CUMA DIA DI HATIKU
Karya Monica Sucianto
Hari ini adalah hari pertama aku kuliah. Di kampus memang banyak orang, tapi semuanya membosankan. Tidak ada orang yg mengisi kebosananku ini. Aku memang selalu sendiri. Aku gak suka bergaul. Selalu ku jalani hari hariku sendirian. Entah kenapa aku merasa tidak nyaman bersama seseorang. Aku lebih memilih sendiri.
Hingga suatu hari aku mulai bergaul dengan seseorang lelaki. Dia baik, dia bisa mengisi semua kebosannanku. Dia melakukan semuanya demiku hingga melebihi teman.
Semejak itu aku gak sendiri lagi. Dia selalu mengisi hari hariku. Di mataku dia memiliki sejuta kelebihan. Dan akhirnya dia mengungkapkan semua isi hatinya. Tanpa pikir panjang aku menganggukkan kepala menerimanya.
Aku tenang bersamanya, dia selalu membawa tawa. Dia tidak pernah membuatku sedih. Dia selalu ada buatku. Entah kenapa aku nggak bisa jauh darinya. Padahal dulu aku susah bergaul. Menurutku dia lebih dari segalanya.
Tak ku sangka sudah dua bulan hubunganku dengan nya berjalan. Lama kelamaan dia mulai egois, pemarah mementingkan semua kebutuhannya saja tanpa memikirkan orang lain. Dia selalu meluapkan kemarahannya kepadaku, padahan aku sudah berusaha agar dia gak marah. Tapi itu semua sia sia.
Semakin lama dia semakin pemarah. Dia selalu pergi meninggalkan ku dan bergaul dengan teman lelakinya. Dia sudah tidak memikirkanku. Dia malah memikirkan oranglain yang gak berguna di hidupnya.
Walau begitu aku tetap bisa senang haya dengan melihat senyumannya. Senyuman yang bukan untukku. Sejuta sakit yang ia buat ini bisa sirna dengan tatapan matanya, walau tidak tulus untukku. Namun aku tetap tenang bersamanya, walau sekarang dia tidak selalu ada buatku. Aku selalu sabar menunggu kau kembali dengan semua perhatianmu untukku. Walau itu semua mustahil, namun aku tetap mencari semua perhatian nya untukku.
Pada suatu hari aku melihatnya bersama wanita lain. Dia memberikan seyumnya untuk wanita itu melebihi seyum yang ia berikan kepadaku. Namun aku tetap sabar dan mengharapkan dia kembali seperti dulu. Walau dia selalu menghasilkan air mata, tapi dia tetap ada dihatiku. Aku akan tetap tulus mencintainya, walau dia sudah tidak mencintaiku seperti dulu lagi. Semua rasa sedih dihatiku selalu cepat berlalu dengan melihat wajahnya yang bahagia bersama wanita lain.
Aku selalu mencoba membuat dia berubah seperti dulu. Aku selalu mencari perhatiannya, tapi dia malah pergi meninggalkanku. Jika aku bias menyampaikannya kepada TUHAN aku hanya mau dia berubah seperti dulu. Dihatiku Cuma ada kamu, namun apa dihatimu ada aku?. Aku ingin semua perhatiannya hanya untukku. Walau aku hanya seperti angin yang berhembus di hadapannya, namun aku mencoba menjadi emas di hatinya. Aku selalu menulis semua isi hatiku ke dalam sebuah buku kecil yang selalu aku sembunyikan di bawah kasur. Aku harap semua harapan harapanku yang ada di dalam buku itu bias terkabul. Aku akan terus sabar menunggu nya.
Walau dia jarang menemaniku, dia hanya pergi Entah kemana tanpa memikirkanku. Dia selalu pulang larut malam dengan wajah yang pucat. Terkadang dia pulang dengan amarah yang ia luapkan kepadaku.
Hingga suatu hari dia pulang dengan wajah yang pucat. Ternyata dia mabuk mabukan. Dia pulang dengan marah marah tanpa ada sebab. Cukup semua rasa sakit di hatiku ini. Aku beci dia. Aku meninggalkan nya, dia tidak mengharapkanku lagi. Dia tidak mengejarku. Padahal aku sangat berharap dia mengejarku dan meminta maaf kepadaku.
Aku mulai sadar, aku udah gak bias sama dia lagi. Aku tau dia tidak mengharapkanku. Sekarang aku tidak mementingkan dia lagi. Aku lebih mementingkan pendidikanku daripada dia. Memang aku sudah melupakan semua kejadian itu semua. Tapi rasa sakit yang dia buat masih berbekas.
Saatku jalani hari hariku tanpanya, dia sms aku “Aku kangen kamu, aku salah menilaimu. Aku mau minta maaf. Aku menyesal atas semua yang aku lakukan. Aku mohon kamu mau ketemuan di taman besok siang. Aku sayang kamu”
Aku juga kangen kamu, aku sayang kamu. Aku juga mengharapkan kamu berubah seperti dulu lagi. Dan selalu ada Di sisiku.
Keesokan harinya, tepatnya siang hari. Aku Menunggu di taman berharap dia mau menepati janjinya.
Aku terus menunggu hingga satu jampun berlalu. Aku gak yakin dia bakal datang. Dia memang pembohong. Aku benci dia. Aku langsung pergi tanpa pikir panjang. Padahal aku sangat mengharapkan kamu berubah sepert dulu lagi. Walau aku sudah merasakan begitu bayak sakit darimu, aku akan tetap menerima maafmu jika kau mau meminta maaf di depanku.
Setiap siang aku selalu ketaman mengharapkan dia bias datang. Aku selalu menunggu mu disini. Entah yang keberapakalinya aku ke taman, aku melihat secarik surat dan bunga mawar. Aku membacanya dalam hati yang tertulis……
Maaf kalo aku udah bikin kamu sengsara. Dan maaf juga kalo aku gak bias datang waktu itu soalnya ada kepentingan mendadak. Aku udah berubah seperti yang kamu harapkan di buku kecil itu. Aku sudah gak mabuk mabukan lagi. Sekarang yang aku inginkan Cuma kamu mau mamafkanku. “I LOVE YOU FOREVER”
Aku juga sayang kamu. Aku senang kamu sudah berubah. Aku sudah memaafkan kamu kok. Kamu akan selalu ada di hatiku. Aku pun segera mencari angkot untuk menuju ke rumah nya. Tapi susah mencari angkot, soalnya jalanan sedang macet. Katanya da kecelakaan di depan mangkanya macet. Aku memilih jalan kaki daripada menunggu macet.
Di dekat rumah nya aku melihat banyak orang yang mnangis. Aku melihat motor milik seseorang yang paling aku cintai. Dan tepat di sisinya terdapat sesosok orang yang tergeletak. Itu dia, dengan banyak darah. Aku langsung mendekatinya.
Kenapa harus berakhir seperti ini, aku sayang kamu. Cuma kamu yang ada di hatiku. Walau kamu sempat membuatku sedih. Aku tetap sayang kamu. Kamu sudah berusaha berubah demi aku. Ya TUHAN kenapa ini semua terjadi. Kenapa Kau ambil dia dariku. Jika Kau ambil dia, aku takkan bias hidup. Aku sayang kamu, semoga kamu bahagia di sana. Dan terimakasi atas bunga mawarnya.
“I LOVE YOU FOREVER”
Aku mencium keningnya untuk yaqng terakhirkalinya. Aku gak nyangka dia bakal pergi meninggaikanku untuk selamanya. Semoga kamu tenang ya di sana.
***TAMAT***
Baca juga Cerpen Sedih yang lainnya.