Hijabku Pesonaku - Cerpen Cinta

HIJABKU PESONAKU
Karya Mia Rahmawati

Aku adalah gadis yang memiliki mata berwarna cokelat dengan hidung mancung sebagai pelngkap kecantikanku. Setiap orang yang melihatku, pasti akan berdecak kagum pada pesona yang kumiliki, bahkan melebihi pesona para artis boollywood yang begitu terkenal itu. menurutku itu sebuah pujian yang menyenangkan. Bahkan aku hampir bosan mendengar orang-orang yang terus saja memujiku Selain wajah yang nyaris sempurna, aku juga memiliki rambut hitam lurus panjang yang begitu indah. Dan pagi ini, seperti biasa kakiku dengan lancar menyusuri lorong-lorong kelas menuju ruang kelasku di XI IPA1.
Sama seperti hari-hari sebelumnya pula, begitu kumasuki ruang kelasku, semua mata memandang kearah ku. Aku sudah biasa.

Bel pertanda masuk berbunyi, menyadarkan seluruh siswa untuk segera memasuki kelasnya. Bu Puji memasuki ruang kelas kami, bersama seseorang lelaki asing.
"waaaww.... he's very handsome boy...." ucap temen-temanku. Aku hanya menghela nafas sambil memandangi lelaki asing didepan kami. Memang benar, wajahnya tampan sekali, cocok sekali dengan diriku, haha.
"Perkenalkan namaku Alfath, pindahan dari SMA Bandar Lampung. Kuharap kalian bisa menerima kehadiranku dikelas ini." Ucapnya dengan begitu runtun dan lembut.
"Tentu saja......" Teriak teman-temanku yang tentunya para wanita.
........





Hariku terus berlanjut, tak ada perubahan sejak kedatangan pangeran yang bernama Alfath itu. Akupun belum pernah mengobrol dengannya meski ia sudah hampir dua minggu dikelasku. Sebenarnya aku ingin sekali dekat dengannya, karna dia satu-satunya orang yang biasa saja dalam menghadapiki. Tidak seperti lelaki lain yang selalu mengejar. Entah ada apa hari ini, aku sama sekali tak mau mengurai rambutku. Aku merasa bosan juga menjadi pusat perhatian. Jadi hari ini, kuputuskan untuk mengikat saja rambutku.
Tentu saja saat disekolah banyak teman-teman yang komplen dengan diikatnya rambutku. Aku hanya bersikap cuek.

Teeeeett...... akhirnya bel tanda usai semua mata pelajaran hari ini berbunyi juga, aku sudah sangat mengantuk mendengarkan ceramah dari guru kimia ku. tapi nasibku memang malang hari ini, Bu Puji ingin agar aku menyusun proposal tentang kegiatan sekolah yang akan diselenggarakan awal bulan desember ini. tentu saja tugas ini diberikan kepadaku karna aku adalah ketua humas osis disekolah. Bu Puji bilang akan ada seseorang yang membantuku. Sebenarnya aku malas sekali, tapi mau bagaimana lagi? Akhirnya langkahku terhenti didepan ruang osis. Ada seseorang disana. Kuperjelas penglihatanku, DIA? Kenapa dia disini?
"Assalamu'alaikum ukhti..." sapanya sopan.
"Ukhti? siapa ia? Namaku Syifa bukan ukhti." Ucapku polos.
"Ukhti artinya saudaraku..." jawabnya lembut sambl tersenyum. Segera kualihkan pandanganku dari wajahnya.
.....

Karna harus menyusun proposal itu secepatnya, maka aku dan Alfath sering bertemu untuk membicarakan semuanya. Darinya aku tau kalau tenyata didalam Islam tidak ada yang namanya berpacaran. Aku bersyukur, karna aku belum pernah pacaran meskipun sudah berumur 17 tahun. Aku ingin menyelesaikan sekolahku dulu, itu adalah prinsipku. Alfath juga bilang kalau wanita yang sudah baligh diwajibkan untuk menutup auratnya. Aku jadi malu pada diriku sendiri. Selama ini aku selalu meremehkan jilbab dan menganggap mereka yang memakainya tidak cantik karena rambutnya ditutupi. Sekarang aku kenapa. Karena mereka hanya akan memperihatkan kecantikannya pada suaminya saja. Karna kecantikan itu tak boleh diperlihatkan kepada orang yang belum halal.
"Apa kau menyukai wanita berjilbab?" tanyaku padanya.
"Tentu. Menurutku wanita yang menutup hijabnya adalah wanita yang paling cantik." Aku hanya bisa diam. Itu berarti selama ini aku tidak cantik dimatanya.
.......

Dua minggu setelah aku mendapatkan banyak sekali pelajaran dari Alfath, Orangtuau dioindah tugaskan ke Bandung. jdi, akupun harus ikut kesana.
Setelah di Bandung aku memutuskan untuk berhijab, My first hijab. Ternyata begitu nyaman dan menyenangkan. Hari-hariku di Bandung ku lewati dengan penuh kegiatan-kegiatan bermanfaat. Hingga tak terasa sudah lima tahun aku berada disini. Sekarang, aku sedang menyiapkan sidangku. Selama belajar di ITB, ku putuskan untuk mengikuti organisasi LDK. disana aku mendapat banyak sekali pelajaran entang Islam higga aku menjadi aktivis yang dikenal dan disegani banyak orang. Aku tetap menjadi pusat perhatian, kurasa kecantikanku bertambah saat jilbab menutupi kepalaku. Kurasa Hijabku adalah pesona bagiku.
Hari ini mbak Lia ingin bertemu denganku. Mbak Lia adalah salah satu seniorku di LDK.
"Ini untukmu...." ucapnya seraya memberikan sebuah amplop besar berwarna cokelat.
"Apa ini?" tanyaku.
"Proposal ta'aruf untumu..." jawabnya lembut sambil tersenyum.


Segera kubuka amplop itu, aku juga penasaran siapa orang yang tertarik untuk berta'aruf denganku. Hatiku langsung bergetar membaca nama yag tertera. Cinta pertamaku.
"Muhammad Alfathul Mahbub adalah salah satu anak iik suamiku, dia ingin segera menikah setelah sidangnya selesai. Saat suamiku membicarakan tentang dirimu, dia langsung mau berta'aruf denganmu meski ia belum pernah melihatmu. Bahkan dia tak mau melihat fotomu, katanya biar bertemu nanti saja saat ta'aruf......" Mbak Lia menjelaskan panjang lebar. Takbir bergema diseluruh urat nadiku, Alfath...... ia mau berta'aruf denganku? Hatiku ipenuhi gemuruh kebahagiaan yang tak bisa di tampung. Ya Allah, semoa ini bukan mimpi.

------------
No. Urut : 1440
Tanggal Kirim : 10/11/2012 21:00:18

Share & Like