JADIKAN AKU BIDADARI SURGAMU
Karya Dinda Pelangi
Pagi yang cerah dihari minggu, rasanya sangat berbeda dari pagi-pagi sebelumnya yang selalu diguyur hujan dan awan kelabu. Alhamdulillah, pagi ini mentari kembali menyinari bulan setelah hampir tiga hari vakum bersinar. Hari ini aku tidak ada mata kuliah, dan kebetulan hanya ada satu acara untuk pergi ke salah satu daerah terpencil di kota Metropolitan bersama dua teman LDK-ku untuk mengajari para ibu yang sangat jarang mendapat siraman keagamaan. Sebelum berangkat, aku membereskan rumah kos ku yang ku tinggali dengan empat teman kampusku. Yaitu Teh Rini, Mbak Nana, Nisa dan Fatma. kebetulan hari ini adalah jadwalku untuk membersihkan rumah, sedangkan teman-temanku sudah pergi sejak pukul delapan pagi. Entahlah, apa yang ingin mereka kerjakan.
Sembari menyapu, ngepel, mencuci piring, aku mendengar lagu-lagu nasyid favoritku yang menanmbah semangatku dalam berjuang dijalanNya.
"Ketika yahudi-yahudi membantaimu
merah berkesimbah ditanah airmu
mewangi harum genangan darahmu
membebaskan bumi jihad Palestina. . . "
Sembari menyapu, ngepel, mencuci piring, aku mendengar lagu-lagu nasyid favoritku yang menanmbah semangatku dalam berjuang dijalanNya.
"Ketika yahudi-yahudi membantaimu
merah berkesimbah ditanah airmu
mewangi harum genangan darahmu
membebaskan bumi jihad Palestina. . . "
Terkadang akupun ikut terbawa dalam keindahan suara para munsyidnya, hingga aku ikut bernyanyi dan memecahklan kesunyian rumah kosku saat aku sedang sendiri.
jam pun terus berganti, tibalah adzan dzuhuh memanggil para umat islam untuk mengerjakan satu kewajibannya. Aku pun berwudhu dan melakukan ibadah shalat berjamaah dengan Teh Rini dan Teh Nana yang sudah tiba dirumh semenjak pukkul 12 siang tadi. Sesudah shalat, aku beranjak dari tempatku shalat dan bergegas mengganti baju. Aku pergi dengan yamaha mio yang ku beli dengan uang tabunganku sendiri.
Setibanya disana, para Ibu menyambutku dan teman-temanku dengan ramah dan sopan. Salah satu dari mereka pun mempersilahkan kami untuk masuk kerumahnya. Kami pun larut dalam nuansa islami dan kekeluargaan yang sangat kental.
~~~~~~~~~~
Hari terus berganti, kegiatan ku semakin padat saja. Karena aku diminta Akhy Huda yang bertugas sebagai ketua LDK memberikan amanah baru untukku. Yaitu untuk mengajari para anak yang berada dipenjara anak tentang agama, serta beberapa tugas lainnya.
"Ukhty Dinda, ada beberapa tugas baru untuk anty. Semoga anty bersedia." Beriotahunya dengan suara yang menyejukkah hatiku.
"astagfirullahgh" ucapku dalam hati.
~~~~~~~~~~
Waktu terasa terus berlalu, dua tahun sudah aku berkecimpung dalam indahnya berjuang dijalan Allah, Tapi jujur saja, aku belum puas akan perjuanganku ini. tapi ada hal yang teruys mengganjal hatiku. Begitu juga dengan Ummy dan Abah didesa. Setiap kali menelponku, mereka seringkali menanyaiku akan siapnya aku melenkapi separuh agamaku.
"Nduk, Ibu dan Bapakmu ini sudah tua. Umurmu sudah hampir 24 tahun. Lekaslah nduk menikah." pinta Ibu padaku.
Aku hanya bisa berkata bahwa "Allah belum memberinya padaku, doakan saja ya Bu.".
Tapi suatu hari, Ibu menelponku. ia berkata bahwa ada seorang kyai yang meminangku untuk cucunya yang katanya tinggal di Jakarta. Kata Ibu, pemuda itu juga kuliah sepertiku. ia bernama Rasyid, cucu dari Kyai Burhan yang sangat dihormati didesaku.
"Maaf nduk, Ibu harap kamu pikirkan baik baik ya. Insya Allah cucunya kyai Burhan cocok untukmu." harap Ibu
"Inggih bu, Dinda Istikharah dulu ya." sergah ku.
Aku bingung sekaligus bimbang dengan apa yang harus aku lakukan. setelah istikharah aku tertidur dan bermimpi membaca Surah Arrum."
Aku terbangun dari mimpiku dan bersyukur karena Allah telah ,memberikan petunjuknya padaku. Keesokan harinya, aku menelpon Ibu dan mengatakan kesediaanku untuk menikah. Ibu menangis mendengarkan pernyataanku, ia berkata bahwa cucu kyai Burhan juga bersedia untuk dinikahkan denganku.
" Ya Allah, semuanya ku serahkan pada kekuasaanMU" doaku
aku pulang kedesa, dan subhanallah ternyata cucu kyai Burhan adalah Akhy Huda, seorang ikhwan impianku.
Pernikahan kami diadakan dengan sederhana namun terasa begitu sakral.
"saya nikahkan dan kawinkau engkau, Muhammad Rsyid Alhuda bin Muhammad Alhabsyi dengan Dinda Azzahra Ramadhani binti Syamsul rahman dengan. . . ." ucap Abah dengan lantang.
"saya terima nikah dan kawinnya Dinnda Azzahra Ramadhani binti Syamsul Rahman dengan. . ." sahutnya lantang.
Subhanallah, aku telah menjadi isterinya, dan kurasakan butiran - butiran halus tlah membanjiri wajahku yang sangat bhagia.
" terimakasih Ya Allah, kau anugerahkan aku mujahidmu.
bimbinglah kami kejalan lurusmu" aamiin
PROFIL PENULIS
Nama : Hanida Ulfah Albanjary
Nama pena : Dinda Pelangi
Tanggal lahir : Banjarmasin, 01 Januari 1997
Facebook : Ukhty Dinda Pelangi
Nama : Hanida Ulfah Albanjary
Nama pena : Dinda Pelangi
Tanggal lahir : Banjarmasin, 01 Januari 1997
Facebook : Ukhty Dinda Pelangi
No. Urut : 1303
Tanggal Kirim : 20/10/2012 19:03:16
Tanggal Kirim : 20/10/2012 19:03:16
Baca juga Cerpen Islam yang lainnya.