Ketika Syaifuddin Terjangkit Virus Cinta - Cerpen Cinta Romantis

KETIKA SYAIFUDDIN TERJANGKIT VIRUS CINTA
Karya M. Zuhri Ni’am KPK

Detak jantung Syaifuddin berdetak kencang, keringatnya pun mulai mengalir membasahi seluruh tubuhnya yang putih, mulutnya bagai dirantai sehingga tak dapat berkata apa-apa, pikirannya tiba-tiba kosong sehingga tak bisa berpikir apa-apa. Sosok cinta yang ditatapnya dengan tidak sengaja itu mulai meracuni pikirannya. Padahal sudah dengan sekuat tenaga ia berusaha untuk tidak melihatnya tetapi apa daya, sosok cinta tersebut menatapnya dengan serius dan tanpa mengeluarkan kata sepatah pun.
“Din ? Kamu sedang sakit ?” Rini yang saat itu menjadi MOT mengagetkan dan memecahkan keheningan. Tak lama kemudian terdengarlah suara riuh Mahasiswa STAIN Pontianak yang pada saat itu sedang mengikuti lomba Kerajinan tangan yang diadakan oleh LDK Matimsya STAIN Pontianak dalam acara rangkaian Musyawarah Besar (MUBES) XI LDK Matimsya. Mereka tertawa geli melihat teman seperjuangannya kecanggungan dan terlihat aneh. Cintanya melihatnya, dan kini dia juga ikut tertawa.

Oh Tuhan, cantik sekali ! Syaifuddin melupakan kerajinan tangan yang dibuatnya sejenak. Pagi itu rupanya menjadi hari yang membosankan bagi Syaifudin, cowok yang menjadi impian semua mahasiswi di STAIN Pontianak. Cowok asal Batu Ampar Kabupaten Kubu Raya tersebut sudah menjadi perbincangan sehari-hari bagi semua mahasiswi di perguruan tinggi tersebut, karena ketampanannya dan keramahannya. Apalagi Syaifuddin adalah salah seorang mahasiswa yang cukup pintar, IPK nya tidak pernah kurang dari 3 bahkan lebih. Dan dia menjadi ikon di kelasnya. Walaupun kepribadiannya masih sedikit kurang baik, masih belum mencerminkan sebagai Mahasiswa STAIN Pontianak. Walaupun Syaifuddin tercatat sebagai mahasiswa yang degil, shalat pun bolong-bolong, apalagi mengaji yang masih belum maksimal, namun Syaifuddin adalah seorang cowok yang tidak pernah pacaran dan jatuh cinta apalagi memainkan perempuan. Dan kini dia sedang dilanda virus yang sangat mematikan yaitu virus cinta yang menggalaukan hatinya. Dimana saat ini cintanya tersebut sedang duduk di depannya sehingga menambah kecanggungan hatinya.
“Maaf Kak, eh . . . anu . . . saya . . . ?

Kebelet nih, Din !” Tawa riuh kembali memecahkan keseriusan para peserta lomba kerajinan tangan tersebut. Dan segera di kondisikan kembali oleh para panitia. Namun, bukan itu, dia malu bukan karena ditertawai oleh teman-temannya atau karena kerajinan tangan yang dibuatnya jelek. Sekali lagi, bukan itu. Imut sedang tersenyum manis kepadanya. “Ya Allah ! biarkan waktu berhenti sejenak, izinkan Aku melihat senyum manisnya dulu ya Allah.” hatinya memohon.
“Aku bingung met ! ucap Syaifuddin sambil matanya menerawang bangunan GOR Mahasiswa di STAIN Pontianak yang tak kunjung selesai tersebut.

Selamet Sanjoyo cuek sambil kepalanya manggut-manggut. Mulutnya penuh dengan tiwul, makanan khas orang jawa yang di bawanya dari kampung. Selamet sangat menyukai makanan tersebut walaupun dia hidup di kota untuk sementara, namun Dia sangat mencintai makanan pokok orang jawa tempo dulu.
“Apa ini yang namanya CINTA ?” lanjutnya lagi
Selamet menyeruput es campurnya tanpa aba-aba. Kembali ia menyantap tiwulnya dengan buas namun kini ia tidak sambil manggut-manggut dan diganti dengan geleng-geleng kepalanya. Mengangkat tangannya dan pundaknya sedikit, hidungnya agak digerakkan, Keningnya agak dikerutkan sedikit. Terlihat lucu kalau dipandang, lucu-lucu aneh gitu. Syaifuddin melihat dan memperhatikan tiwul yang sedikit menggoda yang akan segera dimasukkan kedalam mulut teman satu asramanya ini. Tiwul yang menggoda itu seperti cinta yang sedang berada di depanku saat ini. Ingin sekali aku memilikinya layaknya tiwul yang menggoda ingin segera ku makan. Tetapi sepanjang itu pula rasa malu ku tak kunjung hilang untuk bilang kepadanya. “Oh, Selamet bagaimana ini ?” benak Syaifuddin sambil salah tingkah ketika si Imut melihatnya sebentar.
Selamet bukannya menjawab pertanyaan Syaifuddin, justru ia malah bercerita tentang makanan tiwulnya yang dibawa dari kampungnya yang sama sekali tak menggugah hati Syaifuddin untuk makan bersamanya, mulai dari bahannya, cara membuatnya, kelezatannya dan lain-lain yang berhubungan dengannya. Syaifuddin menghela nafas panjang.

Dia baru tahu beginilah rasanya orang yang sedang jatuh cinta atau bahasa kerennya kasmaran. Jujur saja dia tak pernah mengetahui tentang cinta maupun embel-embelnya. Tetapi gara-gara waktu itu, Syaifuddin mencoba menyendiri dan menenangkan hatinya. Dan dia mengikuti mata kuliah di kelasnya dan mengambil mata kuliah di semester berikutnya tanpa di sibukkan dengan tugas mata kuliah yang menumpuk. Dia dengan tak sengaja menangkap sosok cinta yang alami yang mengajari dia tentang bagaimana rasanya orang yang sedang jatuh cinta. Sudah puluhan tahun lamanya dia puasa untuk naksir dengan seorang cewek. Padahal cinta sudah lama ada dan menunggu di kampusnya. Hanya saja dia baru sadar kalau ternyata cinta itu ada.
“Maaf, ini penggaris saya “ ucap seorang gadis yang gempal badannya, memakai jilbab berwarna pink, mukanya berbentuk oval dan agak sedikit manis serta badannya kelihatan bulat mirip sekali dengan bola di asramaku, dan kini dia menghampiriku. Aku tertegun dan memperhatikan gadis tersebut sejenak.
“Memang di penggaris ini ada nama kamu ndut ?” ungkap Syaifuddin dengan nada agak kasar. Walaupun biasanya dia tidak seangkuh itu. Mungkin karena hatinya saat itu sedang galau dan sedang dilanda cinta yang begitu mendadak sehingga syaifuddin kelihatan agak sedikit sensitif. Langsung saja dia mengejek tanpa alasan yang benar, padahal gadis tersebut Cuma mau mengambil penggaris miliknya.

Seakan agak sedikit tersinggung, gadis yang berada di depannya seakan marah.
“Kalau tidak mau di dekatin ya udah, tapi jangan menghina gitu dong, Aku hanya ingin mengambil penggarisku !” Ia pun kemudian beranjak keluar dari dekat tempat duduk Syaifuddin dengan menenteng sebuah penggaris. Ruang kuliah Program Studi Pendidikan Agama Islam itu pun kembali riuh tatkala gadis tersebut kembali masuk ke ruang kelas dengan menenteng sebuah tas berwarna hitam agak keputih-putihan. kala itu kelas sedang digunakan untuk berkumpulnya mahasiswa Semester lima Prodi PAI.

Saifuddin pun kelihatan ternganga dan tak jelas.
“oh, ma … aaf.. “ ungkap Syaifuddin dengan suara sedikit lirih. Ia tidak biasa menghina orang. Dan kini Syaifudin mulai sadar kalau si imut itu adalah gadis yang baru saja ia hina yang ternyata namanya Ninuk, namun Syaifuddin suka memanggil dengan sebutan Imut.
“Saya memang sudah sering dihina, jadi saya maklum.” Ungkap gadis imut bermuka oval dan badan agak sedikit bulat namun sedikit menarik hatiku.
“emmm, bukan itu maksudku, maksud ku …… aku tuh …. “
“Kenapa Aku harus bertemu dengan mahasiswa macam Anda. “ ucapan gadis tersebut sangat simpel namun kata-katanya sangat menyayat hati seorang pemuda yang tampan tersebut. Hatinya sangat pedih.

Syaifuddin kemudian bercerita dengan Selamet sanjoyo. Mendengar cerita Syaifuddin, Selamet hanya tertawa cekikikan tak jelas, mukanya semakin jelek tatkala dia sedang tertawa.
“Seandainya aku jadi kamu, cuekin ajalah, gag usah difikirin begitu, toh masih banyak sekali cewek selain dia yang menyukai kamu, yang lebih imut, lebih cantik, lebih-lebih … dari dia. Tetapi kamu malah menyukai cewek yang modelnya begitu. Piye thooo ….”
“Namanya Cinta Rio !”
“Terus apa istimewanya dia bagi kamu ?”
“Ya ada, dia istimewa, pokoknya dia beda dari yang lain deh … Karena …. ?”

Ucapan Syaifuddin terhenti. Dia mengerlingkan matanya. Oh Tuhann, ternyata dia baru sadar kalau ternyata dia menyukai Cinta tanpa alasan.
“Karena …?” Selamet Sanjoyo kemudian mengikuti tingkah laku sahabatnya sambil cekikikan. Tidak ketinggalan pula dia sambil mengaduk-aduk kopi manisnya siap untuk diminum. Kemudian tiba-tiba dijulurkannya lidahnya sok centil sambil tiba-tiba cengengesan. “Karena dia gendut ya din … ?” celetuk Selamet sambil dibarengi dengan jitakan kecil di kening sahabatnya tersebut.
“Sembarangan kamu boy !”
“Orang Batu Ampar memang unik!” cengir Selamet menyindir Syaifuddin. Syaifuddin tidak berkata apapun. Tangannya hanya mencari celah memburu jitakan di kening Rio, dan itu berhasil, sebuah jitakan keras dari tangan Syaifuddin mendarat di kening Sahabatnya satu asrama ini.
*****

Dari Obrolan gila selamet tadi, Syaifuddin mulai memikirkan mengapa dia menyukai Si Imut. Alasan apa yang membuat ia menyukainya. Ninuk, aku sering lupa dengan namanya. Aku lebih suka memanggil dengan panggilan Si Imut, karena dia lumayan imut bagiku. Seorang gadis berketurunan Jawa dan Melayu tersebut semakin menawan dimata, aku selalu tertarik untuk melihatnya, padahal dulu aku paling malas kalau waktuku ku habiskan untuk memandang wanita. Si Imut itu mempunyai wajah yang indah, senyumannya jarang di umbarnya, tapi sekali senyum seperti bidadari. Si Imut merupakan cewek yang cukup unik. Kalau berbicara singkat namun jelas. Aku teringat ketika berpapasan dengan Si Imut pada saat di perpustakaan STAIN Pontianak.
Haiiiii,,, lagi sibuk ya … ? Syaifuddin berusaha menyembunyikan raut wajahnya yang mulai memerah.
“E”em.” Si Imut hanya berdehemdan tak berkedip sedikitpun menatap layar laptopnya.
“Oh,, Lagi ngapain ?” Syaifuddin mulai memberanikan diri untuk sedikit menatap wajahnya dan menggeser sedikit kursinya.
“Ngetik”
“oh,, Ngetik apa ?”
“Novel”
“Ternyata Si Imut ini hebat juga ya, udah imut, pandai buat novel lagi, semakin cinta nih diriku…” gumamnya dalam hati sambil bibirnya diangkat sedikit, menandakan senyum manis di bibirnya.
“Ganggu gag nih …. ?
“Sedikit.”
“Emmmm, kamu masih marah ya soal waktu itu ?
“Enggak.”
“Beneran nih, Aku minta maaf ya soal waktu itu.”
“Iya.”
“Luar biasa nih Si Imut, bisa mati kutu nih aku di buatnya, pelit banget ngomongnya, ngomong gag bayar bah, tapi ya udah lah sabar aja.” Celoteh Syaifuddin dalam hatinya.
Mengingat hal itu, Syaifuddin terkadang malah sering tertawa sendirian. Ia tak perlu mencari alasan kenapa ia bisa mencintai Si Imut. Si Imut memang unik. Sekarang Syaifuddin mulai berusaha mencari-cari informasi mengenai Si Imut. Si Imut merupakan cewek yang bertutur kata lembut, manis dan bisa menjaga pandangannya. Sangat berbeda sekali dengan gadis-gadis di kampusku tercinta ini.
Dari berbagai sumber yang kudapatkan, ternyata Si Imut ini berasal dari Jawa Tengah, Kabupaten Klaten tepatnya. Si Imut adalah salah seorang wanita yang solehah, dia sering aktif dalam kegiatan di masjid dan juga di organisasi islam di kampusku. Baru ku ketahui kalau dia adalah salah satu Kader UKM LDK Matimsya. Selain penampilannya yang menarik, tingkah lakunya juga sangat-sangat mencerminkan wanita yang sholehah. Syaifuddin semakin yakin dan tak perlu mencari alasan lagi mengapa dia bisa menyukai Ninuk.

Setelah dipikir-pikir, Syaifuddin harus berubah, dia harus meninggalkan kebiasaan jeleknya yang terdahulu. dia harus mengubah penampilannya yang saat ini terkesan kurang mencerminkan pemuda islami, apalagi ia kuliah di perguruan tinggi islam. Dia harus merelakan atribut hiasannya di buang, seperti gelang dan cincin yang selalu di pasang. Bahasanya pun mulai diperbaiki, dan ia pun harus selalu memakai peci bulat berwarna putih hitam kemanapun ia akan pergi. Maka ia pun berburu peci bulat berbahan dasar kain yang mudah dilipat. Ia harus pergi ke pasar tradisional tepatnya pasar tengah di Kota Pontianak yang harus berdesak-desakan, becek, apalagi saat ini sedang musim hujan. Yang sebenarnya Syaifuddin adalah orang yang anti dan paling malas kalau ke pasar Tengah. Namun demi cintanya, Ia rela untuk berdesak-desakan memburu barang yang harganya sedikit murah.
“Subhanallah Din, kamu luar biasa sekarang, aku senang sekali kamu mau berubah. Tapi kamu benaran berubah kan … ? Rio terheran sekaligus bangga sahabatnya tiba-tiba saja berubah.
Syaifuddin cuek saja kalau ada orang yang menertawai penampilan barunya, yang penting apa yang ia lakukan akan membuat cinta menyukainya. Syaifuddin pun kini sering berada di masjid dan aktif dalam berbagai kegiatan di masjid kampus sehingga organisasi lainnya menjadi terbengkalai. Walaupun berubahnya Syaifuddin tersebut karena ingin menarik hati seorang wanita, tetapi itu sudah sungguh sangat luar biasa.
Dua minggu sudah Syaifuddin memasuki dunia lain dari kehidupan lamanya, dan akhirnya dia mulai tahu kalau cinta tidak menyukai yang namanya pacar-pacaran, dan sejenisnya.

Tatkala ia sedang mengikuti kajian tentang remaja yang diadakan oleh Bidang syiar LDK Matimsya, Syaifuddin sempat mengutip sebuah statement yang dilontarkan oleh sang pembicara kala itu oleh Ustadz Muhammad Abror Az-Zuhri, S.Pd.I. Syaifuddin cukup ngefans dan paling suka dengar Taujihnya di RRI Pontianak setiap subuh. Bunyi Statementnya adalah “Wanita itu suka pada lelaki yang bertanggung jawab pada amanahnya dan taat beribadah.” Syaifuddin mulai memikirkannya dan kata-kata tersebut mulai menyesakkan hatinya. “Kalau bertanggung jawab sih kayak nya sudah, buktinya dia selalu aktif datang ke masjid dan tidak pernah telat, walaupun ada organisasi-organisasi lain yang agak sedikit terbengkalai. Kalau soal beribadah sih memang sedikit agak kurang, kalau shalat sih Alhamdulillah, tetapi ngajinya jarang-jarang. Itu juga kalau ada mood. “Oke deh, kalau memang Si Imut menginginkan calon suami yang selalu menjaga amanahnya dan taat beribadah, aku akan lakukan”. Pikir Syaifuddin dalam hatinya.
“Apa ? menikah … ? mata Selamet melotot setelah mendengar ucapan dari sahabatnya.
Syaifuddin mengangguk, senang.
“sama siapa “
“Si Imut”
“Si Imut yang ndut itu kah … ?
“Hei, dia calon istriku Selamet jelek … “
“Apa calon ? Calon dari mana din, ada-ada aja sih kamu, emang kamu dan Si Ndut Si Imut mu itu udah saling kenal dekat apa ?”

Syaifuddin menggelengkan kepalanya, namun raut wajah nya masih seperti tadi, penuh dengan senyuman manisnya.
“Gila kamu din … !”
“Emang, yang penting gila cinta, daripada kamu, gila gag punya uang.” Sedikit mengejek sahabatnya untuk memecahkan suasana.
Keputusan Syaifuddin sudah sangat bulat, tidak bisa di ganggu gugat. Walaupun sebenarnya ia jarang berbicara dengan Si Imut. Namun ia yakin bahwa Si Imut juga terkadang melirik-lirik dia. Syaifuddin berusaha mencari tahu apa yang Si Imut sukai, karena Si Imut bukan di jadikan pacarnya, tetapi istrinya. Si Imut yang satu ini memang berbeda dengan perempuan-perempuan lain yang pernah ia kenal.
Mulailah Syaifuddin mengatur rencananya. Dia berencana untuk melamar Si Imut di kelasnya dengan membawa atribut dan harus meminta bantuan teman-temannya.
Syaifuddin pun memberitahu Rio tentang recananya. Rio pun terlihat sangat kaget mendengar cerita aneh dari sahabatnya, namun kemudian ia biasa kembali karena ia sudah terbiasa mendengar berita aneh dari syaifuddin dan ia pun menuruti apa yang dikatakan oleh Syaifuddin.
Kemudian Syaifuddin mulailah untuk mengerjakan atribut yang akan dipakainya. Mulai dari menyiapkan spidol, kertas karton dan bunga-bungaan. Di tulisnya kertas-kertas karton tersebut dengan tulisan-tulisan cinta. Yang intinya untuk melamar sang pujaan hatinya yaitu Si Imut. Tidak lupa juga ia menyiapkan hasil kerajinan tangannya yang mendapat juara I pada lomba kerajinan tangan yang diadakan oleh LDK Matimsya di kampusnya.

Setelah persiapan telah selesai, entah mengapa detak jantung Syaifuddin berdetak kencang, seakan ingin keluar dari lapisan kulit yang menutupi tubuhnya. Tangannya sedang memegang Kerajinan tangan karyanya sendiri. Disaat ia memikirkan Si Imut, mulutnya komat-kamit menghapalkan dan mengulangi kata-kata yang akan ia ucapkan pada Si Imut. Belum lagi keringat dingin yang selalu keluar dari badannya. Ini adalah kebiasaan Syaifuddin bila akan berdekatan dengan Si Imut. Entah mengapa. Kalau tidak ingin memiliki Si Imut, mungkin semua ini tidak akan ia lakukannya. Sekarang sudah saatnya ia jujur pada Si Imut.
“Kata teman-teman ada yang mencari saya ?” kata-kata lembutnya kembali terucap. Syaifuddin gelagapan mendengarnya seakan petir akan menyambarnya, seperti teroris akan mengebom dirinya.
“ooo anu,, iya …. “ jawab Syaifuddin pelan.
“Ada apa ?”
“ini buat kamu …” Syaifuddin memberikan kerajinan tangan karyanya sendiri.
“Untuk apa ?” jawab Ninuk sambil menerima kerajinan tangan syaifuddin dengan segan.

Syaifuddin menghela napas, dalam. Kemudian melihat sekeliling. Terlihat teman-temannya yang membawa kertas karton yang tadi telah mereka hias. Syaifuddin meniti satu per satu tulisan yang ada. Sampai pada karton yang dipegang oleh Selamet, sahabatnya itu memegang karton yang ”spesial” bertuliskan ”May you married me?” Jantung Syaifuddin makin kencang berdetak, saat melihat wajah cengengesan Ninuk, berubah menjadi pucat. Apa karena dia gugup juga?
“Tolong kamu lihat semua yang di bawa oleh teman-temanku ini, ini semua untuk kamu.”
“Sudah, terus …? Si Imut mengerutkan keningnya.
Syaifuddin yang tadi gugup, tiba-tiba merasa gemas. Masih saja ia keluarkan suara pelitnya dan kata-katanya yang super pendek, singkat dan padat itu, memangnya ngirim telegram. Benak Syaifuddin berguman. Ingin ia cubit pipinya yang manis itu, melihat wajahnya ia berbenak mengoyangkan isi hatinya.
“Aku suka kamu” jawab Syaifuddin dengan lantang.
Si Imut menjadi keheranan mendengar ucapan dari syaifuddin. Namun tak lama ia kemudian tersenyum tipis.

Syaifuddin menjadi semakin gemas.
“mau gag kamu jadi pacar aku ?
“Maaf,,,”
Kini, jawaban Si Imut membuat Syaifuddin riang. Dia sudah tahu jawabannya, dia pasti menolak kalau dijadikan pacar, namun jika ia ulangi lagi pertanyaannya ia yakin Si Imut tak akan berkutik lagi.
”Eeh.. maksudku, kamu mau jadi istriku?” Kata-kata Syaifuddin membuat Riuh teriakan mahasiswa-mahasiswa STAIN Pontianak yang sedari tadi sedang mengamati mereka. Ada rasa cemburu dari Mahasiswi-mahasiswi itu, ada siulan memberi semangat, ada yang berteriak histeris tidak percaya melihat apa yang diungkapkan pujaan mereka.

Si Imut terdiam, sepertinya dia kaget mendengar ucapan dari syaifuddin.
“Syukron atas perhatiannya” jawabnya lembut.
Ninuk terdiam sejenak melihat Syaifuddin yang terlihar berbinar-binar.
“Tetapi maaf, saya tetap tidak bisa menerima lamaran anda …”

Syaifuddin terlihat kecewa dan kaget mendengar jawaban dari Si Imut. Dia tidak menyangka ia akan di tolak oleh Si Imut. Padahal ia menjadi rebutan oleh para gadis-gadis di kampusnya. Selamet juga ikut-ikutan tidak percaya kalau sahabat satu asramanya tersebut di tolak oleh Ninuk.
“kok bisa, bukannya kamu tidak suka pacaran .. ?’
“iya memang betul, tapi saya tidak mau menikah lagi. “
“Hah, Maksudnya ? Syaifuddin terngangak mendengar ucapan dari Ninuk tersebut.
“Afwan, saya sudah ada yang punya, saya sudah menikah,”
“Apa ?” serentak semua mahasiswa yang ada di situ berucap.
“Sudah menikah ..? sa .. sa… ma .. siapa ? ucapan Syaifuddin terputus-putus.
“Ustadz Muhammad Abror Az-Zuhri itu adalah suami saya.”
“Apa ?” Terkejut disertai dengan pancaran matanya yang berkaca-kaca.
Syaifuddin kaget, bahkan ia tak dapat lagi menyembunyikan kekagetannya, matanya terbelalak, keningnya mengkerut, dan segala macam ekspresi kekecewaan menyelimuti diri syaifuddin. Kini dia tidak dapat berkata apa-apa lagi, mulutnya seakan terkunci. Entah apa sekarang yang ada dalam fikirannya, semua bercampur aduk. Si Imut yang selama ini menjadi harapannya, ternyata sudah menjadi istri seorang ustadz yang telah memberi petunjuk kepadaku untuk mengerti dan memahami seorang wanita. Hilang sudah harapannya untuk memiliki Si Imut. Baru pertama kali jatuh cinta tetapi langsung kecewa.

Tak lama kemudian Syaifuddin pergi meninggalkan teman-temannya dan tanpa berkata sepatah kata pun kepada teman-temannya apalagi kepada Si Imut. Dengan langkah menunduk, Syaifuddin berjalan menuju motor Vega nya dan siap untuk meluncur ke asrama tercintanya. Kini dia sudah merelakan apapun yang terjadi, menghilangkan keinginan untuk memiliki Si Imut. Walaupun dia tidak mendapatkan apa yang ia harapkan, namun yang jelas dia sudah puas, karena berkat Si Imut, kini Syaifuddin sudah berubah menjadi baik, taat beribadah dan sudah meninggalkan perbuatan dan tingkah laku yang tidak baik. Kini Syaifuddin sudah tergabung dalam organisasi islam di kampusnya dan aktif dalam berbagai kegiatan. Ternyata Cintanya pada Si Imut dapat mengubah dirinya menjadi lebih baik. Di dalam lubuk hatinya yang paling dalam, Syaifuddin kelak akan mendapatkan calon istri seperti Si Imut. Kita do’akan saja ya teman-teman.

*** Sekian ***

PROFIL PENULIS
Nama : M. Zuhri Ni’am
Nama Pena : Syaifuddin Zuhri
Alamat : Jalan Sepakat II, Gg. Mawar No. 5 Pontianak
Tempat Lahir : Pontianak
Tanggal Lahir : 30 Oktober 1991
Jenis Kelamin : laki-laki
Status : Mahasiswa
Pendidikan : STAIN Pontianak
Organisasi : Perhimpunan Mahasiswa Kabupaten Kubu Raya (Primaraya)
Email/website : / www.muhammadzuhry.wordpress.com
Riwayat Pendidikan
- SD Negeri 29 Kecamatan Batu Ampar Kabupaten Kubu Raya
- SMPS Yayasan Karya Bersama Kecamatan Batu Ampar Kabupaten Kubu Raya
- SMA Negeri 1 Rasau Jaya Kabupaten Kubu Raya
Pendidikan Sekarang
STAIN Pontianak
Alamat facebook : Maz Zuhri

Share & Like