Pasangan Aneh - Cerpen Remaja

PASANGAN ANEH
Karya Meisya

Punya pacar itu asyik tahu, tapi nggak untuk Selvi. Gadis manis kelas dua SMA yang sedang menjalin hubungan special dengan sang kekasih hati ini selalu saja dibikin sakit kepala. Faisal, itulah nama pacarnya. Selvi berharap Faisal akan memberikan kejutan yang luar biasa, amazing dan romantis di hari ulang tahunnya ini.

Sepertinya harapan ini sia-sia pikir Selvi curiga, karena melihat Faisal biasa-biasa saja, malah sepertinya dia melupakan hari ini. Sejak jam 12 malam tadi, nggak ada ucapan selamat yang romantis yang mampu bikin hati menangis bahagia. Tapi Selvi masih terus berharap ada kejutan lain yang mungkin tengah disiapkan kekasih tercintanya. Memikirkan apa yang akan Faisal berikan kepadanya kelak bikin Selvi sumringah kayak orang sarap akut alias gila. Padahal mungkin semua itu nggak akan terjadi jika melihat Faisal yang dari tadi kerjaannya cuma main dikelasnya.

Harapan Selvi benar-benar sirna, buat hatinya benar-benar emosi. Senyum sumringah tadi berubah jadi amarah yang bener-bener memuncak dan bisa bikin siapa pun yang melihat wajahnya pasti akan lari, lantaran wajah Selvi kayak wajah mafia yang siap membunuh. Hari ini amarahnya benar-benar diuji dengan ketidakwarasan otak Faisal dan bikin Selvi sakit hati. Sama sekali nggak seperti yang Selvi harapkan. Sangat mengecewakan.
“Nggak guna banget sih, masak lo ngasih gue kacang rebus, nggak ada yang laen apa?“, bentak Selvi kesal.
“Terserah gue dong mau kasih hadiah apa. Kalo lo nggak mau sini buat gue aja, lumayan kan buat cemilan gue dikelas sebelum pelajaran“, bales Faisal geram nyaris marah, “dikasih hadiah bukannya makasih”, lanjutnya.
“Iya-iya, makasih banget “, jawab Selvi terpaksa lalu berlalu pergi.
***

Sesampai kamar kosannya yang baunya udah nggak jelas bau apaan. Selvi nelpon sahabatnya buat ngadu nasibnya hari ini, siapa tahu Mira mengerti penderitaannya. Apalagi ini hari ulang tahunnya, hari istimewa untuk Selvi.
“Gila! Cowok macam apa dia coba Mir??!!!! Ceweknya ulang tahun cuma dihadiahin sekantong plastik item kacang rebus!!! Apa kata dunia, Mir???!!“, teriak Selvi nyaring banget dihape bututnya, sehingga bisa dipastikan orang yang sedang mendengarkan Selvi bisa langsung budek permanen.
“Hahahaha….bagus dong, Sel, itukan emang makanan favorit lo selain bakso kan?“, jawab Mira ngasal banget dan puas bikin Selvi makin naik darah.
Wah gila sahabatnya malah ngetawain penderitaannya ketimbang mikirin apakah pantes Faisal ngasih hadiah ulang tahun sekantong kacang rebus dihari ulang tahunnya.

Dari penghinaan Mira barusan, Selvi mengambil kesimpulan kalau Mira sama sekali nggak prihatin akan deritanya. OH MY GOSH. Hampir saja Selvi ikutan nggak waras kayak Faisal saking setres karena marah.
“Bagus kata lo??!! Walaupun itu termasuk makanan favorit gue, tapi nggak ada sejarahnya dalam dunia berpacaran cuma ngasih kacang rebus doang, Mir. Gue juga bisa beli sendiri kalau cuma kacang rebus doang mah. Gue nggak minta hadiah mahal, tapi nggak hadiah beginian juga! “, cerocos Selvi marah.
“Ini sejarah baru Sel yang Faisal kasih buat kelangsungan dunia berpacaran kalian. Siapa tau dapet rekor Muri, terus kalian terkenal. Nah… pas udah terkenal tuh kalian bisa beli makanan mahal kan selain kacang rebus pastinya, hehehehee… ”, jawab Mira ngeledek sengaja buat Selvi makin marah.
“Sejarah jidat lo!”
Kali ini Selvi nggak hanya empet sama Faisal, tapi sama Mira juga. Minta ditelen hidup-hidup kayaknya.

Mira akhirnya menyadari kalau perkataannya tadi sedikit keterlaluan. Mira menghentikan tawanya, “Siapa tahu dia lagi nggak punya duit kali, Sel?“, ungkap Mira mengalah dari pada jika diteruskan pertempuran ini akan berakhir pada putusnya tali persahabatan keduanya. Mira belum siap kehilangan sahabat yang aneh kayak Selvi.
“Nggak mungkin dia nggak punya duit, Mir, baru kemaren dia beli sepatu bola, masa nggak punya duit buat beliin gue hadiah ulang tahun yang murah aja“, protes Selvi nggak terima.
“Nah, dia jadi bangkrut setelah beli sepatu bola kali“, ujar Mira masih tetap membela Faisal bikin Selvi berfikir kalau Mira bukan temannya lagi. Teman sendiri membela musuh berarti musuh juga kan.
“Nggak mungkinlah” kata Selvi.
“Iya juga sih?“, ucap Mira pasrah nggak tahu harus ngomong apa.
“Apalagi kan dia tajir, Mir. Kalau pun dia malu minta duit sama bonyoknya buat beliin gue hadiah, bisakan dia nabung beberapa bulan sebelum hari ulang tahun gue“, jelas Selvi panjang.

Orang yang diseberang hanya manggut-manggut, “Iya juga sih, Sel. Tapi, Sel, lo harusnya kudu bersyukur, karena cowok lo masih inget sama hari ulang tahun lo, terus ngasih lo hadiah walaupun hanya kacang rebus doang“, jelas Mira seolah menasehati anaknya sendiri.
“Iya-iya bersyukur banget gue hari ini“, jawab Selvi kesal dan udah malas mendengarkan semua omongan Mira yang sama sekali tidak membuat kekesalannya berkurang. Yang ada Selvi makin panas dengerin Mira nggak berpihak kepadanya. Selvi lalu seenaknya mematikan obrolan, padahal Mira masih asyik menceramahinya.

Punya sahabat nggak simpati banget sama kondisi sahabatnya. Punya cowok yang nggak tampan, tapi begini kelakuannya. Dihari ulang tahun Selvi sekalipun nggak ada kejutan yang menyenangkan.
Padahal di hari kelahirannya ini, Selvi berharap banget kalo cowoknya akan ngasih surprise yang membuat Selvi jadi makin cinta sama dia. Kalo tahu begini, sekalian aja Selvi pacaran sama abang penjual kacang rebus yang kegatelan banget sama Selvi. Pasti tiap hari makan kacang rebus gratis tanpa harus memikirkan bayaran. Kalau udah tiap hari makan kacang rebus, nggak mungkin pula saat hari ulang tahunnya dikasih kacang rebus lagi. Apalagi abang penjual kacang rebus langgangan Selvi dideket pasar impress yang keseringan Selvi utangin. Kata abang itu, Selvi nggak bakalan kekurangan makanan kalo hidup sama dia, karena persediaan kacang yang belum direbus di kampung nya masih banyak, jadi kalo Selvi laper, langsung deh makan kacang rebus. Iya nggak bakalan kekurangan makanan, tapi yang ada Selvi bisa kekurangan gizi. “Ogah gue.. Amiitt…amiiitt!!!“ ujar Selvi sambil menghentikan khayalannya yang bagaikan mimpi buruk itu.
***
Sepuluh menit lagi jam istirahat, tapi sebagian penghuni sekolah udah ada di kantin. Kebanyakan yang udah ada disini adalah anak kelas sepuluh yang habis olahraga.
Selvi pun udah ada di kantin dari tadi. Entah sejak kapan Selvi menghilang dari kelas, sampai-sampai Mira sohibnya yang duduk sebangku sama dia pun nggak menyadari kalau Selvi sudah menghilang. Mira berfikir kalau Selvi punya keahlian menghilang seperti Ninja Hatori.
Nggak ada satu pun anak yang berani kabur atau hanya sekedar permisi ke toilet sebentar saat pelajaran Pak Togar. Tapi Mira kagum dengan Selvi yang berani menentang ketidaksukaannya kepada Pak Togar yang sama sekali nggak ganteng ini (apa hubungannya coba??!!). Selvi berhasil mengelabui pak Togar dan seketika menghilang ke kantin tanpa jejak sedikit pun.
Murid kelas Selvi udah pada keras dimeja masing-masing. Terlebih lagi mereka pun ikut disalahkan gara-gara Selvi yang tiba-tiba ngilang entah kemana. Nggak ada yang bisa menjawab pertanyaan pak Togar, “Dimana Selvi sekarang?? Masa kalian nggak tahu Selvi kemana?? .
Pak Togar nggak suka sama murid yang bersikap kayak Selvi. Apalagi popularitas Selvi yang mampu mengalahkan kabar perseteruan Anang dan Syahrini ini pun membuat Pak Togar sakit jiwa. Pak Togar pun harus menyediakan obat penenang dalam dosis tinggi setiap kali menghadapi Selvi. Meski sudah disiagain dua pleton Brimob di sekolah, tetap saja Selvi bisa kabur bagaikan Gayus tambunan. Canggih banget kan Selvi.
***

Selidik punya selidik, Selvi udah ada dikantin lantaran Selvi nggak bisa nahan hasrat ingin makan nya yang baru bisa tersalurkan sekarang. Pagi tadi sebelum berangkat sekolah, Selvi nggak sempat nodong tukang bubur ayam yang sering mangkal di pinggir rel kereta didekat kosannya. Perasaan Selvi mengatakan kalau abang bubur ayam takut diutangin lagi karena utang Selvi udah numpuk nggak dibayar-bayar. Hari ini terpaksa Selvi nggak sarapan pagi, padahal kata nenek moyang Selvi, jangan sampai melewatkan sarapan pagi, sama seperti pepatah bilang: “Jangan pergi berduaan” heheheeee kagak nyambung….

Selvi menyantap baksonya dengan beringas. Ini sudah mangkok ke empat yang berhasil ia habiskan. Tiba-tiba Selvi berhenti sejenak menikmati bakso maknyus nya, bukan lantaran udah kenyang, tapi Selvi memikirkan apa hukuman kali ini yang akan Pak Togar hadiahkan kepadanya. Rasanya seperti mendapatkan boneka baru dari mama, Hehehee….Selvi senyum iblis.
***

Setelah diceramahin panjang lebar, Selvi sekarang sedang menjalankan hukuman dari gurunya yang tidak ber-prikemanusiaan. Harusnya Pak Togar tahu yang namanya toilet itu bau banget dan bermacam bau ada disini, masa Selvi harus membersihkan toilet sekolah ini sendirian. Mana sanggup dia. Tapi pak Togar mengatakan kalau mang Ujang yang udah tua itu aja mampu membersihkan seluruh sekolah, masa dia yang masih muda nggak bisa. Disindir seperti itu bikin Selvi geram dan nggak terima. Akhirnya dengan pede, Selvi pun mengatakan mampu kepada pak Togar. Jawaban yang sangat disayangkan oleh dirinya sendiri. Apalagi toilet cowok disini baunya amit-amit. Dijamin penciumannya bisa langsung mati rasa setelah keluar dari sini.
Aroma bunga bangkai dari toilet benar-benar bisa membuat lapisan ozon kita makin menipis. Dan bau ini berhasil memenuhi rongga kepala Selvi hingga membuat ia limbung hampir jatuh. Untung sekali kekasih hatinya datang bagaikan Panji Milenium. Faisal cepat menangkap Selvi sebelum ia benar-benar tersungkur dilantai toilet.
“Kamu nggak apa-apa, sayang?!”, tiba-tiba suasana menjadi romantis. Toilet yang bau pun berubah menjadi taman yang indah penuh dengan bunga warna-warni.

Selvi sedang liat-liatan alias bertatapan dengan Shahrukan, lalu perlahan terdengar lagu India. Selvi langsung menari-nari dengan anehnya. Shahrukan meraih tangannya, lalu Brukkkk…
“Adawww…!!!”, teriak Selvi kesakitan.

Posisi Selvi jatuh tengkurap dilantai toilet yang masih basah dan kotor.
“Lo sebegitu ngefansnya ya sama caiya-caiya nya Briptu Norman, sampe-sampe lo kira gue poon beringin apa buat lo nari-nari… Mana pake acara napsu gitu lagi lo ngeliatin gue“, Faisal protes, seperti nya Faisal baru menyadari kalau sepertiga otak ceweknya ini gila.

Selvi masih dilantai dengan posisi sangat nggak bagus. “Siapa yang napsu liat lo. Nenek gue juga nggak bakalan napsu ngeliat lo“, jawab Selvi kesal lantaran lamunannya bersama Shahrukan terganggu oleh mahkluk satu ini. Kemaren udah bikin dia marah banget, berani-berani nya sekarang nih cowok ngebanting dia di lantai.
“Ya iya lah nenek lo nggak bakalan napsu ngeliat gue, kan lo bilang nenek lo katarak“, jawab Faisal kesal, “Udah jangan bawel, ngapain lo ditoilet cowok? ngintipin cowok-cowok lo ya??“, tambah Faisal melotot.
“Jidat lo! Gue disuruh bersihin semua toilet disekolah ini“, Jawab Selvi nggak kalah sewot mendengar penghinaan pacarnya yang sungguh kejam.

Faisal mengambil sapu lidi untuk membantu Selvi membersihkan toilet. Bau toilet ini sama sekali belum hilang, jadi ngapain aja dari tadi Selvi disini pikirnya, Tiduran?? Tebak Faisal.
“Mau ngapain lo kesini. Mau ngetawain gue. Kalo dateng kesini cuma buat ngeberatin hukuman gue, mending minggat lo dari sini“, kata Selvi kasar. Nih mahluk satu pasti mau bikin makin berantakan deh. Penderitaan Selvi sepertinya belum berakhir ditangan pak Togar, tapi juga ditangan kekasih tercintanya.
“Gue mau bantuin lo dodol, gue kasihan liat lo nerima hukuman dari Pak Togar. Lo juga sih pake acara kabur saat pelajaran dia. Lo kira lo bisa lolos dari pak Togar apa? Jangan-jangan lo kabur pelajaran dia karena lo nggak ngerjain pe-er ya?”, tuduh Faisal.
“Enak aja lo nuduh gue nggak buat pe-er. Gue bukannya sengaja nggak buat pe-er dia, tapi gue lupa“, jawab Selvi geram.
“Alaaah alesan aja lo“, Faisal nggak percaya.

Selvi bete.
“Sini gue bantuin“, ucap Faisal membantu. Faisal menyiramkan air lalu menyapunya.
Selvi melirik sinis kemata Faisal. “Bantuin gue?“, Tanya Selvi nggak percaya. “Tumben lo punya rasa kasihan sama gue, biasanya juga lo demen kalo gue dapet hukuman. Udah pergi sana!“, usir Selvi nggak berperasaan.
Mendengar kata-kata Selvi membuat otak Faisal nggak bisa menerima. Faisal membanting sapu lidinya kelantai dengan kesal. “Gue kasihan sama lo, gue ikhlas mau bantuin lo, tapi kayaknya lo sama sekali nggak ngehargain gue“, bentak Faisal marah lalu belalu.
Selvi sempat melihat raut wajah cowoknya yang tidak ganteng itu sepertinya benar-benar marah.
Dikoridor menuju ruang Osis, Faisal gondok setengah mati dengan sikap Selvi. Dia kesal banget. Padahal dia udah bela-belain kabur sebentar dari rapat Osis hanya untuk memastikan kalau Selvi masih bernapas setelah mencium aroma mematikan dari toilet yang semerbak itu. Tapi niatnya sama sekali nggak dihargai oleh Selvi. Bikin Faisal marah.
Selvi duduk dilantai toilet yang belum benar-benar kering. Ia sama sekali nggak peduli jika rok nya kotor. Apa mungkin tadi sikapnya keterlaluan sama Faisal. Tapi nggak juga kayaknya, pikir Selvi ngeles. Paling naas juga hubungan mereka berakhir kalau Faisal udah nggak demen lagi sama dia. Putus bukan berarti mati teman.!!
Putus dari Faisal-masih menunggu dengan manis abang penjual kacang rebus, pikir Selvi ngasal sedikit jijay kalau membayangkan abang penjual kacang rebus itu.
***

Atas pertimbangan yang cukup matang dan atas petuah dari Mira, serta atas tersadarnya Selvi dari dosa-dosanya yang udah banyak, akhirnya Selvi memutuskan kerumah Faisal untuk minta makan, (minta maaf maksudnya).
Setengah jam kemudian Selvi sampai didepan rumah Faisal. Rumah itu masih megah dan masih mirip dengan rumah. Iyalah rumah-lo kira sekolahan.
Ting….tong…ting….tong….ting….tong…
Selvi memencet bel berulang kali memainkan seenaknya karena dikosan Selvi mainan seperti ini nggak ada. Norak.

Dira, adik Faisal yang masih duduk disekolah dasar berbaik hati membukakan pintu dan menyuruh nya masuk. Selvi sudah duduk di ruang tamu dengan manis. Selvi celingukan. Barang-barang dirumah ini tampak mahal. Kalau dijual lumayan nih. Otak maling Selvi mulai beraksi.
“Hai sayang”, sapa Faisal langsung membuyarkan itung-itungan berapa banyak keuntungan yang didapat Selvi kalo menjual barang-barang mahal ini. “Tumben kesini, ada apa?”, tanya Faisal heran, soalnya kejadian disekolahan tadi masih bikin Faisal gondok sama nih perempuan. Apalagi tampang Selvi sama sekali tak menunjukkan rasa bersalah, makin bikin Faisal bĂȘte.
“Sebenernya gua ogah kesini”, jawab Selvi seenak udelnya.
“Terus?
“Gue kesini mau minta makan. Lo tahu kan kalau gue kesini butuh perjuangan dengan nge-bayar angkot. Ongkos angkot tadi harusnya jatah makan gue, tapi karena gue kesini, gue nggak jadi makan. Dan sekarang lo mesti kasih gue makan untuk gantiin jatah makan gue tadi. Apalagi gue ini anak kosan. Lo ngerti kan kalo anak kosan itu susah“, jelas Selvi bikin Faisal nganga kaget nggak percaya kalau Selvi akan mengatakan hal yang sangat memalukan untuk dikatakan.
“Minta makan. Buat malu amat lo, lo kira rumah gue warteg apa?!“, Faisal ingin sekali nge-jitak kepala kekasihnya ini, tapi diurungkan niat nya itu, melihat muka Selvi yang sepertinya berharap makan. “Ya udah yuk kita kewarung nasi goreng diujung gang sana“, jawab Faisal dari pada Selvi minta makan sama orang tuanya nanti.
“Oke”, jawab Selvi cengengesan.
***

Sepuluh menit kemudian keduanya sudah duduk di warung nasi goreng bang Jarot. Nama yang cukup keren untuk nama sebuah warung nasi goreng. Nasi goreng langganan Faisal. Rasanya enak banget, apalagi kalau makannya bareng kekasih tercinta. Selagi nungguin nasi gorengnya jadi, Selvi main game di hape bututnya.
Berapa kali Faisal melirik ceweknya ini, tapi Selvi terlanjur fokus pada mainannya. Faisal dicuekin…bete.. gerutu Faisal geram.
Dua piring nasi goreng special plus es jeruk sudah siap dinikmati. Selvi pun melahap makanannya dengan buas. Faisal geleng-geleng kepala. Sama sekali bukan wanita feminin, tapi nggak membuat cinta Faisal untuk Selvi habis, seperti nasi goreng Selvi yang hampir habis. Dan cinta Faisal kepada Selvi pun bukan cinta kacang rebus yang sewaktu-waktu tinggal kulitnya doang.
“Nih…”, Selvi menyerahkan kantong plastik item kepada faisal.
“Buat gue?”

Selvi mengangguk dengan mulut penuh. Faisal meletakan plastik itu dikursi tanpa membukannya.
“Kok nggak dibuka?“, tanya Selvi heran.
“Gue udah tahu isi nya apa“, jawab Faisal santai.
Selvi mengangguk sambil terus makan.
Faisal udah tahu itu pasti isi nya kacang rebus. Lalu Faisal merogoh saku celananya. “Say, ini buat elo”

Faisal memberikan sebuah kotak kecil dengan pita putih kepada Selvi yang asyik menjilati piringnya. Maksudnya menjilati jarinya. Meratapi nasi gorengnya yang sudah tak bersisa. Niat hati pengen nambah lagi. Tapi malu. Punya rasa malu juga Selvi ternyata.
“Apa ini?”, tanya Selvi menahan niatnya mesan nasi goreng lagi.
“Buka aja“, jawab Faisal sok Cool.
Faisal ingin melihat ekspresi ceweknya saat melihat hadiah yang ia kasih. Dia pasti kaget.

Selvi membuka kotak itu dan didalamnya terdapat sebuah cincin dengan mata cincin kacang. Selvi sempat kaget melihat mata cincin ini, karena dikirain ini kacang beneran, pengen di embat juga sama Selvi. Selvi tersenyum.
“Lucu…“, ucap Selvi datar lalu menaruh kembali cincin itu kedalam kotaknya.
Faisal kaget melihat Selvi hanya berkomentar lucu kepada pemberiannya yang sudah dipesan lumayan lama ini. Itu sama sekali nggak lucu, melainkan indah dan mahal pastinya, ucap Faisal menggerutu dalam hati.

Perjuangan Faisal untuk memesan cincin kacang ini pun nggak tanggung-tanggung, sampai-sampai Faisal dikira penjual kacang sama pembuat cincin ini lantaran memesan mata cincin berupa kacang. Dapat dipastikan pun Faisal dikira orang sarap kali gara-gara memesan cincin dengan mata cincin kacang.
“Kok gitu doang?“, tanya Faisal shock nggak terima.
“Terus gimana dong. Gue kira itu kacang beneran, pengen gue makan tadi nya”, celetuk Selvi membuat Faisal senewen. Nggak ada ucapan terima kasih yang diharapkan Faisal sebelumnya. Sangat diluar dugaan faisal. Sadis banget.
“Mana tangan lo?“, Faisal dengan kejam menarik tangan Selvi.
Faisal memakaikan cincin itu kejari manis Selvi. Cantik juga. Nggak nyangka akan secantik ini dijari tangan Selvi.

Selvi melihat cincin ditangannya itu. “Thanks yaaaa... “, ucap Selvi malu-malu.
“Sun nya mana?“, pinta Faisal manja sambil mendekatkan pipinya minta di cium.
“Tunggu dulu. Ehh, Ngomong-ngomong dalam rangka apa nih elo ngasih gue cincin. Lo nggak niat ngawinin gue sekarang kan??!”
“Geer amat lo. Gue juga mikir kali mau ngawinin elo”, jawab Faisal.

Selvi cemberut, “Trus? “tanya Selvi nggak percaya kalau jawaban Faisal akan menohok seperti itu. Kejam.
“Ini dalam rangka ulang tahun lo kemaren. Gue mau ngasih ini pas hari ulang tahun elo, eh ternyata belum jadi cincinnya. Makanya baru sekarang gue kasih, karena baru jadi.”
“Ohh….”jawab Selvi lega sambil memandangi jarinya yang lucu dengan cincin cantik itu.
“Tapi jangan seenaknya elo ya. Jangan sampe nih cincin elo jual buat bayar utang-utang lo ditukang bubur ayam deket kosan lo. Harus lo jaga baik-baik. Seenggaknya dengan ada nya cincin ini, lo udah jadi milik gue“, jelas Faisal mengingatkan hal ini kepada Selvi yang sepertinya nggak mungkin otak Selvi bisa mengingatnya dengan baik. Karena Selvi termasuk manusia langka berotak kecil.
“Enak aja lo. Kata siapa gue milik lo, gue masih milik keluarga gue“, sungut Selvi nggak terima.
“Iya gue tau lo milik keluarga lo. Maksud gue, jangan sekali-kali lo ngelirik cowok lain apalagi sampe selingkuh sama cowok lain. Dan satu lagi, gue nggak demen sama tukang kacang rebus langganan lo yang kecentilan sama lo dideket pasar itu. Ngerti lo!“, ucap Faisal mengancam Selvi. Walaupun gini-gini Faisal sayang banget sama Selvi.
“Tapi gue demen sama dia…“, jawab Selvi iseng membuat Faisal melotot ingin menjitak nya.
Selvi bergegas lari keluar warung sebelum ia benar-benar kena jitak. Faisal hendak mengejar, namun ia berhenti dan merogoh saku nya meletakkan uang lima puluh ribuan diatas meja. Lalu secepat kilat mengejar Selvi. Persis seperti Shahrukan mengejar Kajol. Hehehehe. Selvi tersenyum bahagia.

PROFIL PENULIS
Nama saya Meisya,
Follow, @meisyarhani
Mohon masukkannya ya, terima kasih banyak,
Salam Kenal

Baca juga Cerpen Remaja yang lainnya.
Share & Like