tembem seperti bakpau.

Tidak heran jika ia meringis kesakitan.
“Au. . sakit ukh. . “
“Maaf ukh. . aku cuma gemas saja sama kamu. . abis pipimu seperti bakpau. .” ucapku sambil tertawa kecil. Sedangkan Eva hanya cemberut sambil mengelus pipinya yang sakit.
Tapi untungnya, Eva tidak marah dengan kejailanku itu. Ia malah penasaran dengan ceritaku tentang Nabi Muhammad. Sambil tersenyum, ia bertanya seputar kisah Nabi Muhammad sebelum wafat.

Dengan perasaan yang teramat sangat rindu akan sosok Beliau. Akupun langsung menceritakannya.
“Saat itu, tepatnya saat sore hari. . nabi kita memberikan khutbah terakhirnya dengan nada yang amat lemah. . “Wahai Umatku. . Kita Semua ada dalam kekuasaan Allah dan cinta kasih-Nya. Maka taatilah dan bertakakwalah kepada-Nya. . Kuwariskan dua perkara pada kalian Yakni Al-Qur’an dan As-Sunah. .
Nabipun kembali bersabda. . “Barang siapa mencintai sunnahku, berarti engaku mencintai aku dan kelak orang-orang yang mencintaiku akan masuk surga bersamaku. .”
Dan pada saat khutbah terakhirnya itu. . ia akhiri dengan memandang para sahabatnya. . dengan tatapan tenang. .
Abu Bakar menatap matanya itu. . dengan berkaca-kaca. .
Umar dadanya naik turun menahan nafas dan tangisnya. .
Usman menghela nafas panjang. .
Ali menundukkan kepalanya dalam-dalam. .
Dan para sahabat saat itu mulai mengerti, jika Rasulullah akan pergi meninggalkan kita semua.
Manusia tercinta-Nya itu telah selesai menjalankan tugasnya di Dunia.
Tanda-tanda itu semakin kuat. . tatkala Ali dan Fadhal dengan cepat menangkap Rasulullah yang kondisinya semakin lemah dan goyah ketika turun dari mimbar. . “ . . “ ucapku sambil menangis dan menghela nafas panjang.
Melihatku seperti itu, Eva menatapku sambil menangis. Iapun menginginkanku untuk menceritakan kembali kisah Nabi Muhammad Saw.

Dengan perasaan yang masih rindu dan sedih. Akupun kembali menceritakan kisah Nabi Muhammad Saw.
“Disaat itu. .kalau saja para sahabat mampu berada disana. . pasti akan menahan detik-detik berlalu.
Matahari makin tinggi. . tapi pintu rumah Rasulullah masih tertutup.
Sedang di dalamnya. . Rasulullah tengan terbaring lemah dengan keningnya yang berkeringat dan membasahi pelepah kurma yang menjadi alas tidurnya.
Tiba-tiba dari luar pintu, terdengar seorang berseru mengucapkan salam dan Fatimah langsung membuka pintunya. Tapi ia langsung menutup pintunya kembali, karena ia menagatakan bahwa sang ayah tengah demam.

Setelah orang itu sudah pergi, Fatimah langsung menghampiri sang ayah. . sang ayah bertanya perihal tamu tersebut. .
“Siapakah itu wahai anakku. . ?” tanya sang ayah.
Fatimahpun menjawab. . “Tak tahulah ayahku. . aku baru pertama kali melihatnya. . “.

Dan pada saat itulah, Rasulullah menatap wajah putrinya dengan pandangan yang menggetar seolah-olah seluruh sudut wajah anaknya itu hendak dikenangnya. . dan Beliau langsung berkata. .
“Ketahuilah nak. . dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. . DIALAH MALAIKAT MAUT. . “
Mendengar apa yang sang ayah katakan, Fatimah menahan ledakkan tangisnya. Malaikat maut telah datang menghampiri Rasulullah.

Dan ternyata benar, ia akan segera pergi meninggalkan kita semua. Tapi sebelum itu semua terjadi, Ia merasa cemas dan khawatir dengan umatnya kelak. Iapun langsung meminta kabar kepada malaikat Jibril. .
“Kabarkan kepadaku. . bagaimana nasib umatku kelak. . ?” tanya Rasulullah.
Dan malaikat Jibrilpun menjawab, “Jangan khawatir wahai Rasul Allah. . Aku pernah mendengar Allah Berfirman kepadaku:” kuharamkan surga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya. . “
Dan setelah itu, malaikat Izroil mulai melakukan tugasnya.

Perlahan-lahan Ruh Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat lehernya menegang. .
“JIbril. . betapa sakit sakratul maut ini. . “ perlahan desiran Rasulullah mengaduh.
Fatimah hanya mampu memejamkan matanya sementara. . Ali yang ada disampingnya, menunduk semakin dalam.
Sesaat kemudian. . terdengar suara Rasulullah memekik karena sakit yang tidak tertahankan lagi. .
Dan iapun berkata. . “Ya Allah. . dahsyat sekali maut ini. . timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku. . Jangan pada umatku. . “

Dan pada saat itulah. . badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu. Alipun segera mendekatkan telinganya.
“Vushiikum bis sholati, wa maa malakat aimanuku. . “
Yang artinya: peliharalah salat dan peliharalah orang-orang yang lemah diantaramu.
Di luar pintu, tangis sahabat terdengar dan langsung berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.
Dan kata terakhir sebelum beliau wafat adalah “ Ummati. . ummati. . ummati. . “ yang artinya umatku, umatku, umatku. .
Dan akhirnya berakhirlah hidup manusia mulia itu. “ ucap terakhirku.
Mendengar cerita itu, aku langsung menutup wajahku. Dan sahabatkupun langsung memelukku sambil menangis. Ia tidak pernah menyangka, di akhir hayat Rasulullah. . Beliau masih mencemaskan umatnya. . bahkan Beliau rela menanggung siksa maut umatnya. .

Ketika antara aku dan Eva sudah mulai tenang, kami langsung berdoa kepada Allah. . agar kami bisa bertemu dengan-Nya juga kekasih-Nya di surga kelak. . kamipun tidak lupa untuk menitipkan rasa rindu kami untuknya.
“Ya Allah. . Kutitipkan Rinduku tuk Kekasih-Mu. . “.

Share & Like