Cerpen Ibu - Satu Minggu Sebelum Kematianku

SATU MINGGU SEBELUM KEMATIAN KU
Karya Triska Meiliyanti

Nama Riska Puji Rahayu,aku menggidap penyakit kangker otak setadium lanjut. Suatu ketika aku sedang bersama kakak ku yang bernama kak Riki. Ia adalah kakak yang paling aku sayanggi, karena ia selalu menemaniku saat aku senang maupun sedih. Suatu kali kakak ku datang ke kamar ku sambil membawakan kue coklt kesukaan ku.” Hay,rik sedang apa adikku yang manis ?”kakaku bertanya kepada ku,”ah kakak aku sedang duduk sambil melihat keluar ,kak”aku pun menjawab pertnyaan kakak ku,”kakak membawakan sesuatu untuk mu “,kata kakak ku sambil tersenyum ke arah ku,”apa yang kakak bawa?”kata dengan perasaaan ingin tahu,” kakak membaakan kue kesukaan mu”kakak ku menjawabnya sambil membuka kotak karton yag berisi kue kesukaan ku.”asikkk,kakak bawakan aku kue kesukaan ku!!”aku pun senang sekali saat aku melihat kakak ku menggeluarkan kue ke sukaan ku. 

Tapi semua kebahagiaan ku berrakir begitu saja karena tiba-tiba saja aku mimidan dan kakak ku tanpa basa basi menarik yannganku dan berlari ke bawah. Aku melihat ibuku yang ikut panik juga, aku melihat ibuku yang sangat sedih melihatku,tapi aku sudah tidak bisa melihat ibu dan kakak ku dengan jelas lagi dan semua nya langsung terlihat gelap dan menakutkan. Tapi dalam ke gelapan ku mendengar suara kakak dan ibu ku yang erus menanggis dan menggatakan “ka..,bertahan sebentar sayang ibu dan kakak sebentar lagi akan sampai di rumah sakit bertahan sebentar sayang” tapi tidak lama semua suara itu lenyap seketika. Tidak lama setelah itu aku merasa ada cahaya yang menyilaukan mata ku. Saat itu aku melihat kakak, ibu, dan ayahku,menanggis di depan ruang operasi,aku binggung harus bagaimana sampai akhirnya aku menyadari bahwa aku sedang menjalani operasi himgga sekitar satu jam kemudian seorang dokter keluar dari ruang operasi dengan keringat di dahinnya sambil berkata ”riska untuk sekarang ia masih dalam keadaan koma,banyak berdoa agak riska dapat kembali hidup seper semulannya”, dokter itu pun tersenyum tenang dan beranjak pergi. Aku pun melihat diriku maduk kedalam ruang perawatan intensif dan aku juga melihat keluarga ku menggis di samping ku sambil memegang tangan ku. 

Hingga tiba- tiba ada seorang perepuan yang menggajak ku keluar dan aku pun menggikutinya. Perempuan itu pun berkata “kau punya waktu 1minggu lagi untuk mengguapkan selamat tinggal kepada keluarga, sahabat,dan teman-teman mu,khususnya kepada keluargamu manfaat kan waktu ini sebaik baiknya”. Dan tiba-tiba aku terbangun dari koma ku aku lihat ayah ku berlari memanggil dokter sedang kan kakak dan ibu duduk di debelah ku sambil tersenyum ke arah ku. Tidak lama dokter datang dan memeriksa ku dan ia pun berkata ”untuk sekarang belum banyak yang dapat ia lakukan tapi mungkin esok ia sudah dapat duduk dan mengganti masker oksigennya dengan yang biasa”,dokter itu pun languns berbalik ke arah ku sambil tersenyum dan berkata “ cepat sembuh ya, jangan buat keluargamu sedih lagi”. Dokter itu pun langsung pergi dari ruangan ku. Tidak lama kemudiaan aku kembali teringat dengan perkataan perempuan dalam mimpi ku yang menggatkan “aku puna waktu satu minggu untuk menggucapkan selamat tinggal kepada keluar ga ku”. 

Keesokan harinnya kakak ku sedang duduk di sebelah ku aku pun langsung bertanya “ kak, mana kue yang kemari ?” kakak ku pun berbalik kepada ku sambil tersenyum dan mejawab pertanyaanku “kau masih ingin kue itu ?” aku pun langsung mengganguk tanda “ia”. Kakak ku pun langsung berdiri memegang kepala ku dambil berkata “ kakak akan beli dulu kau tetap di sini ya jangan kemana-mana “ aku pun langsung mengaguk lagi. 

Saat kakak ku pergi aku melis di buku harian ku “hari pertama,sisa waktu tinggal enam hari lagi” ku pun langsung berfikir agar aku memanfaatkan waktu sebaik mungkin. Tidak lama kemudian kakak ku dateng sambil membawa kotak karton yang berisi kue kesukaan ku “apa yang sedang kamu lakukan?”aku pun menjawab “ tidak ada, aku ga ngelakuin apa-apa kok selama kak pergi keluar beli kue” kakak ku pun menjawab “ bener ga bohong ?!” tanya kakak ku penasaran, aku pun menjawab “beneran kak ga bohong, udah ah mana kak kue pesenan ku” kakak ku pun tersenyum sambil membuka bungkus kue kesukaan ku. Kakak ku pun langsung memberikannya kepada ku “nih,makan abisin loh kakak udah mebeliin kamu sekarang tugas kamu cuman tinggal ngabisin aja !” aku pun tersenyum sambil menjawa ” ia kak aku tau cuman beliin kue kesukaan aku aja ga banga kakak “ aku pun ngelel :P ke hadapan kak ku. Kakak ku pun langsung mencubit pipiku sambil berkata “ dasar nyebelin adik ku yang satu ini ...”. aku pun tersenyum kehadapan kakak ku dan aku pun menoleh ke arah kaca sambil berfikir,”jika aku meninggal nanti aku ga akan bisa bercanda kaya gini sama kakak ku yang aku sayangi ini”. Ga lama kakak ku langsung menoleh kepada da ku daan menggoyangkan tubuh ku sambil betanya “ lagi mikirin apa adikku yang manis ?” aku pun langsung menoleh dan berkata “ hem..,ga lagi mikiri apa-apa memangnya kenapa kak?” kakak pun langsung tersenyun sambil memegang kepala ku dan berkata “ ga apa-apa cuman kan kata dokter kamu ga boleh banyak fikiran dulu ris”. 

Aku pun tersenyum ke arah kakak ku sambil berkata “ ia kak aku tau kok” di dalam hati ku aku berdoa “ ya tuhan semoga saat aku pergi nanti kakak ku tidak akan menangis sedih,dan tetap tersenyum seperti sekarang ini”. Ga lama ibu ku tiba-tiba dateng ke kamar ku sambil bilang “ lagi apa kalian ?:D” kakak ku pun menjawab sambil tersenyum “eh ibu dateng juga, kita galagi ngapa-ngapain kok bu” ibu ku langsung tersnyum sambil berkata “ oh,kirain kalian ngapain” ibuku pun tersenyum manis ke arah kakak ku dan aku, aku pun mrnjadi merasa sedih sekali karenajika, kelak aku meninggal nanti aku ga akan bisa ngeliat ibu tersenyum manis kepada ku seperti sekarang ini. Tiba-tiba ibu ku berkata “ sayang,apa kamu ga ngantuk? Ayo istirahat dulu kue nya ga akan sama ibu dimakan kok ibu bakalan taro di kulkas biar ga dimaknin semut”. Aku langsung tersenyum mengambill minum dan dengan di bantu oleh kakak kuaku pun kembali membarinkan tubuh ku dan kakak ku pun menggelusi kepala ku agar aku tertidur. Ga lama aku pun tertidur, dalam tidur ku aku sebenarnya takut aku tidak bisa bangun kembali menatap ayah,ibu dan kakak ku. 

Galama dari ketakutanku tiba-tiba perempuan yang memberitahu kalau hidup ku tinggal satu minggu lagi itu pun datang menghampiriku dan tersenyum kepada ku sambil berkata “manfaat kan lah satu minggu ini dengan baik jika kamu mau pergi katakan kamu mau pergi jika kamu bercerita kepada keluargamu berceritalah asalkan kau tidak memberu tahu keluargamu tentang hidupmu yang tinggal satu minggu lagi” aku pun langsungmenjawabnya “ jika kau tidaksenggaja membari tahukannya bagaimana ?” ia pun langsung menjawab”maka kaun kan meninggal pada saat itu juga”. Tiba-tiba aku terbangun dari tidurku yang saat itu sudah waktunya makan siang. Ibukun berbalik sambil berkata “kau sudah bangun?,baru saja ibu mau membangun kan mu untuk maksn siang.”.aku pun langsung tersenyum dan berkata “bu, kakak mana bu ?”ibu ku pun menjawab ” kakak sedang pergi keluar dulu sebentar, memangnya kenapa?” akupun langsung menjawab “aku ingin makan siang dengan ibu,ayah dan kakak bu..” ibu tertunduk dan langsung tersenyum sambil berkata “ ayah sibuk sayang,kakak mu juga sedang menemui kekasinya, mungkin saja kakak mu bakalan makan siang sama pacarnya sayang, jadi mendingan kita makan siang brdua aja ya sayang..?” ibu pun menjawabnya dengan ragu, sedih dan tersenyum kapada ku. Aku pun menjawab “ ya sudah kalau ayah dan kakak tidak bisa aku juga tidak mau makan sampai mereka mau makan siang dengan ku”. 

Mata ibu ku berubah menjadi merah dan binggung harus menjawab apa. Aku pun langsung berkata kepada ibuku “ bu.., bagamana kalau aku meninggal sekarang? bu..,apa ibu tetep bakal ngomong ayah dan kakak udah punya acara atau kerjaan sendiri-sendiri ?! “ aku menoleh ke arah ibu kuyang terlihat kaget mendengar aku berkata seperti itu.ibuku langsung menjawab dengan sedih “ sayang jangan berkata seperti itu ibu belum siap di tinggal kamu sayang “. Aku pun menjawab lagi dengan sinis dan menurutku itu kasar “ aku udah siap kok ninggalin ibu, ayah sama kakak,”. Ibuku pun langsung menaggis dan berkata “sayang ibu mohon jangan berkata seperti itu lagi ya sayang ?!, ibu mohon ,sekarang ibu bakalan nelfon ayah sama kakak buat makan sing bareng sama kita”. Aku pun hanya tersenyum dan di dalam hati ku aku memintamaaf kepeda ibuku karena krlak jika aku maninggal nanti aku ga akan bisa makan sama keluarga ku lagi,maaffin aku bu,aku minta maaf. Ga lama aku ngedenger ibu ku menelfon ayah ku sambil menangis memohon terdengar dari suarannya ibu ku sempat tidak mau memberi tau apa yang aku kata kan tapi akhirnya ibu ku pun memberi tahukannya kepada ayah dan kakak ku, yang membuat ayah dan kakak ku segera datang ke rumah sakit karena ayah dan kakak ku takut kalau perkataan riska akan terjadi dan hari -hari sebelumnya hanya menjadi salam perpisahan saja di antara mereka. 

Ga lama karena ayah dan kakak ku lama banget datengnya akhirnya aku malah ketiduran lagi dan enta kenapa kalau ibu malah berfikir kalau aku benar-benar meninggal, aku dengar ibuku menelfon ayah dan kakak ku sambil menanggis keta kutan. Sesampainya ayah dan kakaku aku mendengar ayah dan kakak ku karena terlalu ketakutan dan aku pun langsung di peluk oleh kakak ku yang benar-benar sedih, dan disaat itulah aku tau bagaimana jadinya kalau aku benar benar meninggal. Aku pun langsung terbangun dan ku pun berkata “ kakak, kakak kenapa menagis ? sekali pun aku meninggal sekarang aku pasti akan berpamitan dulu dengan kakak dengan kakak dan yang lainnya kak”. Kakak ku pun langsung mejawab sambil berteriak dengan keras “sampai kapan pun kau tidak boleh meninggal kakak dan lain ris, sampai kapanpun, sekali pun kau akan meninggalkan kakak kau harus membawa kakak ibu dan ayah, kau mendegar kakak kan “. Karena aku kaget dan sedih juga mendengar kakak ku berkata begitu aku pun langsung mengangkat tangan ku ke dada kakak ku sambil mengaguk. Dari hari itu aku lewati hari hari ku selalu bersama ayah dan kakak apa pun yang aku inginkan aku pasti ayah ,ibu, dan kakak pasti mengabulkannya. Dan keesokan harinnya aku tau hari ini adalah hari terakhirku rasannya aku sedih sekali karena hari ini adalah hariterakhirku menatap ayah.ibu,dan kakak ku yang aku sayang. 

Aku pun menggambil buku harian ku dan menulis “ini hari terakhirku selamat tinggal semua maafkan semua kesalahan ku selama aku hidup di dunai ini terutama untuk ayah, ibu dan kakak yang aku sangat sayangi selamat tinggal ayah,ibu,dan kakak maaf kan kesalahan ku selama aku hidup di dunia ini, sekali lagi maafkan aku ayah,ibu,dan kakak. Jika aku meninggal nanti aku ga mau lihat ayah,ibu dan kakak menaggis hanya karena aku meninggalkan ayah, ibu dan kakak. Ayah, ibu,kakak aku sangat menyayangi kalian maaf aku Harus pergi lebih dahulu dari kalian semua. Salam sayang dari riska ayah,ibu,kakak. Riska bahagia jadi bagian dari keluarga ayah dan ibu riska sayang sama ayah dan ibu selamat tinggal ayah ibu aku menyayangi kalian semua termasuk kakak =*.”. ga lama aya ku masuk dan memeluku sambil bertanya “ apa yang sedang kau fikirkan” sambil tersenyum aku menjawab “ tidak ada, tidak ada yang kufikirkan, kalau ayah apa yang sedang ayah pikirkan “ayah sedang berpikir membawamu jalan-jalan dangan yang lain”. Aku pun langsung tersenyum. Didalam hati aku berkata ayah jika saja aku bisa pasti aku akun menjawab,” ayo ayah kita mau pergi kemana?” tapi sayang aku ga bisa, dan galama perempuan yang selama ini mengawasiku pun datang sambilberkata “ hidup tinggal hitungan jam, cepatlah ucapkan selamat tinngal sebelum kau menyesal”, perempuan itu pun tersenyum kepada ku aku pun membalas senyumannya. 

Ga lama tiba-tiba kakak dan ibu ku masuk saat itu lah aku berpamitan dengan meminta ayah ibu dan kakak ku memelukku ga lama aku pun mimisan dan mrmbuat keluar ga semuannya panik kecuali aku yan sudah tau hiduo ku tinggal hitungan jari lagi. Dokter pun datang dan memberhentikan mimisan ku dan disaat itulah aku berkata kepada ayah,ibu dan kakak ku “ayah,ibu aku menyayang kalian, aku sangat menyayangi kalian”, sambil menaggis aku menggatakan itu dan ayah ku pun menjawabnya dengan suara yang sangat sedih “ ayah, ibu,dan kakak juga menyayangi riska”. Dan aku pun tersenyum sambil menangis dan tidak lama perempuan itu tersenyum dan menarik ku dan saat itulah aku pun meninggal. Aku melihat ayah ibu dan kakak ku menagis sangat sangat sedih. Perempuan itu pun berkata “ kau sudah melakukan hal-hal yang baik selama satu minggu ini” sambil tersenyum ia berkata seperti itu dan aku pun di ajak pergi oleh perempuan itu denagan berat hati aku meninggalkan keluarga ku yang amat ku cintai itu dengan tersenyum iklasa. 

Dua hari kemudian aku dmakam kan tepat di sebela makam kakak ku yang perempuan yang meninggal karena kecelakaan. Setelah aku meninggal keluarga ku pun akhirnya tau catatan harian ku selama satu minggu sebelum aku meninggal,dan dari stu lah keluarga ku jdi berubah menjadi lebih baik dan bahkan keluarga ku mendapat kan seorang anak perempian lagi. Dan berakhirlah semua cerita ku. Dan dimulailah kehidupan yang baru pada keluarga ku yang sangat aku cintai dengan hadirnya anak adik perempuan ku yang bernama Rina Anjani Putri.

#TAMAT#

PROFIL PENULIS
Nama : Triska Meiliyanti
Umur :13 Tahun
TTL : Cimaha Selatan, 12 Mmei 1999
Add facebook : triskameiliyanti@gmail.com
Share & Like