Sepenggal Arti Hidup Berarti Untuk Gita - Cerpen Motivasi

SEPENGGAL ARTI HIDUP BERARTI UNTUK GITA
Karya Afifatur Rohmah

Gita adalah seorang gadis remaja yang ramah,santun dan baik hati. Ketulusan hatinya itulah yang membawanya dalam sebuah persahabatan hangat yang menyapanya. Sahabat hatinya yang kini mengisi kesehariannya. Dinda dan andini yang selalu setia mendampinginya karma bagi Gita, mereka berdua adalah sebuah inspirasi paling berarti untuk berbagai hasil karya beberapa lukisannya yang sukses diberbagai sudut kota hingga luar negeri. Bahkan Gita dalam kesehariannya hanya di habiskan untuk melukis dan melukis, tak pernah memperhatikan kesehatan fisiknya. Pingsan dan cairan merah dari hidungnya itulah yang menrutnya sudah terbiasa terjadi padanya saat ini tapi tak mematahkan semangat untuk membuat inspirasi baru bagi lukisannya.

“ ehh Git, minggu esok kamu gak ada acara khan..??” Tanya andini yang saat itu sedang menemani dirumah Gita karena orang tua Gita sedang ke luar kota.
“iya nich lama banget gak ke panti asuhan, jadi kangen sama keceriaan anak-anak disana” sambung Dinda sambil memasukkan beberapa cemilan makanan ke mulut sedangkan pandangannya tak luput dari lukisan Gita,
“ahh..gimana ya, liat ntar aja deh..aku khan masih dapat pesenan lukisan banyak dari pelanggan luar kota..tapi akan aku usahain kok” Kata Gita sambil memberi senyuman lembut dan tangannya masih menari dalam sebuah lukisan setengah jadi itu.

Sepenggal Arti Hidup Berarti Untuk Gita
Esok harinya Gita,Andini, dan Dinda langsung meluruskan keinginannya untuk berkunjung ke panti asuhan “ASIH”. Bersama canda tawa itulah Gita menjadi lebih tenang dan berkesan hidupnya.
“Git, Din… kita Bantu ibu itu masak yuk..” kata andini sambil menarik kedua tangan sahabatnya ke sebuah dapur panti asuhan, Gita, Andini maupun Dinda sangat menikmati Susana di dapur yang sederhana itu. Tapi tiba-tiba saja…
“ Gita, hidung kamu berdarah..” teriak Dinda
“ Kamu sakit ya, Git…?? Gak biasanya kamu mimisan seperti ini,,” sambung Andini.
“ Ahh..Cuma mimisan biasa aja kok, gak usah berlebihan deh..aku ke kamar mandi dulu ya..!!”
Andini dan Dinda merasa hal itu biasa karena yang mereka tau dari cerita Gita, Gita memang sering mimisan tapi itu hanya mimisan biasa. Gita merasa kepalanya begitu pening darah yang mengalir dari hidung Gita makin banyak. “ya Tuhan, beri aku waktu untuk membahagiakan orang yang sangat menyayangiku,” bisiknya dalam hati kecilnya. Gita melangkah keluar dari kamar mandi setelah dirinya membersihkan semua darahnya. Tapi selangkah ia melangkah terdengar suara merdu dari sebuah kamar di panti asuhan itu. “ aku rindu setengah mati kepadamu, sungguh kuingin kau tahu aku rindu setengah mati..” nyanyian lagu itu begitu lembut dinyanyikan seorang gadis cantik yang masih belia.
“Gita kamu dimana sih..lama banget ke kamar mandinya, dah sore nich..pulang yuk..” tak sempat Gita membuka kamar gadis itu, hentakan suara Dinda sudah membuat jengkel hatinya.Tanpa berfikir panjang akhirnya Gita memutuskan untuk segera pulang bersama kedua temannya tersebut.

Hari senin merupakan hari yang meguras imajinasi bagi sebagian murid TARUNA JAYA, pelajaran B.indonesia memang sulit bagi Dinda dan Andini, tapi menurut Gita pelajaran B.indonesia adalah tempat penyaluran sekaligus sumber inspirasi bagi Gita. Tapi entah mengapa tidak seperti biasanya Gita dalam ketenangan belajar harus bolak balik beberapa kali ke kamar mandi. Hidungnya menjadi sering berdarah tapi tiap kali di Tanya tentang semua itu Gita hanya memberi senyuman dan kata PALING CUMA PENYAKIT BIASA.

Rasa penasaran Gita pada gadis panti asuhan itu membuatnya pergi menuju panti asuhan ASIH , menyapa semua wajah anak-anak yang begitu polos membuatnya terharu dan meneteskab air mata.
“permisi bu, saya boleh mengganggu ibu sebentar gak ?” Tanya Gita yang saat itu sedang bertemu dengan salah satu ibu pengasu panti tersebut.
“ohh..nak gita to..iya boleh, memangnya tentang apa..??” Ibu panti itu kembali bertanya pada Gita.
“Disudut sana khan ada sebuah kamar yang kalau gak salah ada seorang gadis manis muda belia, kenapa di harus berada di dalam kamar itu sedangkan diluar kan masih ada banyak teman yang ingin bermain dengannya.” Pertanyaan itu spontan dikeluarkan oleh Gita pada ibu panti.
“jadi begini nak Gita, 2 tahun lalu ada sebuah kecelakaan besar di dekat panti ini, semua korbannya dikabarkan tidak terselamatkan tapi ternyata hanya ada satu korban yang masih punya harapan hidup yaitu NAYLA maka kami memutuskan untuk mengasuhnya dip anti ini walau kenyataan pahit tlah datang padanya yang harus menerima kenyataan kalau dirinya saat ini buta..” ibu panti sudah tidak bisa melanjutkan kalimatnya yang panjang lebar itu, air mata tak hnya keluar dari mata ibu panti tapi juga dari mata Gita bahkan mata hatiya pun seakan ikut menangis.
“ibu bisa antar aku ke kamar Nayla kan.?” ”iya nak, boleh sekali bahkan ibu berharapkamu bisa menjadi temannya saat ini”
Gita membuka pintu kamar gadis itu, tak kuasa ia membendung air matanya karma dihadanya kini adalah seorang gadis yatim piatu yang masih berharap kebahagiaan sperti dulu datang padanya. Gita memutuskan untuk pulang menenangkan dirinya.

Disekolah Gita makin sering melamun, bahkan kini keadaannya sangat memprihatinkan, wajahnya pucat seringkali pingsan dan saat pelajaran berlangsung terasa aneh bagi Dinda dan Andini karena kini terkadang tangan Gita seringkali terlihat kaku dan sulit di gerakkan tak lupa juga darah yang slalu keluar dari hidungnya.
“Gita, kamu yakin tidak sedang penyakit lain selain mimisan biasa yang kini sering terlihat aneh banget bagi kita”, Tanya Andini dalam 1 kesempatan saat Gita sedang di UKS karena pingsan saat akan mengikuti olhraga
“aku gak apa apa kok ,mungkin Cuma kecapean aja tadi juga aku gak sarapan jadi mungkin karena itu aku pingsan, jangan khawatirin aku ya..” andini dan Dinda memeluk Gita dengan penuh kasih saying.

Tanpa sepengetahuan Andini maupun Dinda, Gita makin sering mengunjungi Nayla . kini yang ada dalam fikiran Gita hanya ingin menjadi mata bagi Nayla. Hingga pernah suatu ketika Gita melontarkan janjinya yang akan membuat Nayla kembali menjadi seorang penulis handal walau harus nyawa sekalipun yang menjdi pilihannya. entah apa maksud dari kata-kata Gita tersebut. Meskipun Gitapun tau kalau sebenarnya hidupnya hanya tinggal menghitumg hari.

Hingga Gita dihadapkan sebuah kenyataan yang tak mungkin ia tolak, kanker yang menggerogoti tubuh Gita makin hebat. Karna kini Gita hanya bisa terbaring tak berdaya di atas tempat tidurnya. Gita punya semangat hidup yang memang luar biasa dan akhirnya di hari-hari terakhirnya itu ia memutuskan untuk tetap sekolah seperti biasa meskipun harus dalam keadaan sakit sekalipun. Tak sampai Gita masuk ke dalam kelasnya, dirasanya kepala begitu pening dan akhirnya ia terjatuh pingsan dengan hidung penuh darah.hanya waktu yang bisa menjawab tanda Tanya besar dalam hati Dinda dan Andini, orang tua Gita telah menceritakan tentang kanker jaringan lunak yang sudah lama Gita derita tapi Gita berharap agar teman-temannya tak tau tentang ini. Di dalam detik-detik terakhir hidupnya gita hanya berpesan agar salah satu anggota tubuhnya bisa berguna bagi orang lain. Tak lain adalah matanya, yang sesuai janjinya ia akan menjadi mata bagi Nayla walau harus kehilangan nyawanya. Bahkan sebelum Gita menghembuskan nafas terakhirnya, ia telah menyimpan beberapa kenangannya dalam sebuah buku kecil yang saat ini masih tersimpan dalam laci mejanya.

Tangisan air mata dari orang yang mengasihi Gita kini hanya bisa menangis diatas pusara Gita yang telah bersatu dalam tanah. Namun batu nisan yang diam tak seperti jasanya pada sesama, hingga ketika Nayla sudah bisa melihat lagi ia tak ingin lagi menecewakan orang yang menyayanginya. Nayla pun berencana untuk mencari buku kebaikan Gita dan berharap bisa belajar banyak dalam buku itu. Begitu pula dengan kedua sahabat Gita dan keluarga Gita yang ditinggalkannya , karena hidup masih panjang, mereka berharap bisa melanjutkan jasa-jasa Gita yang berhati mulia dan semoga Gita tenang di sisi yang Maha Kuasa.

_selesai_

PROFIL PENULIS
Nama : Afifatur Rohmah
Nama Panggilan : Afifa
Kelas : 9
Sekolah : SMPN 2 Palang, Tuban , Jawa Timur
Hobi : Menulis karya sastra
Cita-cita : Pengarang
Facebook : www.facebook.com/afifatur.rohmah2
E-mail : afifaaa_ra@yahoo.com

Baca juga Cerpen Motivasi yang lainnya.
Share & Like