BUKAN KARENA SARA
Karya Elsa Monica
“ Isakan tangis itu seakan menusuk jantungku, rerintikan air hujan seakan menandakan kesedihan yang mendalam, namun satu hal yang kuingat, karenanya aku berubah”..
“ Nara, berhentilah menangis ! Semuanya tidak berakhir sampai disini !” seru Dara lembut.
“ Gw butuh sendiri ! Mending sekarang lo pulang, makasih banyak lo mau nemenin gw seharian!” jawab Nara singkat.
Dalam keheningan malam, Nara menatap langit yang indah bertabur bintang,
Sembari meningat kembali memori itu, kenangan indah bersama sahabat sekaligus teman sejatinya..
Suara bel masuk sudah terdengar, Nara melangkahkan kaki besar-besar.
“ Huh, ribet emang jadi anak baru! Semua serba gak tau ! “ omel Nara dalam hati.
Tak lama kemudian seseorang menghentikan langkahnya.
“ Kamu Nara ya ? Perkenalkan saya pak Heru, wali kelasmu ! mari saya antar ke ruang kepala sekolah”.
Merekapun bersama pergi ke ruang kepala sekolah.
“ Aduh pak, kok dari tadi kita Cuma muter-muter ? Bapak lupa ya ruang kepala sekolah dimana ? “ tanya Nara jengkel. “ Maklum sekolah ini memang memiliki banyak gedung, perjalanann dari gerbang masuk ke gedung SMA harus melewati 4 gedung. Nah ini dia ruangannya ! “ seru pak Heru giat.
“ Buset ! Kayaknya bakal kurus kerempeng nih sekolah disini! Memang takdir gw selalu sial “ seru Nara dalam hati.
“ Nara, berhentilah menangis ! Semuanya tidak berakhir sampai disini !” seru Dara lembut.
“ Gw butuh sendiri ! Mending sekarang lo pulang, makasih banyak lo mau nemenin gw seharian!” jawab Nara singkat.
Dalam keheningan malam, Nara menatap langit yang indah bertabur bintang,
Sembari meningat kembali memori itu, kenangan indah bersama sahabat sekaligus teman sejatinya..
Suara bel masuk sudah terdengar, Nara melangkahkan kaki besar-besar.
“ Huh, ribet emang jadi anak baru! Semua serba gak tau ! “ omel Nara dalam hati.
Tak lama kemudian seseorang menghentikan langkahnya.
“ Kamu Nara ya ? Perkenalkan saya pak Heru, wali kelasmu ! mari saya antar ke ruang kepala sekolah”.
Merekapun bersama pergi ke ruang kepala sekolah.
“ Aduh pak, kok dari tadi kita Cuma muter-muter ? Bapak lupa ya ruang kepala sekolah dimana ? “ tanya Nara jengkel. “ Maklum sekolah ini memang memiliki banyak gedung, perjalanann dari gerbang masuk ke gedung SMA harus melewati 4 gedung. Nah ini dia ruangannya ! “ seru pak Heru giat.
“ Buset ! Kayaknya bakal kurus kerempeng nih sekolah disini! Memang takdir gw selalu sial “ seru Nara dalam hati.
Dari luar tampak seseorang berpostur tinggi, berbadan langsing, dan berwajah cantik sedang menunggu seseorang yang tak lain yakni Nara.
“ Good morning Nara! How are you today ?” sapa bu Tuti sang kepala sekolah barunya.
“ I’m fine” jawab Nara singkat.
Setelah berbincang-bincang , akhirnya Nara dipersilahkan untuk memulai belajar.
“ Nara, kelasmu di XIb, wali kelasmu pak Heru. Sekarang kamu bisa memulai belajar. Ibu harap kamu senang bersekolah disini! “ ujar bu Tuti.
“ Iya bu, saya permisi dulu ya bu! “ jawab Nara.
“ Mari saya antar Nara ! “ seru pak Heru.
Keheningan ini menandakan jam pelajaran telah dimulai. Nara telah sampai di depan kelas barunya. Kelas yang terletak dilantai 2 ini memiliki 40 murid, dan menyisakan 1 bangku kosong untuk Nara.
“ Permisi bu Anita, saya minta waktunya sebentar ! “. “ Silahkan pak ! “ jawab bu Anita.
“ Anak- anak , kita kedatangan murid baru pindahan dari SMA di Bandung, silahkan masuk !”.
“ Hai teman-teman , nama saya Kirana Puspita panggil saja Nara, saya pindahan dari SMA 1 Bandung “.
“ Sekarang kamu boleh duduk ! , anak- anakku bapak harap kalian bisa berhubungan baik dengan Nara!” ujar pak Heru.
Tak lama kemudian bel istirahat berbunyi. Banyak teman sekelasnya mengerumuni Nara untuk berkenalan. Tak heran iapun di traktir makan di kantin bersama dua teman barunya Nita dan Dara.
“ Enak juga ya temenan sama lo ! orangnya asyik ! “ puji Nita. “ Gimana kalo gw traktir lo berdua ? “ seru Dara.
“ Boleh – boleh ! Hitung – hitung ngerayaiin kedatangan Nara! Gimana Nar ? “ Tanya Nita.
“ Terserah kalian, gw ikut- ikut aja ! “ jawab Nara singkat. “ Berarti setuju! Capcus lah kalo begitu ! “ seru Nita penuh semangat.
“ Hmm, temen –temen, gw ke toilet dulu ya! Kalian duluan aja, nanti gw nyusul!” pinta Nara.
“ Oke sip ! “ jawab Dara singkat.
Ada sesuatu yang menarik minat Nara, seorang gadis yang duduk di bangku taman belakang dekat toilet. Langkahnya pun terhenti, dan Nara menghampiri gadis itu.
“ Hai lagi apa ? kenalin gw Nara. Kok kayaknya gw pernah lihat lo ya ? Tanya Nara.
“ Namaku Melody, aku yang duduk di sebelah mu. Kamu ngapain ke sini ? “ Tanya Melody dingin.
“ Kepengen nemuin lo aja! , memangnya kenapa ? kayaknya kehadiran gw disini ganggu lo y ? “ tanya Nara.
“ Gak kok, aku heran aja, kamu mau nemuin aku.Temen- temen disini semua gak mau berteman denganku ! Mereka selalu menganggapku anak kecil yang lemah , mereka juga menjauhiku karena aku beda agama dengan mereka ! “ ucap Melody sedih.
“ Memang percaya Tuhan itu ada selalu membawa kesialan ! “ ucap Nara jengkel.
“ Maksud kamu apa Nara ?” jawab Melody menyelidik.
“ Ah enggak, gw duluan ke kantin ya ! oh ya, mulai sekarang lo jadi temen gw, jadi lo gak sendiri lagi deh ! . Sampai ketemu ! “ ucap Nara tergesa.
Ada sesuatu yang aneh dari Nara, keanehan ini menarik minat Melody untuk menyelidikinya, namun satu hal yang tak pernah bisa dipungkiri bahwa sekarang dia tak sendiri, ada Nara, teman barunya.
***
“Mama ! Melody pulang !” sapanya ceria.
“ Seneng banget sih, certain dong ke mama !”.
“ Oke deh ! Jadi tadi di sekolah ada anak baru ma, namanya Nara. Dia baik banget ma, dia mau temenan sama aku . Beda banget sama yang lainnya, dia tidak memandang fisikku, agamaku, sukuku, dia memandang Melody dengan hati serta perasaannya, bukan karena orang lain. Melody bisa rasain itu semua ma ! “ ucapnya ceria.
“ Mama senang, akhirnya kamu gak kesepian lagi !”.
“ Tapi ma, sebenarnya aku agak curiga sama dia. Spertinya dia Ateis. Soalnya tadi dia bilang bahwa percaya Tuhan membawa kesialan !” ucap Melody.
“ Justru itu tantangan kamu Melody, rubah dia! Itulah tugas seorang teman yang baik !” .
“ Aku akan berusaha ma! “ jawab Melody.
“ Itu harus sayang ! , sekarang kamu istrirahat, jangan sampai kelelahan ya Melody ! ” ucap mama lembut.
“Okeh ma !”…
***
Seperti biasa, rumah ini selalu sepi. Rumah tempat Nara tinggal. Setelah kepergian kedua orangtuanya, ia hidup sebatangkara, namun setahun yang lalu ia diangkat anak oleh Pak Roni, seorang pengusaha kaya raya. Ia sangat menyanyangi Nara layaknya anak sendiri, namun apadaya, pekerjaan menuntutnya meninggalkan Nara dan hanya bertemu setahun dua kali.
“ Non Nara, bibi udah siapin makanannya diatas meja ! “.
“ Iya bi Sum, nanti Nara makan!, oh ya bi, papa mana ? katanya hari ini udah sampai rumah !” Tanya Nara.
“ Maaf non, hampir aja bibi lupa, tadi bapak telfon katanya sih gak bisa pulang karena ada urusan lagi di Jepang !” jawab bi Sum.
Dengan langkah kesal, Nara melangkah menuju kamar.
“ Papa Jahat ! papa gak peduli lagi sama aku! Papa jahat !” teriak Nara kesal. Air matanya mengalir deras.
“ Papa, mama, aku rindu sekali, kalian dimana ? lagi apa? “ isak Nara ditengah gemerlapan cahaya bintang.
***
Pagi ini, Melody terlihat lebih ceria dari biasanya. Ini semua karena Nara.
“ Melody, Melody ! “ panggil bu Tuti.
Langkah Melodypun tehenti.
“ Iya bu, ada yang bisa saya bantu ?” Tanya Melody.
“ Tolong sampaikan kepada Nara, ketemu ibu di jam istrihat pertama !”.
“ Baik bu, saya permisi dulu !” jawab Melody.
Setibanya dikelas, Melody langsung menghampiri Nara.
“ Hi, Nara ! Lagi apa?” tanya Melody.
“ Oh , lagi baca dan ngerjain soal IPA !” jawab Nara.
“ Rajin banget sih ! Andai aku bisa seperti kamu membaca serta berfikir keras untuk memecahkan suatu permasalahan dalam menjawab soal, aku pasti seneng banget !” ucap Melody.
“ Memangnya ada apa ? Lo bisa kok kayak gue !” seru Nara.
“ Aku gak akan pernah bisa sepertimu, penyakit ini menuntutuku untuk tidak berfikir terlalu keras, leukemia akult ini, merontokkan segala yang kusukai” ucap Melody dalam hati.
“ Gak papa. Oh ya Nara, tadi bu kepsek nitip[ pesen ke aku, kamu disuruh dating keruangannya jam isrtirahat pertama !”seru Nara.
“ Oh iya, thanks ya !” jawab Nara.
Tanpa mereka berdua sadari, semua teman dikelas memperhatikan mereka dengan tatapan aneh.
“ Eh Nara, kok lo mau sih temenan ama cewe lebay ama penyakitan itu, hati –hati tar lo kena sial !” ucap salah seorang temannya.
“ Gw rasa lo salah besar, dia baik, dan dia gak penyakitan tuh ! Jangan asal deh kalo ngomong !” jawab Nara ketus.
“ Udahlah Nara, diemin aja. Gak ada gunanya kita meladeni orang jahat. Adanya kita nambah- nambah dosa. Tuhan gak suka itu !” ucap Melody.
“Lo baik banget sih! Sekali- kali gak papa kale kasih dia pelajaran !” jawab Nara.
“ Sudahlah Nara, luapin aja !” seru Melody.
***
“ Permisi bu, saya Nara !”.
“ Masuk nak, silahkan duduk!” perintah bu Tuti.
“Ada masalah apa ibu memanggil saya?” tanya Nara.
“ Oh begini Nara, kemaren ibu cek biodata kamu, kolom agama kamu kosongkan, sekarang tolong kamu isi ya !” perintah bu Tuti.
“Hmm, maaf bu.Duhh gimana ya bilangnya?” ucap Nara gelisah.
“ Ada apa Nara ? kamu bisa cerita ke ibu, kamu bisa konserling langsung sama ibu!”ucap bu Tuti.
“ Saya tidak memiliki agama, dan saya tidak percaya dengan Tuhan !” jawabnya pelan.
“ Astaga Nara !!! , Nara, kamu harus bertobat nak! Kamu tidak bisa seperti ini terus. Kamu masih bisa bernafas itu berkat anugerah Tuhan Nara, kamu diciptakan oleh Tuhan.
“ Maaf bu, saya permisi !” ucap Nara tergesa.
Seseorang tak sengaja mendengar pembicaraan mereka berdua. Sesuatu akan terjadi.
***
“ Ih, hati – hati sama Nara! Dia setan! Seru beberapa orang yang melintas dihadapan Melody.
“ Apa maksudnya semua ini ? pasti ada yang gak beres!” pikir Melody.
“ Ih, pas banget yah! Orang Ateis berteman sama mahluk aneh yang satu ini !” seru Neva kepada Melody.
“ Jaga ya mulut kamu ! Jangan asal bicara !” bentak Melody.
“ Gw gak asal bicara, gak percaya? Lihat aja di papan pengumuman! Seru Neva.
“ HATI-HATI DAN JAGA DIRI KALIAN MASING-MASING! AWAS! PENGIKUT SETAN TELAH BERKELIARAN DISEKOLAH KITA! NARA ANAK KELAS SEBELAS ADALAH SEORANG ATEIS! BERHATI-HATILAH!”.
“ Astaga! Apa-apaan ini ? aku harus ketemu sama Nara ! “ seru Melody syok.
Suara isakan tangis itu semakin Jelas terdengar, Melody mendekati sumber suara itu dan menemukan Nara di bangku taman belakang.
“ Nara, aku udah lihat semuanya! “ ucap Melody memulai pembicaraan.
“ Lo ngapain ke sini ? Mau ngatain gw ? SILAHKAN!” bentak Nara kesal.
“ Aku kesini bukan buat ngatain kamu. Aku hanya ingin kamu berubah Nara!” seru Melody lembut.
“GAK BAKAL! Itu gak bakal pernah terjadi ! Tuhan itu gak ADIL! Dia udah ngambil seluruhnya! Seluruh kebahagiaan gw!, lagian kenapa sih lo masih aja percaya? Hidup lo bakal terus menderita! PERCUMA juga lo percaya ama Tuhan !” teriak Nara.
“ Kamu salah besar Nara!, Tuhan selalu mencurahkan kasih anugerahnya kepada kita umat manusia. Bahkan, Ia rela menyerahkan nyawanya di atas kayu salib demi menebus dosa kita umat manusia. Kamu memang kehilangan orangtuamu, tapi kamu masih punya aku, bahkan i kamu masih bisa sekolah ditempat elit, kamu punya ayah angkat yang luarbiasa baik!Kamu gak sadari itu Nara ?” tanya Melody pelan.
Melodypun meninggalkan Nara.
***
“ Hi ada SETAN!, Jangan deket- deket!” seru Nita terhadap Nara.
“ Sabar ya Nar ! Gw tau ini cobaan berat buat lo !” ucap Dara.
“ Gak apa-apa kok !” jawab Nara.
“ Ih DARA, ngapain ngomong ama dia? Udah yuk! Alergi gw lama- lama disini” ucap Nita.
Narapun berlari meninggalkan mereka, dan terduduk dibangku taman belakang, tempat ia dan Melody bercanda ria.
“ Melody lo kemana ? seminggu ini gw gak lihat lo. Lo dimana? Maafin gw Melody!. Gw sadar sekarang, ternyata apa yang lo bilang itu bener!.” Ucap Nara dalam hati.”
***
“ Non Nara, Non, buka pintunya! Bibi antar makanan sekalian nganter titipan “.
“Masuk bi! Gak di kunci!” jawab Nara.
“ Non, ini ada titipan, dari temen non !”.
“ Taro aja bi, di atas meja belajar !” .
Perlahan, Nara menghampiri meja belajarnya, dan membuka kotak pink itu , ia berharap titipan ini dari Melody.
“ Wah bagus banget !!! Kalung kupu- kupu cantik! Ada nama gw lagi! Wahhh!, Loh, ini apa ? Alkitab.” Seru Nara heran.
Sepucuk surat jatuh dari dalam Alkitab tersebut. Perlahan Nara membuka dan membacanya,
“ To : Nara,
Halo Nara, apa kabar ? Jujur, aku kangen banget sama kamu! Hehehehe. Aku minta maaf ya, gak bisa nemenin kamu selama satu minggu ini. Maaf gak kasih tau kamu selama ini, ku harap kamu gak kecewa^^. Aku terkena leukemia akut. Sudah lebih dari 10 tahun, aku berjuang melawan penyakit ini, semua telah kujalani. Menghindari segala hal yang kusuka, bolak-balik rumah sakit untuk terapi. Semua telah kujalani.Satu hal yang kamu patut syukurti, kamu masih bisa merasakan kebahagiaan layaknya remaja biasa. Aku tahu,kamu selalu berfikir bahwa Tuhan itu jahat, gak adil, pemikiran itu sama sepertiku, namun dulu. Aku sadar satu hal, ditengah perjuangan dan penderitaanku melawan penyakit ini, Tuhan mengirimkan kamu untuk jadi temenku bahkan sahabatku ,penyemangatku dikala sakit ini menggergogti tubuhku, aku bersyukur banget. Dari kamu, aku bisa belajar banyak hal, aku belajar untuk memilih teman ataupun sahabat tidak melihat agama mereka, fisik, suku, ataupun ras, melainkan dari hati. Nara, aku berharap kamu mau bertobat. Aku berikan kamu Alkitab dan alamat gerejaku, sebagai panduanmu, serta kalung kupu- kupu itu, sebagai kenang- kenangan terakhirku untukmu, sebelum nantinya aku akan tertidur panjang dan takkan berjumpa lagi denganmu, aku berharap kamu berubah, ini pesan terakhirku. Nara, sekali lagi aku berterima kasih sama kamu. Jangan lupain aku ya, jaga dan rawat pemberian terakhirku.
Dear : Nara.
***
“ Aku gak tau ini akan berlalu sedemikian cepat, dia pergi meninggalkanku. Sahabat sekaligus teman sejatiku. Selamat jalan Melody, terima kasih, berkatmu aku berubah,berkat perkataanmu aku tersadar, terima kasih Melody.Kebersamaan kita yang singkat, menjadi kenangan indah dalam hidupku”.
*THE END *
“ Good morning Nara! How are you today ?” sapa bu Tuti sang kepala sekolah barunya.
“ I’m fine” jawab Nara singkat.
Setelah berbincang-bincang , akhirnya Nara dipersilahkan untuk memulai belajar.
“ Nara, kelasmu di XIb, wali kelasmu pak Heru. Sekarang kamu bisa memulai belajar. Ibu harap kamu senang bersekolah disini! “ ujar bu Tuti.
“ Iya bu, saya permisi dulu ya bu! “ jawab Nara.
“ Mari saya antar Nara ! “ seru pak Heru.
Keheningan ini menandakan jam pelajaran telah dimulai. Nara telah sampai di depan kelas barunya. Kelas yang terletak dilantai 2 ini memiliki 40 murid, dan menyisakan 1 bangku kosong untuk Nara.
“ Permisi bu Anita, saya minta waktunya sebentar ! “. “ Silahkan pak ! “ jawab bu Anita.
“ Anak- anak , kita kedatangan murid baru pindahan dari SMA di Bandung, silahkan masuk !”.
“ Hai teman-teman , nama saya Kirana Puspita panggil saja Nara, saya pindahan dari SMA 1 Bandung “.
“ Sekarang kamu boleh duduk ! , anak- anakku bapak harap kalian bisa berhubungan baik dengan Nara!” ujar pak Heru.
Tak lama kemudian bel istirahat berbunyi. Banyak teman sekelasnya mengerumuni Nara untuk berkenalan. Tak heran iapun di traktir makan di kantin bersama dua teman barunya Nita dan Dara.
“ Enak juga ya temenan sama lo ! orangnya asyik ! “ puji Nita. “ Gimana kalo gw traktir lo berdua ? “ seru Dara.
“ Boleh – boleh ! Hitung – hitung ngerayaiin kedatangan Nara! Gimana Nar ? “ Tanya Nita.
“ Terserah kalian, gw ikut- ikut aja ! “ jawab Nara singkat. “ Berarti setuju! Capcus lah kalo begitu ! “ seru Nita penuh semangat.
“ Hmm, temen –temen, gw ke toilet dulu ya! Kalian duluan aja, nanti gw nyusul!” pinta Nara.
“ Oke sip ! “ jawab Dara singkat.
Ada sesuatu yang menarik minat Nara, seorang gadis yang duduk di bangku taman belakang dekat toilet. Langkahnya pun terhenti, dan Nara menghampiri gadis itu.
“ Hai lagi apa ? kenalin gw Nara. Kok kayaknya gw pernah lihat lo ya ? Tanya Nara.
“ Namaku Melody, aku yang duduk di sebelah mu. Kamu ngapain ke sini ? “ Tanya Melody dingin.
“ Kepengen nemuin lo aja! , memangnya kenapa ? kayaknya kehadiran gw disini ganggu lo y ? “ tanya Nara.
“ Gak kok, aku heran aja, kamu mau nemuin aku.Temen- temen disini semua gak mau berteman denganku ! Mereka selalu menganggapku anak kecil yang lemah , mereka juga menjauhiku karena aku beda agama dengan mereka ! “ ucap Melody sedih.
“ Memang percaya Tuhan itu ada selalu membawa kesialan ! “ ucap Nara jengkel.
“ Maksud kamu apa Nara ?” jawab Melody menyelidik.
“ Ah enggak, gw duluan ke kantin ya ! oh ya, mulai sekarang lo jadi temen gw, jadi lo gak sendiri lagi deh ! . Sampai ketemu ! “ ucap Nara tergesa.
Ada sesuatu yang aneh dari Nara, keanehan ini menarik minat Melody untuk menyelidikinya, namun satu hal yang tak pernah bisa dipungkiri bahwa sekarang dia tak sendiri, ada Nara, teman barunya.
***
“Mama ! Melody pulang !” sapanya ceria.
“ Seneng banget sih, certain dong ke mama !”.
“ Oke deh ! Jadi tadi di sekolah ada anak baru ma, namanya Nara. Dia baik banget ma, dia mau temenan sama aku . Beda banget sama yang lainnya, dia tidak memandang fisikku, agamaku, sukuku, dia memandang Melody dengan hati serta perasaannya, bukan karena orang lain. Melody bisa rasain itu semua ma ! “ ucapnya ceria.
“ Mama senang, akhirnya kamu gak kesepian lagi !”.
“ Tapi ma, sebenarnya aku agak curiga sama dia. Spertinya dia Ateis. Soalnya tadi dia bilang bahwa percaya Tuhan membawa kesialan !” ucap Melody.
“ Justru itu tantangan kamu Melody, rubah dia! Itulah tugas seorang teman yang baik !” .
“ Aku akan berusaha ma! “ jawab Melody.
“ Itu harus sayang ! , sekarang kamu istrirahat, jangan sampai kelelahan ya Melody ! ” ucap mama lembut.
“Okeh ma !”…
***
Seperti biasa, rumah ini selalu sepi. Rumah tempat Nara tinggal. Setelah kepergian kedua orangtuanya, ia hidup sebatangkara, namun setahun yang lalu ia diangkat anak oleh Pak Roni, seorang pengusaha kaya raya. Ia sangat menyanyangi Nara layaknya anak sendiri, namun apadaya, pekerjaan menuntutnya meninggalkan Nara dan hanya bertemu setahun dua kali.
“ Non Nara, bibi udah siapin makanannya diatas meja ! “.
“ Iya bi Sum, nanti Nara makan!, oh ya bi, papa mana ? katanya hari ini udah sampai rumah !” Tanya Nara.
“ Maaf non, hampir aja bibi lupa, tadi bapak telfon katanya sih gak bisa pulang karena ada urusan lagi di Jepang !” jawab bi Sum.
Dengan langkah kesal, Nara melangkah menuju kamar.
“ Papa Jahat ! papa gak peduli lagi sama aku! Papa jahat !” teriak Nara kesal. Air matanya mengalir deras.
“ Papa, mama, aku rindu sekali, kalian dimana ? lagi apa? “ isak Nara ditengah gemerlapan cahaya bintang.
***
Pagi ini, Melody terlihat lebih ceria dari biasanya. Ini semua karena Nara.
“ Melody, Melody ! “ panggil bu Tuti.
Langkah Melodypun tehenti.
“ Iya bu, ada yang bisa saya bantu ?” Tanya Melody.
“ Tolong sampaikan kepada Nara, ketemu ibu di jam istrihat pertama !”.
“ Baik bu, saya permisi dulu !” jawab Melody.
Setibanya dikelas, Melody langsung menghampiri Nara.
“ Hi, Nara ! Lagi apa?” tanya Melody.
“ Oh , lagi baca dan ngerjain soal IPA !” jawab Nara.
“ Rajin banget sih ! Andai aku bisa seperti kamu membaca serta berfikir keras untuk memecahkan suatu permasalahan dalam menjawab soal, aku pasti seneng banget !” ucap Melody.
“ Memangnya ada apa ? Lo bisa kok kayak gue !” seru Nara.
“ Aku gak akan pernah bisa sepertimu, penyakit ini menuntutuku untuk tidak berfikir terlalu keras, leukemia akult ini, merontokkan segala yang kusukai” ucap Melody dalam hati.
“ Gak papa. Oh ya Nara, tadi bu kepsek nitip[ pesen ke aku, kamu disuruh dating keruangannya jam isrtirahat pertama !”seru Nara.
“ Oh iya, thanks ya !” jawab Nara.
Tanpa mereka berdua sadari, semua teman dikelas memperhatikan mereka dengan tatapan aneh.
“ Eh Nara, kok lo mau sih temenan ama cewe lebay ama penyakitan itu, hati –hati tar lo kena sial !” ucap salah seorang temannya.
“ Gw rasa lo salah besar, dia baik, dan dia gak penyakitan tuh ! Jangan asal deh kalo ngomong !” jawab Nara ketus.
“ Udahlah Nara, diemin aja. Gak ada gunanya kita meladeni orang jahat. Adanya kita nambah- nambah dosa. Tuhan gak suka itu !” ucap Melody.
“Lo baik banget sih! Sekali- kali gak papa kale kasih dia pelajaran !” jawab Nara.
“ Sudahlah Nara, luapin aja !” seru Melody.
***
“ Permisi bu, saya Nara !”.
“ Masuk nak, silahkan duduk!” perintah bu Tuti.
“Ada masalah apa ibu memanggil saya?” tanya Nara.
“ Oh begini Nara, kemaren ibu cek biodata kamu, kolom agama kamu kosongkan, sekarang tolong kamu isi ya !” perintah bu Tuti.
“Hmm, maaf bu.Duhh gimana ya bilangnya?” ucap Nara gelisah.
“ Ada apa Nara ? kamu bisa cerita ke ibu, kamu bisa konserling langsung sama ibu!”ucap bu Tuti.
“ Saya tidak memiliki agama, dan saya tidak percaya dengan Tuhan !” jawabnya pelan.
“ Astaga Nara !!! , Nara, kamu harus bertobat nak! Kamu tidak bisa seperti ini terus. Kamu masih bisa bernafas itu berkat anugerah Tuhan Nara, kamu diciptakan oleh Tuhan.
“ Maaf bu, saya permisi !” ucap Nara tergesa.
Seseorang tak sengaja mendengar pembicaraan mereka berdua. Sesuatu akan terjadi.
***
“ Ih, hati – hati sama Nara! Dia setan! Seru beberapa orang yang melintas dihadapan Melody.
“ Apa maksudnya semua ini ? pasti ada yang gak beres!” pikir Melody.
“ Ih, pas banget yah! Orang Ateis berteman sama mahluk aneh yang satu ini !” seru Neva kepada Melody.
“ Jaga ya mulut kamu ! Jangan asal bicara !” bentak Melody.
“ Gw gak asal bicara, gak percaya? Lihat aja di papan pengumuman! Seru Neva.
“ HATI-HATI DAN JAGA DIRI KALIAN MASING-MASING! AWAS! PENGIKUT SETAN TELAH BERKELIARAN DISEKOLAH KITA! NARA ANAK KELAS SEBELAS ADALAH SEORANG ATEIS! BERHATI-HATILAH!”.
“ Astaga! Apa-apaan ini ? aku harus ketemu sama Nara ! “ seru Melody syok.
Suara isakan tangis itu semakin Jelas terdengar, Melody mendekati sumber suara itu dan menemukan Nara di bangku taman belakang.
“ Nara, aku udah lihat semuanya! “ ucap Melody memulai pembicaraan.
“ Lo ngapain ke sini ? Mau ngatain gw ? SILAHKAN!” bentak Nara kesal.
“ Aku kesini bukan buat ngatain kamu. Aku hanya ingin kamu berubah Nara!” seru Melody lembut.
“GAK BAKAL! Itu gak bakal pernah terjadi ! Tuhan itu gak ADIL! Dia udah ngambil seluruhnya! Seluruh kebahagiaan gw!, lagian kenapa sih lo masih aja percaya? Hidup lo bakal terus menderita! PERCUMA juga lo percaya ama Tuhan !” teriak Nara.
“ Kamu salah besar Nara!, Tuhan selalu mencurahkan kasih anugerahnya kepada kita umat manusia. Bahkan, Ia rela menyerahkan nyawanya di atas kayu salib demi menebus dosa kita umat manusia. Kamu memang kehilangan orangtuamu, tapi kamu masih punya aku, bahkan i kamu masih bisa sekolah ditempat elit, kamu punya ayah angkat yang luarbiasa baik!Kamu gak sadari itu Nara ?” tanya Melody pelan.
Melodypun meninggalkan Nara.
***
“ Hi ada SETAN!, Jangan deket- deket!” seru Nita terhadap Nara.
“ Sabar ya Nar ! Gw tau ini cobaan berat buat lo !” ucap Dara.
“ Gak apa-apa kok !” jawab Nara.
“ Ih DARA, ngapain ngomong ama dia? Udah yuk! Alergi gw lama- lama disini” ucap Nita.
Narapun berlari meninggalkan mereka, dan terduduk dibangku taman belakang, tempat ia dan Melody bercanda ria.
“ Melody lo kemana ? seminggu ini gw gak lihat lo. Lo dimana? Maafin gw Melody!. Gw sadar sekarang, ternyata apa yang lo bilang itu bener!.” Ucap Nara dalam hati.”
***
“ Non Nara, Non, buka pintunya! Bibi antar makanan sekalian nganter titipan “.
“Masuk bi! Gak di kunci!” jawab Nara.
“ Non, ini ada titipan, dari temen non !”.
“ Taro aja bi, di atas meja belajar !” .
Perlahan, Nara menghampiri meja belajarnya, dan membuka kotak pink itu , ia berharap titipan ini dari Melody.
“ Wah bagus banget !!! Kalung kupu- kupu cantik! Ada nama gw lagi! Wahhh!, Loh, ini apa ? Alkitab.” Seru Nara heran.
Sepucuk surat jatuh dari dalam Alkitab tersebut. Perlahan Nara membuka dan membacanya,
“ To : Nara,
Halo Nara, apa kabar ? Jujur, aku kangen banget sama kamu! Hehehehe. Aku minta maaf ya, gak bisa nemenin kamu selama satu minggu ini. Maaf gak kasih tau kamu selama ini, ku harap kamu gak kecewa^^. Aku terkena leukemia akut. Sudah lebih dari 10 tahun, aku berjuang melawan penyakit ini, semua telah kujalani. Menghindari segala hal yang kusuka, bolak-balik rumah sakit untuk terapi. Semua telah kujalani.Satu hal yang kamu patut syukurti, kamu masih bisa merasakan kebahagiaan layaknya remaja biasa. Aku tahu,kamu selalu berfikir bahwa Tuhan itu jahat, gak adil, pemikiran itu sama sepertiku, namun dulu. Aku sadar satu hal, ditengah perjuangan dan penderitaanku melawan penyakit ini, Tuhan mengirimkan kamu untuk jadi temenku bahkan sahabatku ,penyemangatku dikala sakit ini menggergogti tubuhku, aku bersyukur banget. Dari kamu, aku bisa belajar banyak hal, aku belajar untuk memilih teman ataupun sahabat tidak melihat agama mereka, fisik, suku, ataupun ras, melainkan dari hati. Nara, aku berharap kamu mau bertobat. Aku berikan kamu Alkitab dan alamat gerejaku, sebagai panduanmu, serta kalung kupu- kupu itu, sebagai kenang- kenangan terakhirku untukmu, sebelum nantinya aku akan tertidur panjang dan takkan berjumpa lagi denganmu, aku berharap kamu berubah, ini pesan terakhirku. Nara, sekali lagi aku berterima kasih sama kamu. Jangan lupain aku ya, jaga dan rawat pemberian terakhirku.
Dear : Nara.
***
“ Aku gak tau ini akan berlalu sedemikian cepat, dia pergi meninggalkanku. Sahabat sekaligus teman sejatiku. Selamat jalan Melody, terima kasih, berkatmu aku berubah,berkat perkataanmu aku tersadar, terima kasih Melody.Kebersamaan kita yang singkat, menjadi kenangan indah dalam hidupku”.
*THE END *
----------------
No. Urut : 1479
Tanggal Kirim : 15/11/2012 12:26:50
Baca juga Cerpen Persahabatan yang lainnya.