SEHARUSNYA
Karya Roni Suhermawan
Malam ini aku lagi asyik memandangi taburan bintang di langit. Sambil di temani angin malam yang berhembus sepoi sepoi. aku pun mulai mengenang kebersamaanku dengan seorang cewe.
Oh ya. Namaku Engga Setiawan. Teman teman ku biasa memanggilku Engga, aku adalah siswa di salah satu SMA terfavorit di kotaku.
Oh ya. Namaku Engga Setiawan. Teman teman ku biasa memanggilku Engga, aku adalah siswa di salah satu SMA terfavorit di kotaku.
Kami bertemu satu tahun yang lalu . Saat itu aku lagi asyik baca buku di perpustakaan sekolah. Tiba tiba ada seorang cewe yang menghampiriku. “Maaf, kamu Engga kan?” tanya cewe itu. “ iya, emang kenapa?” jawabku. “anu... Ngga aku kan dapet tugas kimia, aku boleh minta bantuannya ngak?.” Tanyanya lagi. “boleh..” jawabku lagi. “gini Ngga dibuku paket ini ada satu materi yang nggak jelas bahasanya. Nah mumpung ada kamu disini ,aku minta tolong,ya.Hhmm ajarin aku dan jelasin materi ini ya?.”
Akupun mulai menjelaskan materi kimia yang di tanyakan oleh cewe itu dengan rinci dan jelas. dalam menerangkan materi itu sesekali ku pandang wajahnya yang terkadang tersenyum saat aku menjelaskan materi tersebut. Setelah aberbagi ilmu dengannya, kamipun mulai bercanda. Dan akupun bercerita tentang kisah lucu yang pernah ku alami. sepulang sekolah karena sinar mataharinya terik sekali, aku mengajaknya pulang bersamaku.
Beberapa bulan setelah kejadian itu, dia tidak pernah lagi menemui ku. Terkadang aku masih suka ke perpus, dan bermaksud bertemu lagi dengan nya. Tetapi ternyata dia tidak pernah muncul lagi. Lambat laun, aku sudah lupa seperti apa wajah nya. Yang aku ingat dia memiliki senyum yang sangat indah. Akupun merasa aneh dengan diriku, tidak biasanya aku seperti itu. “jangan jangan aku jatuh cinta nih...” fikirku saat itu.
Hari itu Aku sedang melihat pengumuman nilai ulangan try out. Tanpa sengaja akupun melihat seorang cewe yang nampaknya tak asing bagiku. Akupun mulai mendekatinya
“kamu, cewe yang waktu itu minta ajarin aku di perpus kan? Udah lama aku nyariin kamu” ups aku keceplosan gawat nih.
“hah” dia pun terkejut sekali mendengar ucapanku. “ada apa kamu nyariin aku?” tanyanya.
“ eh.... anu...” akupun jadi bingung mau jawab “ oh ya waktu itu aku lupa nanya nama kamu siapa?” untungnya akupun menemukan alasan
“namaku Yola.” Jawabnya polos.
“oh... yola... gimana... nilai TO kamu?.”
“oh... bagus kok... thanks ya waktu itu udah mau bantuin.”
“iya sama sama”
Setelah kami berkenalan kamipun mulai sering ketemuan. Hingga suatu hari aku bermimpi Yola dan aku menjadi sepasang kekasih. Akupun menganggap itu adalah sebuah petunjuk yang di berikan oleh tuhan untukku. Setiap malampun aku mulai melaksanakan shalat tahajud untuk lebih memantapkan hatiku.
Suatu hari akupun mengajaknya pergi ke sebuah tempat. Diapun terus menerus bertanya kenapa aku mengajaknya kesana. Perlahan ku pegang kedua tangan nya, dan kutarik nafas panjang.
Bismillahirrahmaanirrahiim.
“Yola, Aku sayang sama kamu, aku sayang kamu karena Allah, maukah kamu menjadi pacarku.” Sejenak keadaan menjadi sunyi, hanya deruh angin yang ku dengar. Aku begitu gugub dengan apa yang akan dia jawab. “Rasanya kemarin malam aku sudah shalat tahajud dengan rakaat yang banyak, dan berdoa dengan rasa harap dan cemas. Kira kira doa ku apa dikabulkan tidak ya?”gumamku.
Yola sejenak menatap mataku dengan dalam. Diapun langsung meneteskan air mata.
“ Ngga maafin aku ya... aku ngak bilang ini sejak lama. Sebenarnya aku ini sudah punya pacar dan aku sudah berjanji padanya aku akan setia. Jadi, aku ngak mungkin menghianati janjiku itu jadi ku mohon sekali lagi maafin aku ya.”
Mendengarkan penjelasannya akupun tidak bisa berkata apa apa.
Tak lama kemudian cowo’nya pun datang menjemputnya. Sebelum Yola dan aku berpisah akupun berkata padanya.
“pergilah...
Aku akan selalu menyimpan bayang mu di sini...
Aku tau seharusnya tak ku isi hatiku dengan cinta untukmu...
Tapi, Cuma kau yang mengerti diriku...
Yang ternyata salah mengartikan mimpiku yang selama ini ku harapkan menjadi nyata...”
Sejak hari itu aku tidak pernah bertemu lagi dengan Yola.
“haruskah ku salahkan hidupku ini yang mempertemukan kau dan aku hanya untuk terlepas dari hidupku?” tanyaku pada bayangan Yola yang mulai memudar di telan oleh cahaya sang fajar yang mulai bersinar dari ufuk timur.
Tamat
PROFIL PENULIS
Lahir di Banyuasin sumsel 24 september 1995. sekarang masih duduk di bangku SMA kelas XII.