TERLAMBAT UNTUK MENYESAL
Karya Maylani
Desiran angin seakan berjalan menyentuh pepohonan, berlarian menuju tempat yang tertuju. Terlihat gerombolan awan yang menyatu meneduhkan bumi. Sandungan sandungan nada yang terdengar menyeruak dari ranting ranting pohon yang bernyanyi. Tawa lepas dari gerombolan gadis yang memakai baju putih abu menghiasi dunia. Terdengar letukan salah satu dari mereka yang mengundang tawa. Aku tersenyum lirih dari atas jendela, ku pandang baju putih abuku yang tergantung rapi di antara baju-bajuku. Terlambat untuk menyesal itulah kata yang tepat untukku. Seluruh kejadian itu memang takkan pernah ku lupa. Bayangan bayangan masalalu kembali melintas di fikiranku.
“ hai hyena, kenapa kemarin kau tidak bersekolah…?” Tanya suhendra pada ku
“memangnya apa masalah buatmu? Toh yang membayar uang SPP orang tuaku, terserah aku lah mau aku sekolah atau tidak” jawabku sinis
“ sebagai ketua kelas aku harus bisa mengatur kelasku, terutama kau. Sudah berapa kali kau mendapatkan alpa.” Ujar suhendra berusaha menjelaskan.
“terserah! aku tidak peduli” ujarku tak peduli
“terserah kau saja aku juga tidak peduli” ujar suhendra yang langsung nyelonong pergi meninggalkanku
“ hm…memangnya dia siapa? Berani mengaturku” gerutku…
Malam harinya
ku buka pintu kamarku dengan perlahan, ku usahakan agar tidak bersuara sedikitpun. Menyusuri jalan di rumahku dengan cara mengendap-ngendap sudah menjadi trand pada diriku tapi tiba-tiba
“ hyena! Kau mau kemana?” Tanya ibuku yang muncul entah dari mana.
“ aku…aku mau pergi kerumah teman bu” jawabku gugup
“ mau kerumah teman kenapa harus mengendap-endap seperti itu?” Tanya ibuku yang semakin membuatku tak berkutik
“ aku…” ujarku bingung mencari alas an yang tepat “aku takut ibu tidak akan memberiku izin” jawabku.
“ benar mau kerumah teman?” Tanya ibuku curiga
“ benar bu” jawabku
“ baiklah, tapi jangan pulang terlalu malam” pinta ibuku
“ ah? Aku sekalian nginep di rumah temanku bu”jelasku
“ baiklah, tapi harus benar-benar kerumah temanmu” ujar ibuku
“ baik bu” ujarku. “untung saja” batinku
Aku pergi ke kosan pacarku dengan menggunakan taxi. Sesampainya di sana ternyata ada banyak teman dari pacarku. Di sana aku sibuk meneguk berbotol botol minuman beralkohol.Hingga akhirnya, seluruh teman pacarku pergi dari kosan itu, dan tersisalah aku dan pacarku. Aku yang sudah tak bisa mengendalikan diriku tak bisa mengingat apa-apa lagi, entah apa yang telah terjadi dan entah di mana fikiranku saat itu aku sudah tak perduli lagi.
Ke-esokan harinya
Kulihat tubuhku ini yang telah tak berbusana lagi, tapi semua itu ku anggap sepele. Kulihat pacarku yang baru saja keluar dari kamar mandinya, ia memang sudah terlihat rapi dengan seragam sekolah yang ia kenakan. Namum saat itu kepalaku masih terasa sangat pusing, dan kubaringkan kembali badanku ke ranjang.
“hey apa kau tidak bersekolah?” Tanya pacarku saat melihat aku kembali memberingkan tubuhkku ke ranjang.
“entahlah, kepalaku masih pusing karena alcohol kemarin.” Jawabku manja
“sudahlah, lebih baik kau sekolah, dari pada kau di marahi ibumu, karena tak sekolah” bujuk roy pacarku.
“baiklah” aku bergegas bangun dengan selimut sebagai penutup tubuhku.
“percuma kau menutupinya, kemarin juga sudah kucicipi” ujar pacarku remeh
“sialan kau! Kau apakan aku?” tanyaku yang masih menutupi tubuhku dengan selimut
“ hah! Kau ini! Itu hal biasa” ujar roy remeh
Aku tidak menghiraukan perkataan Roy, aku bergegas mandi dan bergegas pergi sekolah dengan seragam sekolah yang telah ku letakakn dalam tasku. Sesampainya di sekolah, ternyata belt sudah berbunyi,namu untungnya di depan gerbang tak ada petugasnya, dan untungnya lagi belum ada guru yang mengajar di kelas.
“ hai hyena dari mana saja kau! Kenapa baru datang?” bentak suhendra ketua kelasku. Ya… bisa di bilang dia memang tampan, putih, dan juga pintar. Namun sayangnya dia kurang tinggi. Tapi entah mengapa perempuan di kelasku sangat mengagumi dia.
“memangnya kenapa masalah buat lo?” jawabku jutek
“ hey, hyena. Hendra kan bertanya baik baik. Kenapa kau jawabnya jutek seperti itu?” Tanya nia sahabatku
“sudahlah nia aku tak perduli” ujarku sambil duduk di bangkuku
1 bulan kemudian
Entah kenapa aku saat itu. Perutku terasa mual, kepalaku pusing, dan rasanya aku hanya ingin terbaring di tempat tidurku.
“hyena, kau kenapa? Apa kau hamil?” Tanya Suhendra atau hendra menghampiriku.
“ enak saja kau bicara. Mana mungkin aku hamil” ujarku membela
“ buktinya kau muntah muntah seperti itu. Seperti orang hamil saja”ujar hendra tak mau kalah
“ Diam kau aku tidak hamil! Lalu kau sendiri kenapa berada di toilet wanita?” tanyaku
“ menunggumu” jawab hendra yang membuat batin sekaligus jiwaku terkejut. “ hey! Kenapa kau ini?” ujar hendra sambil mengibas-ngibaskan tangannya ke wajahku
“ ah apa? Tidak aku tidak apa” ujarku yang mulai salah tingkah”aku rasa aku hanya masuk angin saja” ujarku sambil berjalan ke kelas
“ ah? Suhendra menungguku? Apa benar?. Tapi kenapa aku jadi girang seperti ini?” ujarku dalam hati sambil sesekali aku menoleh suhendra atau hendra yang berjalan di belakangku.
Hari demi hari terus ku lewati. Namun ku rasa ada yang aneh pada diriku, ku lihat perkembangan tubuhku, dan ku lihat perutku yang membucit “ ah mungkin ini karena masuk angin saja” pikirku. Saat itu ibu mengajakku pergi ke rumah sakit untuk di periksa, sekalian menjenguk sepupuku yang kebetulan juga di rawat di sana.
“hm… adik masih sekolah?” Tanya dokter itu
“ ia dok” jawabku. “memangnya ada apa dok?” Tanyaku lagi.
“begini buk. Dari hasil pemeriksaan kami, saya rasa anak ibu Hamil” ujar dokter itu yang membuatku dan juga ibuku terkejut bukan kepalang.
“apa benar dok?” Tanya ibuku
“ dari hasil pemeriksaan kami seperti itu” jelas dokter itu.
Aku di marahi habis-habisan oleh kedua orang tuaku, akupun hanya menagis smbil sesekali meminta ampun dan menyesali perbuatan ku. Disini aku baru menyadari bahwa impianku telah berakhir, orang tuaku pun melapor kesekolah dan akupun berhenti bersekolah mulai saat itu juga. Detik demi detik berganti menit, dan menit demi menit terus berlari berpacu waktu. Dan hari berganti bulan dan bulan terus berjalan seiringnya dunia. Tak terasa 9 bulan telah berlalu tangisan sebuah bayi kecil menghiasi dunia ku. Pacarku yang kabur entah kemana, tak pernah ku perdulikan lagi, sekarang di usiaku yang masih hanya 18 tahun ini, aku sudah menjadi seorang ibu dari bayiku yang ku beri nama dia Adinda intan saputri.
“tok…tok…tok…” ketokan pintu yang membuyarkan seluruh lamunanku. Ternyata hendra dan putriku adinda.
“ adinda sepertinya sangat menyukaimu” ujarku sambil bangun dari hayalanku
“ia, karna aku tampan” canda hendra atau suhendra sambil terus menggendong adinda putriku yang terlihat sangat nyaman.
“papa…”letuk adinda yang membuat hendra terkejut.
“hey adinda, aku ini bukan papamu. Tapi aku ini adalah seorang yang menyukai ibumu. Umurku baru saja 19 tahun” jelas hendra, tapi adinda hanya tersenyum dan terus mengulangi kalimat yang sama.
“SUPRIASE!” teriak teman temanku yang mengagetkanku. Nia sahabatku langsung menggendong adinda putriku.
“Adinda…. Kakak lulus…!” teriak nia.
“ hey nia kau bukanlah kakaknya, tapi tante!” tekan hendra
Nia dan hendra pun saling kejar-kejaran bak Tom and Jerry. Teman-temanpun saling menyoraki dan membuat rumah ku menjadi gaduh segaduh gaduhnya.
Terlambat sudah untuk menyesal. Sebelum kita menyesal lebih baik kita fikirkan apa yang akan kita lakukan saat ini, demi kebaikan di hari mendatang dan demi meraih sebuah cita-cita. Waktu telah berlalu, perkataan telah terucap semuanya hanya bisa menjadi penyesalan.
ku buka pintu kamarku dengan perlahan, ku usahakan agar tidak bersuara sedikitpun. Menyusuri jalan di rumahku dengan cara mengendap-ngendap sudah menjadi trand pada diriku tapi tiba-tiba
“ hyena! Kau mau kemana?” Tanya ibuku yang muncul entah dari mana.
“ aku…aku mau pergi kerumah teman bu” jawabku gugup
“ mau kerumah teman kenapa harus mengendap-endap seperti itu?” Tanya ibuku yang semakin membuatku tak berkutik
“ aku…” ujarku bingung mencari alas an yang tepat “aku takut ibu tidak akan memberiku izin” jawabku.
“ benar mau kerumah teman?” Tanya ibuku curiga
“ benar bu” jawabku
“ baiklah, tapi jangan pulang terlalu malam” pinta ibuku
“ ah? Aku sekalian nginep di rumah temanku bu”jelasku
“ baiklah, tapi harus benar-benar kerumah temanmu” ujar ibuku
“ baik bu” ujarku. “untung saja” batinku
Aku pergi ke kosan pacarku dengan menggunakan taxi. Sesampainya di sana ternyata ada banyak teman dari pacarku. Di sana aku sibuk meneguk berbotol botol minuman beralkohol.Hingga akhirnya, seluruh teman pacarku pergi dari kosan itu, dan tersisalah aku dan pacarku. Aku yang sudah tak bisa mengendalikan diriku tak bisa mengingat apa-apa lagi, entah apa yang telah terjadi dan entah di mana fikiranku saat itu aku sudah tak perduli lagi.
Ke-esokan harinya
Kulihat tubuhku ini yang telah tak berbusana lagi, tapi semua itu ku anggap sepele. Kulihat pacarku yang baru saja keluar dari kamar mandinya, ia memang sudah terlihat rapi dengan seragam sekolah yang ia kenakan. Namum saat itu kepalaku masih terasa sangat pusing, dan kubaringkan kembali badanku ke ranjang.
“hey apa kau tidak bersekolah?” Tanya pacarku saat melihat aku kembali memberingkan tubuhkku ke ranjang.
“entahlah, kepalaku masih pusing karena alcohol kemarin.” Jawabku manja
“sudahlah, lebih baik kau sekolah, dari pada kau di marahi ibumu, karena tak sekolah” bujuk roy pacarku.
“baiklah” aku bergegas bangun dengan selimut sebagai penutup tubuhku.
“percuma kau menutupinya, kemarin juga sudah kucicipi” ujar pacarku remeh
“sialan kau! Kau apakan aku?” tanyaku yang masih menutupi tubuhku dengan selimut
“ hah! Kau ini! Itu hal biasa” ujar roy remeh
Aku tidak menghiraukan perkataan Roy, aku bergegas mandi dan bergegas pergi sekolah dengan seragam sekolah yang telah ku letakakn dalam tasku. Sesampainya di sekolah, ternyata belt sudah berbunyi,namu untungnya di depan gerbang tak ada petugasnya, dan untungnya lagi belum ada guru yang mengajar di kelas.
“ hai hyena dari mana saja kau! Kenapa baru datang?” bentak suhendra ketua kelasku. Ya… bisa di bilang dia memang tampan, putih, dan juga pintar. Namun sayangnya dia kurang tinggi. Tapi entah mengapa perempuan di kelasku sangat mengagumi dia.
“memangnya kenapa masalah buat lo?” jawabku jutek
“ hey, hyena. Hendra kan bertanya baik baik. Kenapa kau jawabnya jutek seperti itu?” Tanya nia sahabatku
“sudahlah nia aku tak perduli” ujarku sambil duduk di bangkuku
1 bulan kemudian
Entah kenapa aku saat itu. Perutku terasa mual, kepalaku pusing, dan rasanya aku hanya ingin terbaring di tempat tidurku.
“hyena, kau kenapa? Apa kau hamil?” Tanya Suhendra atau hendra menghampiriku.
“ enak saja kau bicara. Mana mungkin aku hamil” ujarku membela
“ buktinya kau muntah muntah seperti itu. Seperti orang hamil saja”ujar hendra tak mau kalah
“ Diam kau aku tidak hamil! Lalu kau sendiri kenapa berada di toilet wanita?” tanyaku
“ menunggumu” jawab hendra yang membuat batin sekaligus jiwaku terkejut. “ hey! Kenapa kau ini?” ujar hendra sambil mengibas-ngibaskan tangannya ke wajahku
“ ah apa? Tidak aku tidak apa” ujarku yang mulai salah tingkah”aku rasa aku hanya masuk angin saja” ujarku sambil berjalan ke kelas
“ ah? Suhendra menungguku? Apa benar?. Tapi kenapa aku jadi girang seperti ini?” ujarku dalam hati sambil sesekali aku menoleh suhendra atau hendra yang berjalan di belakangku.
Hari demi hari terus ku lewati. Namun ku rasa ada yang aneh pada diriku, ku lihat perkembangan tubuhku, dan ku lihat perutku yang membucit “ ah mungkin ini karena masuk angin saja” pikirku. Saat itu ibu mengajakku pergi ke rumah sakit untuk di periksa, sekalian menjenguk sepupuku yang kebetulan juga di rawat di sana.
“hm… adik masih sekolah?” Tanya dokter itu
“ ia dok” jawabku. “memangnya ada apa dok?” Tanyaku lagi.
“begini buk. Dari hasil pemeriksaan kami, saya rasa anak ibu Hamil” ujar dokter itu yang membuatku dan juga ibuku terkejut bukan kepalang.
“apa benar dok?” Tanya ibuku
“ dari hasil pemeriksaan kami seperti itu” jelas dokter itu.
Aku di marahi habis-habisan oleh kedua orang tuaku, akupun hanya menagis smbil sesekali meminta ampun dan menyesali perbuatan ku. Disini aku baru menyadari bahwa impianku telah berakhir, orang tuaku pun melapor kesekolah dan akupun berhenti bersekolah mulai saat itu juga. Detik demi detik berganti menit, dan menit demi menit terus berlari berpacu waktu. Dan hari berganti bulan dan bulan terus berjalan seiringnya dunia. Tak terasa 9 bulan telah berlalu tangisan sebuah bayi kecil menghiasi dunia ku. Pacarku yang kabur entah kemana, tak pernah ku perdulikan lagi, sekarang di usiaku yang masih hanya 18 tahun ini, aku sudah menjadi seorang ibu dari bayiku yang ku beri nama dia Adinda intan saputri.
“tok…tok…tok…” ketokan pintu yang membuyarkan seluruh lamunanku. Ternyata hendra dan putriku adinda.
“ adinda sepertinya sangat menyukaimu” ujarku sambil bangun dari hayalanku
“ia, karna aku tampan” canda hendra atau suhendra sambil terus menggendong adinda putriku yang terlihat sangat nyaman.
“papa…”letuk adinda yang membuat hendra terkejut.
“hey adinda, aku ini bukan papamu. Tapi aku ini adalah seorang yang menyukai ibumu. Umurku baru saja 19 tahun” jelas hendra, tapi adinda hanya tersenyum dan terus mengulangi kalimat yang sama.
“SUPRIASE!” teriak teman temanku yang mengagetkanku. Nia sahabatku langsung menggendong adinda putriku.
“Adinda…. Kakak lulus…!” teriak nia.
“ hey nia kau bukanlah kakaknya, tapi tante!” tekan hendra
Nia dan hendra pun saling kejar-kejaran bak Tom and Jerry. Teman-temanpun saling menyoraki dan membuat rumah ku menjadi gaduh segaduh gaduhnya.
Terlambat sudah untuk menyesal. Sebelum kita menyesal lebih baik kita fikirkan apa yang akan kita lakukan saat ini, demi kebaikan di hari mendatang dan demi meraih sebuah cita-cita. Waktu telah berlalu, perkataan telah terucap semuanya hanya bisa menjadi penyesalan.
PROFIL PENULIS
Nama : Maylani
Umur :16 tahun
Alamat facebook Mylany Bestfriend ZiiePpyong
Nama : Maylani
Umur :16 tahun
Alamat facebook Mylany Bestfriend ZiiePpyong