Cerita ini diawali pada zaman dahulu hiduplah induk bangau beserta kelima ekor anaknya. suatu ketika induk bangau mengajak anaknya untuk mencari makan di hutan. sesampai di hutan anak-anak bangau berpencar mencari makan.
Anak bungsu bangau terlihat sedang asyik memakan rumput. tiba-tiba datanglah dari kejauhan seekor kancil yang berlari karena ketakutan. karena tergesa-gesa kancil tersebut tak sengaja menginjak anak bungsu bangau hingga mati seketika. kancil pun terus berlari namun meninggalkan jejak kaki di TKP.
Siang hari di saat induk bangau akan pulang, alangkah terkejutnya ia ketika mengetahui anak bungsunya hilang. setelah dicari induk bangau, induk bangau merasa terpukul melihat keadaan anak bungsunya telah tak bernyawa. karena adanya jejak kaki kancil, induk bangau yakin bahwa kancillah pelaku di balik kematian anaknya.
Induk bangau yang tak terima atas kematian anaknya. maka induk bangau berinisiatif untuk melaporkan kancil pada raja hutan yang tak lain adalah singa. sesampai di istana raja singa, induk bangau menceritakan kejadian yang menimpa anaknya. Tanpa basa basi raja singa memerintahkan pengawalnya untuk memanggil kacil.
Tak lama kemudian datanglah utusan kepada kancil, karena kancil tahu akan kesalahannya. Maka kancil pun bergegas memenuhi panggilan sang raja. Sampailah kancil di kediaman sang raja. Raja pun bertanya pada si kancil, “kancil apa benar kau yang telah menginjak anak bungsu bangau hingga mati”.
Jawab si kancil dengan rasa bersalah “benar yang mulia, namun itu semua bukan sepenuhnya kesalahan saya”.
Dengan nada bimbang raja bertanya “apa maksudmu semua itu bukan kesalahanmu”.
Kancil menjelaskan kepada sang raja, “begini yang mulia saya berlali pontang-panting karena saya takut akan jaring laba-laba yang hendak menangkap saya, oleh karena itu saya meminta keadilan yang mulia raja”.
Kemudian raja berpikir dan mengutus pengawalnya untuk memanggil si laba-laba.
Sesaat setelah itu datanglah laba-laba memenuhi panggilan sang raja. Laba-laba bertanya apa maksud utusan raja memanggilnya. Raja pun menjelaskan apa yang telah menimpa anak bungsu bangau, merupa kesalahan si laba-laba. kemudian laba-laba mengelak dan berkata “yang mulia itu bukanlah kesalahan saya!, sebenarnya tujuan saya memasang jaring disebabkan saya pusing melihat capung mondar-mandir karena saya kesal hingga hendak ingin menangkapnya. raja pun berpikir kalau kejadian ini terjadi juga akibat perbuatan capung. Maka pergilah utusan raja memanggil capung. hal ini membuat capung terkejut dan segera menuju istana.
Raja pun menjelaskan hal yang sama prihal kematian anak bungsu bangau, semua itu ada kaitannya dengan si capung. capung menjelaskan sebab kenapa ia terbang mondar–mandir dikarenakan tawa katak, hingga membuat ia bingung dan mencari apa yang ditertawakan si katak. Raja kemudian kembali mengutus utusannya untuk memanggil sang katak.
Setelah katak sampai di istana. Raja pun menjelaskan apa yang telah terjadi dan menanyakan apa yang menyebabkan katak tertawa hingga berujung pada kematian anak bungsu bangau. katakpun tersenyum dan menjawab pertanyaan sang raja “saya tertawa karena tak tahan melihat siput sudah lambat, kecil bawa rumahnya kesana kemari. Raja kemudian memanggil siput yang munkin adalah pelaku kejadian tersebut. Pergilah utusan raja memanggil si siput.
Tiga hari pun telah berlalu sang siput belum juga datang, kesokkan harinya datanglah siput dengan raut wajah terengah-engah kelelahan. Raja bertanya dengan nada marah “siput utusanku memanggilmu 4 hari yang lalu, kenapa baru kau datang sekarang. Apa kau tak menghargaiku sebagai raja.”
Siput pun berkata “maaf yang mulia bukannya hamba tak menghargai yang mulia namun apa daya itu sudah menjadi takdir hamba berjalan lambat”
Katak pun menyaut sambil tersenyum dan berkata “makannya tahu diri kecil tinggalin tuh rumah jangan dibawa-bawa Cuma menambah beban.
Raja pun berkata “diam kau katak bukan saatnya bercanda.”
Dengan nada rendah siput bertanya pada sang raja kenapa ia dipanggil. Raja pun menjawab dan menjelaskan apa yang telah terjadi kepada si siput. siput pun bertanya kembali dan berkata “lantas apa yang menjadi kesalahan saya yang mulia”.
Raja pun berkata “karena kau memabawa rumahmu kesana kemari hingga mengundang tawa si katak berujung pada kematian anak bungsu bangau”.
Siput pun mengelak bahwa itu bukan kesalahannya dengan berkata “bagaimana saya tak membawa rumah saya sebenarnya saya khawatir takut rumah saya dibakar oleh kunang-kunang”.
Untuk kesekian kalinya raja pun mengutus utusannya untuk memanggil sang kunang-kunang. Sesampai kunang-kunang di kediamanan sang raja. Raja pun langsung menjelaskan yang terjadi dan menanyakan kenapa kunang-kunang ingin membakar rumah si siput. kunang-kunang mengelak ia tak pernah ingin membakar rumah sisiput.
“lantas kenapa engkau berkeliling dengan cahaya yang mencolok seperti itu” Tanya sang raja kepada kunang-kunang.
Kunang–kunang menjawab “maaf yang mulia saya keliling dikarenakan saya sedang patroli disababkan kepiting menggali lubang di sembarang tempat”.
Raja pun menyimpulkan bahwa kepiting juga terlibat dalam kematian anak bungsu bangau. kemudian dipanggillah kepiting perihal keterlibatannya dalam kematian anak bungsu bangau.
Datanglah kepiting ke istana memenuhi panggilan sang raja. Raja pun menceritakan semua yang terjadi kepada kepiting. “Nah kepiting sekarang apa alasanmu mengelak jelaskanlah sekarang”. kepiting pun menjelaskan kenapa ia menggali lubang di sembarang tempat. Disebabkan kepiting merasa risih mencium bau tak sedap udang yang menaruh kotoran di atas kepalanya. Raja berkata “ini semua karena udang, panggil udang sekarang”. pergilah utusan memanggil udang.
Saat udang datang semua hewan yang ada dalam istana risih mencium bau tak sedap yang dikeluarkan oleh udang. raja pun menanyakan “hey udang kenapa kau membawa kotoran di atas kepalamu hingga pada akhirnya anak bangau mati akibat ulahmu”.
Udang pun menjawab “maaf yang mulia semua itu karena saya masih ingin hidup”.
“Maksudmu apa?” Tanya sang raja.
Udang pun menjawab “maksud saya menaruh kotoran di atas kepala agar ikan tak bernafsu memakan saya”.
Raja dengan nafas lemah berkata “jadi ini semua salah ikan, panggil ikan tuk segera menghadapku”.
Beberapa saat kemudian datalah ikan ke istana raja. nampak raja kelelahan saat menjelaskan apa yang terjadi pada pada anak bungsu bangau. “apa alasanmu sekarang” kata sang raja.
Ikan pun berkata “alasan saya yang mulia ingin memakan udang saya ingin menikmati hidup sebelum saya dimakan oleh manusia”. Raja pun berpikir sejenak mana mungkin aku akan mengutus utusan ku untuk memanggi manusia. dengan berfikir matang-matang alasan ikanlah yang tak bisa diterima sang raja. akhirnya sang raja memutuskan bahwa ikanlah tersangka atas kematian anak bungsu si bangau. Untuk itu bangau diizinkan membalas kematian anaknya dengan cara memakan ikan.
Inilah awal kisah cerita mengapa bangau memakan ikan.
Cerpen Karangan: Liliq Aslikah
Facebook: Youlove Lily Chubby