KU INGIN MEREKA KEMBALI
Karya Lulu Aundhia
"Kata, mereka diriku.. slalu dimanjaa
Kata, mereka diriku.. slalu ditimang
Oh,,bunda ada dan tiada dirimu kan selalu
Ada di..dalam hatikuuu....."
Itulah lagu yang sering aku nyanyikan saat aku teringat bundaku yang 3 bulan yang lalu ia pergi meninggalkan dunia ini akibat kecelakaan pesawat saat perjalanan pulang ke Indonesia. Sekarang aku sudah tidak punya siapa siapa lagi. Ayahku meninggal karena sakit jantung saat aku masih bayi, ibuku pergi saat kecelakaan pesawat 3 bulan yang lalu, adikku meninggal gara-gara keracunan makanan 5 hari sebelum bunda meninggal.
Yah,,itu semua memang taqdir Allah untukku. Mungkin karena aku terlalu manja dan tidak bisa apa-apa. Tapi sekarang aku sudah mulai mandiri. Sekarang aku tinggal di panti asuhan di daerah Bandung. Aku bahagia di sini, walaupun terkadang ada satu atau dua temanku yang pergi karena mereka diadopsi.
“ Sarah,, cepat tolong ambilkan minum untuk tamu di depan!!”.. begitulah kata yang sering aku dengar oleh ibu panti saat tamu datang ke sini.
Kata, mereka diriku.. slalu ditimang
Oh,,bunda ada dan tiada dirimu kan selalu
Ada di..dalam hatikuuu....."
Itulah lagu yang sering aku nyanyikan saat aku teringat bundaku yang 3 bulan yang lalu ia pergi meninggalkan dunia ini akibat kecelakaan pesawat saat perjalanan pulang ke Indonesia. Sekarang aku sudah tidak punya siapa siapa lagi. Ayahku meninggal karena sakit jantung saat aku masih bayi, ibuku pergi saat kecelakaan pesawat 3 bulan yang lalu, adikku meninggal gara-gara keracunan makanan 5 hari sebelum bunda meninggal.
Yah,,itu semua memang taqdir Allah untukku. Mungkin karena aku terlalu manja dan tidak bisa apa-apa. Tapi sekarang aku sudah mulai mandiri. Sekarang aku tinggal di panti asuhan di daerah Bandung. Aku bahagia di sini, walaupun terkadang ada satu atau dua temanku yang pergi karena mereka diadopsi.
“ Sarah,, cepat tolong ambilkan minum untuk tamu di depan!!”.. begitulah kata yang sering aku dengar oleh ibu panti saat tamu datang ke sini.
Setiap hari, setiap malam aku selalu berdoa sambil menatap langit. Aku ingin bahagia, walau tanpa kedua orang tuaku. Aku ingin suatu saat impianku akan terwujud. Aku ingin menjadi orang yang pintar dan sukses. Tapi, mungkin itu semua tidak akan terwujud karena aku tidak bersekolah lagi. Tapi, aku terus berusaha untuk mencapai cita-citaku.
“ Bu, saya ingin sekali untuk bersekolah lagi Bu”, kataku kepada ibu panti yang sedang duduk di sampingku.
Ibu panti menjawab, “ Nak, disini tidak ada sekolah. Sekolah yang paling dekat dari sini saja jaraknya jauh, sebenarnya ibu juga ingin kalian semua bersekolah..tetapi, ibu belum mampu membayar uang sekolah kalian Nak”
Aku sangat sedih dan aku berjalan meninggalkan ibu panti. Aku pun pergi ke kamar. Sejenak aku melihat keluar jendela, ada sebuah cahaya yang terang jatuh begitu saja. Saat itu pun aku berdoa sambil memejamkan mata..
3 bulan pun berlalu, dan aku pun belum juga bersekolah. Suatu hari aku melihat dua orang yang sedang berjalan menuju ke sini. Aku pun segera memanggil ibu panti. Ternyata mereka ingin mengadopsi salah satu anak di panti ini. Jantungku berdetak kencang saat ibu-ibu yang cantik dan tinggi itu mendekati aku. Ibu itu pun memilih aku untuk di adopsi. Aku sangat senang sekali karena akhirnya aku di adopsi, tetapi aku sedih karena harus kehilangan teman-temanku yang setia menemaniku saat aku sedih dan menangis. Aku segera mengemasi pakaian dan sedikit barang-barangku yang ku bawa. Aku berpamitan kepada ibu panti dan aku menyalami satu persatu teman-temanku.
“ Ibu, saya pamit dulu ya Bu’, suatu saat saya pasti berkunjung ke sini lagi”, kataku sambil memeluk ibu panti.
“ Ya nak,, jaga diri kamu baik-baik ya nak dan jangan lupa untuk selalu berdoa kepada Allah semoga kedua orang tua Sarah supaya di tempatkan diantara orang-orang yang beriman”, kata ibu panti sambil menangis.
“ Ya Bu’, dan saya juga tidak akan melupakan masa-masa indah saat berada di sini”
“ Ya sudah sekarang kamu salami teman-temanmu satu persatu”
“ Baik bu’”
“ Teman teman aku pergi dulu ya.. Semoga, kalian semua juga cepat di adopsi.”, ucapku setelah aku menyalami mereka.
“ Ya Sar, dan jangan lupain kita ya.. kita juga gak akan nglupain kamu Sar”, temanku yang bernama Lili menangis dan memeluk aku. Dia adalah sahabat yang paling dekat denganku.
“ Iya Li, aku akan ingat selalu sama kamu dan tentunya kalian semua. Makasih ya, kalian semua udah nerima aku disini dan mau jadi sahabat aku, tapi saat ini aku harus pergi,, daa.......... Assalamu’alaikum...”
“ Wa’alaikumsalam”, semua menjawab dengan serempak. Aku langsung menuju ke tempat dua orang yang mengadopsi aku. Aku masuk ke dalam mobil dan sempat melambaikan tangan kepada teman-temanku.
***
Kini aku memulai kehidupan baru. Aku sudah bisa bersekolah lagi, bahkan saat ini aku bersekolah bukan di sekolah biasa namun aku bersekolah di sekolah musik yang ada di Bandung. Aku pun bisa mewujudkan impianku satu demi satu. Sekarang aku sudah bisa melakukan hal apapun seperti main piano,biola,gitar, dan menyanyi. Aku pun dapat mengikuti beberapa konser yang diselenggarakan oleh pihak mana pun. Suatu saat aku mendapat berita bahwa aku akan di kirim ke Singapura untuk konser Biola. Aku sangat senang.. Sampai suatu saat.....................................................................
“ Hai Sarah, sudah selesai latihannya??”, tanya temanku yang bernama Rafly.
“ Ehh, Rafly.. Udah nih, aku udah selesai latihanya. Gimana?? Juara berapa tadi Basketnya??”, tanyaku kepada Nara.
“ Hah, Alhamdulillah Sar, tadi juara 1”
“ Wah,, selamat ya!! Buat tim kamu. Moga-moga besok kalau ada lomba lagi, menang lagi dah..”
“ Amin,, eh ngomong ngomong itu buku apaan Sar??”, tanya Rafly.
“ Oh, ini. Ini album foto saat aku masih kecil Raf, ini peninggalan Bundaku dulu”.
“ Peninggalan.. Emangnya bundamu kemana??”
“ Mmmm,, sebenarnya, bundaku udah gak ada Raf gara-gara kecelakaan pesawat”, kataku sambil menangis.
“ Yaampun,, maaf ya Sar aku udah bikin kamu sedih lagi, ini tisyu buat kamu”
“ Makasih Raf.. Aku pulang duluan yaa.. daaa!!”
“ Ya, hati-hati..”
Malamnya
“ Bu’ ini aku dapat undangan buat konser di Singapura Bu’”, kataku sambil menyerahkan surat undangan kepada Ibuku.
“ Wah, bagus dong Sarah.. kamu bisa keluar negeri”
“ Iya bu’,, rencananya besok pagi akan segera berangkat dan berkumpul di sekolah lalu menuju bandara”
“ Oh,, ya sudah sekarang kamu kemas-kemas dulu supaya besok tidak tergesa gesa setelah itu kamu tidur agar besok tidak kesiangan!!”
“ Iya bu’, Sarah pergi ke kamar dulu ya bu’”
Karena besok berangkatnya agak siang, aku merencanakan untuk mengunjungi panti asuhan yang dulu aku pernah tinggali. Aku pun sudah menyiapkan beberapa oleh-oleh untuk teman-temanku. Lalu aku mulai mengemasi barang-barang dan membaringkan tubuhku diatas kasur yang empuk tersebut, aku pun tertidur pulas. Tiba-tiba saat waktu menunjukan pukul setengah empat pagi, aku bangun untuk solat subuh dan setelah solat saat aku melipat mukena aku merasakan suatu getaran dari lantai. Aku berlari keluar kamar dan memanggil ibu dan ayah.
“ Ya ampun,kok lantainya bergetar ya?? Jangan-jangan.............”
“ Ibuu....Ayahhh....... ada gempaaaa....................”
Aku segera membuka pintu dan saat itu ibu dan ayahku sedang turun dari tangga dan berlari menyusulku. Gempa itu terasa sangat lama dan sesaat setelah gempa berhenti ada kabar bahwa akan terjadi tsunami. Namun itu hanya isu saja. Aku sedih melihat rumah-rumah di sekelilingku yang telah rata dengan tanah. Aku pun ingat akan suatu hal yaitu panti asuhan. Aku berlari menuju panti asuhan karena jaraknya hanya dekat dari rumahku.
Saat aku melihat,, semua sudah rata dengan tanah. Lemari, meja, Al-quran telah tertimpa reruntuhan tembok. Aku melihat seseorang yang sedang di angkut dengan tubuh di selimuti warna merah. Setelah aku lihat dari dekat, ternyata orang itu adalah Lili sahabatku yang baik hati. Tak kuasa aku menahan air mataku ini. Aku pun menangis dan memegang tangan Lili. Aku mendengar kabar bahwa seluruh orang yang tinggal di panti asuhan ini meninggal kecuali ibu panti karena ia sedang menyapu halaman saat gempa terjadi.
“ Ya Tuhan,, takdir apalagi yang Engkau berikan kepadaku”
“ Lili........kamu jangan pergi Lili..kamu gak boleh tinggalin aku Li, kalau kamu pergi, udah gak ada lagi yang bisa menghibur aku, yang menemaniku saat aku sedih...Liliiiiiiii............jangan pergiiiii.......”, aku tak bisa berhenti menangis. Aku melihat teman-temanku yang lainnya telah tewas dengan sekujur tubuh yang di selimuti warna merah.
“ Rikaa, Nara, Shifa, Tika, Adit, Hanif.......... kenapa kalian pergiii, kalian jangan tinggalin aku jugaaa....aku gak punya teman lagi..aku gak punya sahabat yang setia lagi seperti kalian. Walaupun aku bertemu kalian hanya sebentar, bagiku itu adalah anugrah terindah yang pernah aku alami bersama kalian semua. Semoga amal kalian di terima di sisi Allah SWT. Kita akan bertemu lagii,,yah aku yakin kita pasti akan betemu kembali suatu saat nanti..”
“ Sarah...”, ibu panti memanggilku dan aku memeluknya.
“ Ibu,,,, ibu kenapa mereka harus pergi Bu’? Kenapa? Aku baru sebentar bersama mereka semua, aku ingin seperti dulu lagii bu”
“ Sarah, ini memang sudah takdir yang maha Kuasa. Kita doakan saja semoga amal mereka di terima di sisi-Nya”
Setelah beberapa minggu aku hidup tanpa sahabat-sahabatku dulu di panti asuhan, aku kembali menjalani hidup seperti biasanya. Namun aku tetap sedih karena harus kehilangan sahabat sahabatku dulu. Aku ingin melupakan kesedihan itu tapi aku tidak bisa. Suatu hari aku pergi ke panti asuhan. Setelah ku lihat panti itu kosong, yang ada hanyalah meja dan kursi yang biasa aku pakai untuk mengaji saat aku masih tinggal di sini. Aku berjalan menuju kursi tersebut sambil membawa gitar kesayanganku. Aku pun bernyanyi sambil mengenang masa-masa indah saat aku bersama mereka dulu terutama saat bersama Lili. Ditempat inilah aku biasanya curhat kepada Lili....
“ Ya Tuhan.... aku ingin mereka kembali bersamaku lagiii....”
***
“ Bu, saya ingin sekali untuk bersekolah lagi Bu”, kataku kepada ibu panti yang sedang duduk di sampingku.
Ibu panti menjawab, “ Nak, disini tidak ada sekolah. Sekolah yang paling dekat dari sini saja jaraknya jauh, sebenarnya ibu juga ingin kalian semua bersekolah..tetapi, ibu belum mampu membayar uang sekolah kalian Nak”
Aku sangat sedih dan aku berjalan meninggalkan ibu panti. Aku pun pergi ke kamar. Sejenak aku melihat keluar jendela, ada sebuah cahaya yang terang jatuh begitu saja. Saat itu pun aku berdoa sambil memejamkan mata..
3 bulan pun berlalu, dan aku pun belum juga bersekolah. Suatu hari aku melihat dua orang yang sedang berjalan menuju ke sini. Aku pun segera memanggil ibu panti. Ternyata mereka ingin mengadopsi salah satu anak di panti ini. Jantungku berdetak kencang saat ibu-ibu yang cantik dan tinggi itu mendekati aku. Ibu itu pun memilih aku untuk di adopsi. Aku sangat senang sekali karena akhirnya aku di adopsi, tetapi aku sedih karena harus kehilangan teman-temanku yang setia menemaniku saat aku sedih dan menangis. Aku segera mengemasi pakaian dan sedikit barang-barangku yang ku bawa. Aku berpamitan kepada ibu panti dan aku menyalami satu persatu teman-temanku.
“ Ibu, saya pamit dulu ya Bu’, suatu saat saya pasti berkunjung ke sini lagi”, kataku sambil memeluk ibu panti.
“ Ya nak,, jaga diri kamu baik-baik ya nak dan jangan lupa untuk selalu berdoa kepada Allah semoga kedua orang tua Sarah supaya di tempatkan diantara orang-orang yang beriman”, kata ibu panti sambil menangis.
“ Ya Bu’, dan saya juga tidak akan melupakan masa-masa indah saat berada di sini”
“ Ya sudah sekarang kamu salami teman-temanmu satu persatu”
“ Baik bu’”
“ Teman teman aku pergi dulu ya.. Semoga, kalian semua juga cepat di adopsi.”, ucapku setelah aku menyalami mereka.
“ Ya Sar, dan jangan lupain kita ya.. kita juga gak akan nglupain kamu Sar”, temanku yang bernama Lili menangis dan memeluk aku. Dia adalah sahabat yang paling dekat denganku.
“ Iya Li, aku akan ingat selalu sama kamu dan tentunya kalian semua. Makasih ya, kalian semua udah nerima aku disini dan mau jadi sahabat aku, tapi saat ini aku harus pergi,, daa.......... Assalamu’alaikum...”
“ Wa’alaikumsalam”, semua menjawab dengan serempak. Aku langsung menuju ke tempat dua orang yang mengadopsi aku. Aku masuk ke dalam mobil dan sempat melambaikan tangan kepada teman-temanku.
***
Kini aku memulai kehidupan baru. Aku sudah bisa bersekolah lagi, bahkan saat ini aku bersekolah bukan di sekolah biasa namun aku bersekolah di sekolah musik yang ada di Bandung. Aku pun bisa mewujudkan impianku satu demi satu. Sekarang aku sudah bisa melakukan hal apapun seperti main piano,biola,gitar, dan menyanyi. Aku pun dapat mengikuti beberapa konser yang diselenggarakan oleh pihak mana pun. Suatu saat aku mendapat berita bahwa aku akan di kirim ke Singapura untuk konser Biola. Aku sangat senang.. Sampai suatu saat.....................................................................
“ Hai Sarah, sudah selesai latihannya??”, tanya temanku yang bernama Rafly.
“ Ehh, Rafly.. Udah nih, aku udah selesai latihanya. Gimana?? Juara berapa tadi Basketnya??”, tanyaku kepada Nara.
“ Hah, Alhamdulillah Sar, tadi juara 1”
“ Wah,, selamat ya!! Buat tim kamu. Moga-moga besok kalau ada lomba lagi, menang lagi dah..”
“ Amin,, eh ngomong ngomong itu buku apaan Sar??”, tanya Rafly.
“ Oh, ini. Ini album foto saat aku masih kecil Raf, ini peninggalan Bundaku dulu”.
“ Peninggalan.. Emangnya bundamu kemana??”
“ Mmmm,, sebenarnya, bundaku udah gak ada Raf gara-gara kecelakaan pesawat”, kataku sambil menangis.
“ Yaampun,, maaf ya Sar aku udah bikin kamu sedih lagi, ini tisyu buat kamu”
“ Makasih Raf.. Aku pulang duluan yaa.. daaa!!”
“ Ya, hati-hati..”
Malamnya
“ Bu’ ini aku dapat undangan buat konser di Singapura Bu’”, kataku sambil menyerahkan surat undangan kepada Ibuku.
“ Wah, bagus dong Sarah.. kamu bisa keluar negeri”
“ Iya bu’,, rencananya besok pagi akan segera berangkat dan berkumpul di sekolah lalu menuju bandara”
“ Oh,, ya sudah sekarang kamu kemas-kemas dulu supaya besok tidak tergesa gesa setelah itu kamu tidur agar besok tidak kesiangan!!”
“ Iya bu’, Sarah pergi ke kamar dulu ya bu’”
Karena besok berangkatnya agak siang, aku merencanakan untuk mengunjungi panti asuhan yang dulu aku pernah tinggali. Aku pun sudah menyiapkan beberapa oleh-oleh untuk teman-temanku. Lalu aku mulai mengemasi barang-barang dan membaringkan tubuhku diatas kasur yang empuk tersebut, aku pun tertidur pulas. Tiba-tiba saat waktu menunjukan pukul setengah empat pagi, aku bangun untuk solat subuh dan setelah solat saat aku melipat mukena aku merasakan suatu getaran dari lantai. Aku berlari keluar kamar dan memanggil ibu dan ayah.
“ Ya ampun,kok lantainya bergetar ya?? Jangan-jangan.............”
“ Ibuu....Ayahhh....... ada gempaaaa....................”
Aku segera membuka pintu dan saat itu ibu dan ayahku sedang turun dari tangga dan berlari menyusulku. Gempa itu terasa sangat lama dan sesaat setelah gempa berhenti ada kabar bahwa akan terjadi tsunami. Namun itu hanya isu saja. Aku sedih melihat rumah-rumah di sekelilingku yang telah rata dengan tanah. Aku pun ingat akan suatu hal yaitu panti asuhan. Aku berlari menuju panti asuhan karena jaraknya hanya dekat dari rumahku.
Saat aku melihat,, semua sudah rata dengan tanah. Lemari, meja, Al-quran telah tertimpa reruntuhan tembok. Aku melihat seseorang yang sedang di angkut dengan tubuh di selimuti warna merah. Setelah aku lihat dari dekat, ternyata orang itu adalah Lili sahabatku yang baik hati. Tak kuasa aku menahan air mataku ini. Aku pun menangis dan memegang tangan Lili. Aku mendengar kabar bahwa seluruh orang yang tinggal di panti asuhan ini meninggal kecuali ibu panti karena ia sedang menyapu halaman saat gempa terjadi.
“ Ya Tuhan,, takdir apalagi yang Engkau berikan kepadaku”
“ Lili........kamu jangan pergi Lili..kamu gak boleh tinggalin aku Li, kalau kamu pergi, udah gak ada lagi yang bisa menghibur aku, yang menemaniku saat aku sedih...Liliiiiiiii............jangan pergiiiii.......”, aku tak bisa berhenti menangis. Aku melihat teman-temanku yang lainnya telah tewas dengan sekujur tubuh yang di selimuti warna merah.
“ Rikaa, Nara, Shifa, Tika, Adit, Hanif.......... kenapa kalian pergiii, kalian jangan tinggalin aku jugaaa....aku gak punya teman lagi..aku gak punya sahabat yang setia lagi seperti kalian. Walaupun aku bertemu kalian hanya sebentar, bagiku itu adalah anugrah terindah yang pernah aku alami bersama kalian semua. Semoga amal kalian di terima di sisi Allah SWT. Kita akan bertemu lagii,,yah aku yakin kita pasti akan betemu kembali suatu saat nanti..”
“ Sarah...”, ibu panti memanggilku dan aku memeluknya.
“ Ibu,,,, ibu kenapa mereka harus pergi Bu’? Kenapa? Aku baru sebentar bersama mereka semua, aku ingin seperti dulu lagii bu”
“ Sarah, ini memang sudah takdir yang maha Kuasa. Kita doakan saja semoga amal mereka di terima di sisi-Nya”
Setelah beberapa minggu aku hidup tanpa sahabat-sahabatku dulu di panti asuhan, aku kembali menjalani hidup seperti biasanya. Namun aku tetap sedih karena harus kehilangan sahabat sahabatku dulu. Aku ingin melupakan kesedihan itu tapi aku tidak bisa. Suatu hari aku pergi ke panti asuhan. Setelah ku lihat panti itu kosong, yang ada hanyalah meja dan kursi yang biasa aku pakai untuk mengaji saat aku masih tinggal di sini. Aku berjalan menuju kursi tersebut sambil membawa gitar kesayanganku. Aku pun bernyanyi sambil mengenang masa-masa indah saat aku bersama mereka dulu terutama saat bersama Lili. Ditempat inilah aku biasanya curhat kepada Lili....
“ Ya Tuhan.... aku ingin mereka kembali bersamaku lagiii....”
***
PROFIL PENULIS
Nama : Lulu Aundhia A.
Sekolah : SMP N 1 Bantul
TTL : 3 Juli 1998
Fb : Lulu Aundhia
Sekolah : SMP N 1 Bantul
TTL : 3 Juli 1998
Fb : Lulu Aundhia
Baca juga Cerpen Sedih yang lainnya.