MY LOVE FOR CINTA
Karya Najla Putri Mawaddah
Karya Najla Putri Mawaddah
Setetes kebencian di dalam hati, pasti akan membuahkan penderitaan. tapi setetes cinta di dalam relung hati, akan membuahkan kebahagiaan sejati. Saat ini Cinta termenung sambil memerhatikan boneka teddy bear yang dibelikan oleh Bimo. Cinta bingung, kenapa Bimo membelikannya boneka ini. Apalagi boneka teddy bear ini, boneka kesukaannya. Cinta bahagia, sebab ia dibelikan boneka yang ia suka. Padahal ia tidak meminta Bimo untuk membelikannya. Hubungannya dengan Bimo kini makin dekat. Cinta nyaman bersama Bimo. Tapi baginya, itu semua tidak mungkin. Cinta tau siapa Bimo. Bimo adalah saudara kembarnya Bima. Dan Bima adalah musuhnya. Bima pasti akan marah besar dengan Cinta, karena ia dekat dengan saudara kembarnya. Cinta menyadari itu. Tapi setiap Cinta menghindari Bimo, Bimo selalu mencarinya. Pertemuannya dengan Bimo pun tanpa di sengaja. Ia bertemu dengan Bimo disaat Bimo sedang dipukuli oleh para preman yang sedang memalaknya, waktu pulang sekolah. Dan kebetulan Cinta yang menolongnya dengan cara memukuli para preman itu dengan kayu, hingga para preman itu, lari terbirit-birit. Selama di sekolah, Cinta tidak pernah mengenal Bimo yang jelas-jelas adalah saudara Bima.
Cinta pun tak menyangka bahwa pertemuannya dengan Bimo ini adalah awal kedekatan mereka. Cinta pun bingung antara Bimo dan Bima. Bimo mempunyai sikap yang membuat Cinta kagum. Bimo itu orangnya lembut, Pintar, dan keren. Sedangkan Bima, dia orang yang kasar dan pintar, tapi wajahnya tidak sebanding dengan Bimo. Cinta bingung dengan perasaannya dengan Bimo. Sepulang dari membeli boneka teddy bear, Bimo menembaknya. Kalau boleh jujur, Cinta bahagia dan ingin menerimanya. Tapi, bagaimana dengan Bima? Cinta yakin rasa benci Bima akan semakin besar, melebihi seisi di dunia ini. Cinta akhirnya memilih untuk tidur terlebih dahulu, sebab ia yakin ia akan menemukan jawabannya nanti.
***
Sampai di gerbang sekolah, tiba-tiba Bima menarik tangan Cinta. Dengan kasar Bima menyeret Cinta dan memasuki Cinta ke dalam mobilnya. Tidak lama kemudian, mobil Bima langsung meluncur meninggalkan sekolah dengan sangat kencang.
"Lo gila ya? Kalau bawa mobil jangan ngebut-ngebut bisa gak? Lo itu hanya bikin gue jantungan tau!" Cinta marah-marah. Bibirnya pun maju lima senti.
"Gue gak suka lo dekat-dekat dengan saudara kembar gue! Dengar ya, gue gak sudi Bimo jadian ma lo! Lo harus jauhin Bimo!" Kata Bima to the point dengan tekanan tinggi.
"Bima… tau dari mana lo, kalau gue dan Bimo itu saling suka? Dengar baik-baik ya, gue itu belum menerima cintanya Bimo. Dan sekarang, gue akan menjawabnya." Terang Cinta.
"Apa jawaban lo?" Tanya Bima masih dengan nada tinggi.
"Gu… e… gu… " Cinta tiba-tiba gugup.
"Gue menerima cintanya Bimo? Itu jawaban lo?" Ucap Bima to the point.
Tatapannya diselimuti amarah. Cinta terkesiap dengan perkataan Bima. Ia diam, tapi tak lama ia pun angkat suara.
"Sotoy banget lo! Lagi pula gak ada urusannya sama lo!" Sembur Cinta ke Bima.
"Tentu ada urusannya sama gue. Bimo itu saudara kembar gue. Dan gue gak akan rela Bimo bersama lo! Ngerti lo! Dan gue minta lo harus pergi jauh-jauh dari kehidupan Bimo. Gue gak mau kejadian setahun lalu menimpa sama saudara kembar gue. Lo itu pembawa sial! Dan gue gak mau Bimo menderita. Lo harus jauhin Bimo. Kalau perlu, lo pergi untuk selama-lamanya." Mata Bima menatap Cinta tajam lurus-lurus. Matanya di penuhi amarah. Cinta terkejut dengan ucapan Bima. Pikirannya pun melayang ke insiden setahun yang lalu. Peristiwa yang membuat Bima sangat membenci dirinya. Tak lama kemudian, Cinta segera keluar dari mobil dan berlari sekuat tenaga. Sedangkan Bima, tersenyum penuh kemenangan.
***
Menghindari Bimo, ternyata tidak semudah yang dibayangkan Cinta. Dalam setiap kesempatan, Bimo pasti dapat menemuinya. Padahal ia sengaja datang pagi-pagi ke sekolah, semata-mata untuk menghindari Bimo. Tapi tak di sangka, Bimo juga datang pagi-pagi. Disaat Cinta tidak mempedulikan Bimo yang sudah ada di depan matanya, Cinta main pergi saja tidak menyapa atau tersenyum pada Bimo yang menatapnya dengan pandangan bingung. Cinta datang dengan mata sembab seperti habis menangis. Tiba-tiba Bimo mendekap Cinta dalam pelukannya. Cinta menitikkan air mata didalam pelukannya Bimo.
"Lo kemarin kemana aja sih? Gue tuh nyariin lo. Gue… gu… e… menunggu jawaban lo!" Terang Bimo berhati-hati.
Disaat Cinta ingin berbicara, tiba-tiba Bima melihatnya dengan Bimo dari kejauhan dengan tatapan sinis. Tangannya dilipat di dada. Bima berbicara dengan bahasa isyarat bahwa dia ingin Cinta menolak permintaan Bimo yang ingin jadi pacarnya. Bagi Cinta saat inilah ia melakukan aksinya. Cinta melepaskan pelukan Bimo dengan kasar.
"Lo mau tau jawaban gue apa? GUE GAK MAU JADI PACAR LO! Dan gue mohon sama lo, lo harus pergi jauh-jauh dari hidup gue. Semenjak kemunculan lo di hidup gue, gue tuh menderita. Dan gue mohon, jauhin gue. Anggap saja lo gak pernah kenal dengan yang namanya CINTA. Udah deh mendingan sekarang lo pergi dan jangan pernah ganggu hidup gue lagi. Ngerti lo?" Ucap Cinta dengan penuh emosi. Mendengar perkataan Cinta, Bimo kaget bukan main. Ia tak menyangka Cinta akan berbicara seperti itu. Bimo tersenyum getir.
"Cin… mungkin lo benar. gue hanya menambah beban buat lo. Tapi satu hal yang harus lo tau, HATI GUE CUMA HANYA UNTUK LO. DAN SETERUSNYA CINTA INI HANYA UNTUK SEORANG CEWEK BERNAMA CINTA." Ucap Bimo sambil menahan luka yang tertoreh di hatinya. Ia memberikan tekanan di setiap kata-katanya, sehingga membuat Cinta terkesiap dengan pengakuannya. Bima yang mendengar pengakuan saudara kembarnya itu pun kaget bukan main. Ia tak menyangka bahwa saudara kembarnya itu sangat mencintai Cinta, yang jelas-jelas notabenya sebagai musuhnya. Cinta tak kuat mendengarnya. Ia ingin pergi dari situ. Tapi, sebelum itu, ia mengembalikan boneka yang pernah dibelikan Bimo untuknya. Lalu ia berlari meninggalkan Bimo.
"Gue akan selalu mencintai lo, Cinta! Cinta gue hanya untuk lo!" Bimo teriak. Sehingga Cinta dapat mendengarkannya dengan jelas. Hatinya makin gerimis ia lari sekencang-kencangnya.
"Gue juga cinta sama lo, Bimo! Lo yang selama ini membuat gue nyaman." Jerit Cinta dalam hati. Ia menangis sejadi-jadinya.
***
Tepat seminggu sudah, Cinta dan Bimo tidak pernah bertemu lagi. Mereka jalani hari-harinya dengan wajah murung yang di balut luka. Bimo telah menjauhi Cinta dan melupakan Cinta. Itulah anggapan Cinta selama ini. Padahal anggapan itu salah besar. Penolakan Cinta benar-benar membuat Bimo menjadi orang yang pendiam dan murung. Cinta pernah didatangi oleh sahabatnya Bimo yang bernama Aril. Katanya Bimo benar-benar menderita. Ia tidak ceria seperti dulu. Sekarang Bimo sudah menjadi orang yang pendiam dan murung. Tentu saja itu semua membuat Cinta sedih dan merasa bersalah. Sejujurnya ia ingin bertemu Bimo dan memeluknya erat-erat lalu mengucapkn GUE CINTA SAMA LO BIMO. Ingin ia berkata seperti itu. Tapi ia teringat akan ancaman Bima yang jelas-jelas tidak merestui cinta Bimo dengan dirinya. Ia hanya pasrah. Ia serahkan semuanya pada waktu. Biar waktu yang menjawabnya.
***
Sepulangnya dari sekolah, Cinta ingin pergi ke sebuah danau. Ia ingin mengingat masa-masa disaat ia dan Bimo bersama-sama bermain di danau. Ketika ia sedang berjalan, tiba-tiba ia melihat sosok Bima sedang berjalan ingin menyebrang. Dan disaat menyebrang, Mata Cinta melihat ke sebuah mobil yang ugal-ugallan. Tanpa disangka mobil itu oleng dan akan menabrak Bima. Cinta langsung berlari menyelamatkan Bima.
"BIMAAA AWASSS!!!" Jerit Cinta. Refleks ia mendorong Bima dan membiarkan dirinya tertabrak mobil ugal-ugallan itu. Sekejab kemudian, Cinta merasakan tubuhnya melayang dan terbanting keras. Untuk kemudian semuannya mendadak gelap.
"CINTAAA!!!" Jerit Bima terkejut dan kaget dengan apa yang dilihatnya. Tanpa disuruh air matannya tiba-tiba turun.
***
Cinta membuka matanya perlahan-lahan. Bayangannya masih terlihat samar, dan tak lama bayangan itu menjadi jelas. Di ruangan ini ia dapati Bimo yang sedang memegang tangannya dengan lembut dan ada Bima di belakang Bimo. Cinta menyapu ke sekeliling ruangan. Ia langsung mengambil kesimpulan bahwa dirinya berada di Rumah Sakit. Dahinya pun di perban.
"Akhirnya lo sadar juga, Cin! Gue sangat khawatir sama lo!" Lirih suara Bimo sambil mengelus-ngelus rambut Cinta.
"Gue kenapa?" Tanya Cinta.
"Lo tadi kecelakaan, Cin! Gue berterima kasih sama lo, karena lo udah nyelamatin gue. Gue itu buta, tolol, dan bego. Kenapa gue gak menyadari kalau lo itu baik banget. Gue sekarang udah ngelupain insiden setahun yang lalu. Dimana waktu lo dan Tiara kecelakaan. Gue salah karena gue udah nyalahin lo. Seharusnya gue berterima kasih sama lo, karena lo udah menemani Tiara disaat yang terakhir kalinya. Gue minta maaf sama lo, Cin! Maaffin gue. Maaf. Dan saat ini juga, gue ingin berteman dengan lo." Ucap Bima bersungguh-sungguh dengan nada penyesalan. Cinta tersenyum, lalu memegang tangan Bima.
"Gue udah maaffin lo, sebelum lo minta maaf ke gue. Udahlah, Bima… lo gak usah merasa bersalah gitu sama gue. Masa lalu itu biarlah berlalu. Lebih baik, kita membuka lembaran baru lagi. Gue mau jadi teman lo lagi." Ucap Cinta sambil tersenyum. Bimo dan Bima pun tersenyum.
"Sudah saatnya gue mempersatukan cinta lo dengan Bimo." Bima meraih tangan Bimo, lalu menyatukan tangannya dengan Cinta. "Gara-gara keegoisan gue, lo berdua menderita. Maka saat ini juga, gue ingin menyatukan cinta kalian berdua. Gue merestui hubungan kalian." Ucap Bima tulus.
Bimo tiba-tiba memeluk Cinta dengan lembut dan erat. Seakan-akan ia tidak ingin kehilangannya lagi. Cinta membalas pelukan Bimo dengan sangat erat pula. Bima tersenyum bahagia begitu pun dengan dirinya juga Bimo. Lalu Bimo membisikkan sesuatu ditelingannya.
"My Love For Love." Wajah Cinta tiba-tiba berubah warna seperti tomat. Menyadari itu, Bimo dan Bima tertawa.
***
***
Sampai di gerbang sekolah, tiba-tiba Bima menarik tangan Cinta. Dengan kasar Bima menyeret Cinta dan memasuki Cinta ke dalam mobilnya. Tidak lama kemudian, mobil Bima langsung meluncur meninggalkan sekolah dengan sangat kencang.
"Lo gila ya? Kalau bawa mobil jangan ngebut-ngebut bisa gak? Lo itu hanya bikin gue jantungan tau!" Cinta marah-marah. Bibirnya pun maju lima senti.
"Gue gak suka lo dekat-dekat dengan saudara kembar gue! Dengar ya, gue gak sudi Bimo jadian ma lo! Lo harus jauhin Bimo!" Kata Bima to the point dengan tekanan tinggi.
"Bima… tau dari mana lo, kalau gue dan Bimo itu saling suka? Dengar baik-baik ya, gue itu belum menerima cintanya Bimo. Dan sekarang, gue akan menjawabnya." Terang Cinta.
"Apa jawaban lo?" Tanya Bima masih dengan nada tinggi.
"Gu… e… gu… " Cinta tiba-tiba gugup.
"Gue menerima cintanya Bimo? Itu jawaban lo?" Ucap Bima to the point.
Tatapannya diselimuti amarah. Cinta terkesiap dengan perkataan Bima. Ia diam, tapi tak lama ia pun angkat suara.
"Sotoy banget lo! Lagi pula gak ada urusannya sama lo!" Sembur Cinta ke Bima.
"Tentu ada urusannya sama gue. Bimo itu saudara kembar gue. Dan gue gak akan rela Bimo bersama lo! Ngerti lo! Dan gue minta lo harus pergi jauh-jauh dari kehidupan Bimo. Gue gak mau kejadian setahun lalu menimpa sama saudara kembar gue. Lo itu pembawa sial! Dan gue gak mau Bimo menderita. Lo harus jauhin Bimo. Kalau perlu, lo pergi untuk selama-lamanya." Mata Bima menatap Cinta tajam lurus-lurus. Matanya di penuhi amarah. Cinta terkejut dengan ucapan Bima. Pikirannya pun melayang ke insiden setahun yang lalu. Peristiwa yang membuat Bima sangat membenci dirinya. Tak lama kemudian, Cinta segera keluar dari mobil dan berlari sekuat tenaga. Sedangkan Bima, tersenyum penuh kemenangan.
***
Menghindari Bimo, ternyata tidak semudah yang dibayangkan Cinta. Dalam setiap kesempatan, Bimo pasti dapat menemuinya. Padahal ia sengaja datang pagi-pagi ke sekolah, semata-mata untuk menghindari Bimo. Tapi tak di sangka, Bimo juga datang pagi-pagi. Disaat Cinta tidak mempedulikan Bimo yang sudah ada di depan matanya, Cinta main pergi saja tidak menyapa atau tersenyum pada Bimo yang menatapnya dengan pandangan bingung. Cinta datang dengan mata sembab seperti habis menangis. Tiba-tiba Bimo mendekap Cinta dalam pelukannya. Cinta menitikkan air mata didalam pelukannya Bimo.
"Lo kemarin kemana aja sih? Gue tuh nyariin lo. Gue… gu… e… menunggu jawaban lo!" Terang Bimo berhati-hati.
Disaat Cinta ingin berbicara, tiba-tiba Bima melihatnya dengan Bimo dari kejauhan dengan tatapan sinis. Tangannya dilipat di dada. Bima berbicara dengan bahasa isyarat bahwa dia ingin Cinta menolak permintaan Bimo yang ingin jadi pacarnya. Bagi Cinta saat inilah ia melakukan aksinya. Cinta melepaskan pelukan Bimo dengan kasar.
"Lo mau tau jawaban gue apa? GUE GAK MAU JADI PACAR LO! Dan gue mohon sama lo, lo harus pergi jauh-jauh dari hidup gue. Semenjak kemunculan lo di hidup gue, gue tuh menderita. Dan gue mohon, jauhin gue. Anggap saja lo gak pernah kenal dengan yang namanya CINTA. Udah deh mendingan sekarang lo pergi dan jangan pernah ganggu hidup gue lagi. Ngerti lo?" Ucap Cinta dengan penuh emosi. Mendengar perkataan Cinta, Bimo kaget bukan main. Ia tak menyangka Cinta akan berbicara seperti itu. Bimo tersenyum getir.
"Cin… mungkin lo benar. gue hanya menambah beban buat lo. Tapi satu hal yang harus lo tau, HATI GUE CUMA HANYA UNTUK LO. DAN SETERUSNYA CINTA INI HANYA UNTUK SEORANG CEWEK BERNAMA CINTA." Ucap Bimo sambil menahan luka yang tertoreh di hatinya. Ia memberikan tekanan di setiap kata-katanya, sehingga membuat Cinta terkesiap dengan pengakuannya. Bima yang mendengar pengakuan saudara kembarnya itu pun kaget bukan main. Ia tak menyangka bahwa saudara kembarnya itu sangat mencintai Cinta, yang jelas-jelas notabenya sebagai musuhnya. Cinta tak kuat mendengarnya. Ia ingin pergi dari situ. Tapi, sebelum itu, ia mengembalikan boneka yang pernah dibelikan Bimo untuknya. Lalu ia berlari meninggalkan Bimo.
"Gue akan selalu mencintai lo, Cinta! Cinta gue hanya untuk lo!" Bimo teriak. Sehingga Cinta dapat mendengarkannya dengan jelas. Hatinya makin gerimis ia lari sekencang-kencangnya.
"Gue juga cinta sama lo, Bimo! Lo yang selama ini membuat gue nyaman." Jerit Cinta dalam hati. Ia menangis sejadi-jadinya.
***
Tepat seminggu sudah, Cinta dan Bimo tidak pernah bertemu lagi. Mereka jalani hari-harinya dengan wajah murung yang di balut luka. Bimo telah menjauhi Cinta dan melupakan Cinta. Itulah anggapan Cinta selama ini. Padahal anggapan itu salah besar. Penolakan Cinta benar-benar membuat Bimo menjadi orang yang pendiam dan murung. Cinta pernah didatangi oleh sahabatnya Bimo yang bernama Aril. Katanya Bimo benar-benar menderita. Ia tidak ceria seperti dulu. Sekarang Bimo sudah menjadi orang yang pendiam dan murung. Tentu saja itu semua membuat Cinta sedih dan merasa bersalah. Sejujurnya ia ingin bertemu Bimo dan memeluknya erat-erat lalu mengucapkn GUE CINTA SAMA LO BIMO. Ingin ia berkata seperti itu. Tapi ia teringat akan ancaman Bima yang jelas-jelas tidak merestui cinta Bimo dengan dirinya. Ia hanya pasrah. Ia serahkan semuanya pada waktu. Biar waktu yang menjawabnya.
***
Sepulangnya dari sekolah, Cinta ingin pergi ke sebuah danau. Ia ingin mengingat masa-masa disaat ia dan Bimo bersama-sama bermain di danau. Ketika ia sedang berjalan, tiba-tiba ia melihat sosok Bima sedang berjalan ingin menyebrang. Dan disaat menyebrang, Mata Cinta melihat ke sebuah mobil yang ugal-ugallan. Tanpa disangka mobil itu oleng dan akan menabrak Bima. Cinta langsung berlari menyelamatkan Bima.
"BIMAAA AWASSS!!!" Jerit Cinta. Refleks ia mendorong Bima dan membiarkan dirinya tertabrak mobil ugal-ugallan itu. Sekejab kemudian, Cinta merasakan tubuhnya melayang dan terbanting keras. Untuk kemudian semuannya mendadak gelap.
"CINTAAA!!!" Jerit Bima terkejut dan kaget dengan apa yang dilihatnya. Tanpa disuruh air matannya tiba-tiba turun.
***
Cinta membuka matanya perlahan-lahan. Bayangannya masih terlihat samar, dan tak lama bayangan itu menjadi jelas. Di ruangan ini ia dapati Bimo yang sedang memegang tangannya dengan lembut dan ada Bima di belakang Bimo. Cinta menyapu ke sekeliling ruangan. Ia langsung mengambil kesimpulan bahwa dirinya berada di Rumah Sakit. Dahinya pun di perban.
"Akhirnya lo sadar juga, Cin! Gue sangat khawatir sama lo!" Lirih suara Bimo sambil mengelus-ngelus rambut Cinta.
"Gue kenapa?" Tanya Cinta.
"Lo tadi kecelakaan, Cin! Gue berterima kasih sama lo, karena lo udah nyelamatin gue. Gue itu buta, tolol, dan bego. Kenapa gue gak menyadari kalau lo itu baik banget. Gue sekarang udah ngelupain insiden setahun yang lalu. Dimana waktu lo dan Tiara kecelakaan. Gue salah karena gue udah nyalahin lo. Seharusnya gue berterima kasih sama lo, karena lo udah menemani Tiara disaat yang terakhir kalinya. Gue minta maaf sama lo, Cin! Maaffin gue. Maaf. Dan saat ini juga, gue ingin berteman dengan lo." Ucap Bima bersungguh-sungguh dengan nada penyesalan. Cinta tersenyum, lalu memegang tangan Bima.
"Gue udah maaffin lo, sebelum lo minta maaf ke gue. Udahlah, Bima… lo gak usah merasa bersalah gitu sama gue. Masa lalu itu biarlah berlalu. Lebih baik, kita membuka lembaran baru lagi. Gue mau jadi teman lo lagi." Ucap Cinta sambil tersenyum. Bimo dan Bima pun tersenyum.
"Sudah saatnya gue mempersatukan cinta lo dengan Bimo." Bima meraih tangan Bimo, lalu menyatukan tangannya dengan Cinta. "Gara-gara keegoisan gue, lo berdua menderita. Maka saat ini juga, gue ingin menyatukan cinta kalian berdua. Gue merestui hubungan kalian." Ucap Bima tulus.
Bimo tiba-tiba memeluk Cinta dengan lembut dan erat. Seakan-akan ia tidak ingin kehilangannya lagi. Cinta membalas pelukan Bimo dengan sangat erat pula. Bima tersenyum bahagia begitu pun dengan dirinya juga Bimo. Lalu Bimo membisikkan sesuatu ditelingannya.
"My Love For Love." Wajah Cinta tiba-tiba berubah warna seperti tomat. Menyadari itu, Bimo dan Bima tertawa.
***
PROFIL PENULIS
Najla Putri Mawaddah. Lahir di Tangerang, 31 Januari 1996. Hobbynya 5M. Menulis, Menyanyi, Membaca, Menari, dan Main Komputer. Bersekolah di sebuah pondok pesantren putri, yakni. Pondok Pesantren Modern Al-Mizan Putri Cikole-Pandeglang. Selama ini,hanya mempublikasikan karyanya lewat mizan post, majalah mizan, dan jaringan sosial. ia berharap, kamu kamu semua menyukai dan senang membaca karyanya. bukan hanya untuk hiburan, melainkan juga memaknai apa yang tersirat dari karyanya. bagi yang mau berkomunikasi, yuk mampir di facebook dan twitternya. nih alamatnya story_najlapm@hotmail.com
Baca juga Cerpen Cinta yang lainnya.