Malaikat Juga Tahu - Cerpen Romantis

MALAIKAT JUGA TAHU
Karya Desy Listhiana A

Lelahmu.. jadi lelahku juga
Bahagiamu bahagia ku pasti
Berbagi takdir kita selalu
Kecuali tiap kau jatuh hati........
Kali ini hampir habis dayaku
Membuktikan padamu ada cinta yang nyata
Setia hadir setiap hari
Tak tega biarkan kau sendiri
Meski sering kali kau malah asik sendiri
Karna kau tak lihat
Terkadang malaikat tak bersayap
Tak cemerlang tak rupawan
Namun kasih ini silahkan kau adu
Malaikat juga tahu siapa yang jadi juaranya...
Hampamu.. takkan hilang semalam
Oleh pacar impian
Tetapi kesempatan untukku yang mungkin tak sempurna
Tapi siap untuk diuji
Ku percaya diri,,
Cintaku lah yang sejati.....

Kali ini aku benar-benar ingin melihat senyumnya. Karena aku merasa kehilangan sebagian semangatku. Aku mencarinya, mataku sigap menelaah keberadaannyaa,, tak ku lihat dia dilorong ini, lorong yang menjadi tempat biasa aku memerhatikannya. Aku tetap berusaha mencarinya, mencari dimana semangat pagii itu tertanam.
Tak lama senyuman itu merekah, bagai kuncup yang tak bisa lagi ditahan untuk memamerkan keindahannya. Semangat itu pun muncul. Berbunga dan indah. Indah sekali.
Trimakasih adik... trimakasih penyemangat hari-hariku...
***

Langit begitu bergairah menampakan sinar mentari sebagai sahabat sejatinya, burung-burung yang berbaris sebagai panglimanya. Siap untuk membuka hari dengan beribu harapan bagi setiap insan yang punya kemauan.

Selamat pagi...
Keep Spirit to study hard !! 
Pagi ini kukirim secarik kertas untuknya, berharap senyuman itu tak pernah luntur dari seorang belia yang begitu ceria, belia yang begitu kurindukan kehadirannya. Namun apakah dia merinduku? Entahlah.
Ketika mentari mulai tinggi, aku melihatnya begitu asik berbincang tentang sesuatu yang aku pun tak tahu. Sesaat kemudian aku mengerti, si belia yang ceria, sedang jatuh hati.....

Dia sudah cukup dewasa untuk melayarkan hatinya, melewati samudra kasih, melawan angin kencang dan ombak yang memabukkan. Terkadang harus mempersiapkan diri untuk menyambut terpaan badai. Dan terus bertahan untuk sampai di pelabuhan yang terbaik, yang dia tuju. Namun hatiku tak cukup nyaman untuk melepasnya, dia masih sangat rentan untuk menjelajahi lautan kasih itu. Ingin rasanya aku menjadi malaikat yang selalu menjaganya, seperti dia yang telah menjadi malaikat penyemangatku untuk melewati detik demi detik didunia yang keras ini.

Seminggu berlalu, kulihat dia semakin terpedaya oleh sosok yang dia kagumi. Aku lelah, meyakinkannya bahwa ada kasih yang lebih nyata saat ini. Yang setia hadir dihari-harinya, menyemangatinya, memerhatikannya, meluangkan waktu untuk bisa mengerti keadaannya. Tapi, kemana saja dia? Tak kutemukan kepastian dalam sikapnya. Namun, apalah dayaku untuk menahan hati seorang yang sedang bergelora.

Kadang kulihat harinya begitu sepi, ingin datang dan menghiburnya, mengembalikan senyuman yang sudah sedikit samar dari wajah manisnya, menyadarkan bahwa ada satu hati yang menantikan perhatiannya, menantikan kepeduliannya, membutuhkan semangat yang ditemukan disenyum tulusnya. Tapii aku tak punya nyali untuk itu. Mungkin hanya goresan tinta dan rangkaian majas yang dapat mewakili perasaan itu, entah dimengerti atau tidak aku tak peduli. Yang penting, saat itu juga aku dapat meleburkan hatiku yang beku.
***

Adiik, ketika kamu merasa hampa, saat itulah kamu berada pada titik puncak kejenuhan dalam hidupmu. Apa kamu yakin pacar impianmu lah yang dapat menghilangkan kejenuhanmu saat itu juga??
Hmm  bukan dia dek, silakan buktikan jika kamu belum percaya. Aku yang tak sempurna ini selalu bersiap untuk segala hal yang akan datamg. Karna aku percaya disinilah kasih yang sejati. Dihati kecilku. Lewat Sang Maha Kasih lah aku sampaikan keluh kesahku atas perubahanmu, aku sampaikan ketakutanku, aku selipkan doa untukmu. Agar kamu, akhlakmu,hidupmu selalu terjaga oleh-Nya. Namun ketulusanku biarlah hanya Dia yang tahu....

Ku pandang selembar kertas yang berisikan senyuman manis seorang gadis, goresan-goresan pensil begitu indah membentuk lekukan wajahnya yang anggun. Menyatu padu dengan beberapa gabungan frase nan puitis bermakna sebuah harapan indah. Bersanding lukisan itu, ku rangkai kata..
“happy birthday”

Senyumku mengembang, hari ini juga aku akan bertempur dengan rasa takutku akan sebuah kata ‘kecewa’. Namun apalah arti persiapanku jauh-jauh hari jika pada saatnya aku malah mundur teratur. Jari-jariku akan mencemoohku, mataku tak akan mau menatap diriku sendiri, waktuku akan diselimuti dengan sebuah penyesalan. Tidak! Aku tak boleh mundur.

Tengah malam ini kurasa dingin begitu menusuk tubuhku, merasuk dalam setiap tulangku. Aku mengendus kedinginan, ku dekap tubuhku sendiri. Aku mulai melangkah pasti, menghampirinya dan menganggu tidurnya yang lelap. Perlahan ku singkirkan rambut yang menutupi setengah dari dahinya. Kusebut namanya, samar. Nyaris tak terdengar. Aku ulangi lagi beberapa kali. Tak lama gerbang matanya mulai terbuka. Menatapku sejenak. Aku masih diam, tak berani berucap. Akhirnya ku lontarkan senyum penuh makna. Ku ucap kata yang ditunggu setiap orang pada hari kelahirannya.
Ku berikan sebuah gulungan kertas dihias pita dengan rona kuning. Kuning melambangkan keceriaan, seperti halnya harapanku yang selalu ingin melihat keceriaannya. Dia tersenyum... senyuman yang sudah lama ku nanti. Senyuman yang sulit ditemukan. Semangat itu pun kembali, berapi, dan membara. ku belai helai demi helai rambutnya, berharap dia kembali terlelap. Rasanya, aku ingin selalu menemani tidurnya pada malam gulita, mendengar ceritanya, memberi semangat untuknya..... namun begitu pecundangnya aku, tak sanggup berlama-lama didekatnya akhirnya aku mengalah untuk kembali kepulau kapukku..... sekali lagi.. happy birthday 21.10.97...
Miss u

PROFIL PENULIS
Nama: Desy Listhiana A
TTL: Metro 6 Desember 1995
Alamat: Bandar Lampung
Asal sekolah: MA Al-fatah Lampung
Add fb: desilistianaanggraini@yahoo.co.id

Baca juga Cerpen Romantis yang lainnya.
Share & Like